Padang  

Pasar Lubuk Buaya Padang Ditertibkan, Pedagang Diminta Naik ke Lantai 2

Pasar Lubuk Buaya Padang Ditertibkan, Pedagang Diminta Naik ke Lantai 2 – Dok. Humas Satpol PP Kota Padang

Salingka Media – Kalau kamu sempat melintasi kawasan Pasar Lubuk Buaya di Padang, Selasa pagi itu (22 April 2025), mungkin akan melihat pemandangan yang tak biasa. Sejumlah personel Satpol PP tampak sibuk menertibkan para pedagang yang masih nekat menggelar lapak di trotoar dan badan jalan. Trotoar yang mestinya jadi ruang pejalan kaki, berubah jadi jalur belanja instan, tapi tak sesuai aturan.

Dipimpin langsung oleh Okta Purama, Kasi Kerja Sama Pol PP Kota Padang, penertiban ini bukan sekadar aksi sapu bersih. Ada dialog, ada imbauan, dan tentu saja, ada harapan besar di baliknya. Para pedagang yang masih bertahan di luar area resmi diingatkan secara persuasif untuk naik ke lantai dua pasar, tempat yang sebenarnya sudah disiapkan sebagai lokasi jual-beli yang lebih tertib dan aman.

Baca Juga :  Wako Hendri Septa Puji Kinerja Pasukan Oranye Kota Padang
Pasar Lubuk Buaya Padang Ditertibkan, Pedagang Diminta Naik ke Lantai 2
Pasar Lubuk Buaya Padang Ditertibkan, Pedagang Diminta Naik ke Lantai 2

“Bukan cuma soal peraturan, ini soal kenyamanan bersama,” begitu kira-kira pesan tak langsung dari Chandra Eka Putra, Kepala Satpol PP Padang. Ia menyebut bahwa langkah ini diambil berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2025. Tapi tentu saja, jauh lebih dari sekadar penegakan aturan, penertiban ini dimaksudkan untuk menghadirkan wajah baru Pasar Lubuk Buaya: lebih bersih, lebih rapi, dan lebih ramah bagi siapa saja yang datang untuk berbelanja.

Dalam obrolannya dengan media, Chandra juga menyampaikan harapannya. “Pasar ini bisa jadi contoh. Tertib, nyaman, dan menyenangkan,” ujarnya, dengan nada yang lebih mengajak daripada menghakimi. Ya, siapa pun tahu, membangun budaya tertib memang butuh waktu dan kesabaran. Dan itu semua dimulai dari langkah-langkah kecil seperti ini.

Baca Juga :  Atasi Persoalan Sampah Pemko Padang Terima Dukungan dari CCF Norwegia dan UBH

Sebagian pedagang mengaku sebenarnya sudah tahu kalau seharusnya mereka tak berjualan di trotoar. Tapi, apa daya—“Lebih ramai di bawah,” kata mereka sambil tersenyum canggung. Ini jadi bukti bahwa pendekatan humanis memang tetap dibutuhkan, sekeras apa pun aturannya.

Tinggalkan Balasan