Salingka Media – Dunia pendidikan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tiba-tiba digemparkan oleh sebuah insiden yang menggemparkan dan memilukan. Bagaimana tidak, seorang siswi yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) mendadak melahirkan di dalam area sekolah, tepatnya di sebuah ruang kelas yang sedang kosong. Peristiwa yang terjadi pada Selasa (28/10) sekitar pukul 09.00 WIB ini sontak membuat lingkungan sekolah heboh. Siswi tersebut, yang kemudian diketahui merupakan korban pemerkosaan oleh kerabat terdekatnya, berhasil melahirkan seorang bayi perempuan.
Kisah Bunga (bukan nama sebenarnya), siswi kelas 10 di salah satu SMA di Kecamatan Lengayang ini, sebelumnya sama sekali tidak terendus oleh teman-teman, guru, bahkan keluarganya sendiri. Kehamilan yang disembunyikan rapat-rapat ini menjadi misteri besar bagi semua orang. Korban saat itu meminta izin kepada guru karena merasakan sakit perut yang tak tertahankan. Bersama dua orang temannya, Bunga mencari ruang kelas lain yang kosong. Saat itulah ketuban pecah dan proses persalinan terjadi, dibantu oleh kedua temannya yang ikut menemani. Postur tubuh Bunga yang memang agak berisi membuat kehamilannya tidak terdeteksi sehingga ia berhasil menyembunyikan penderitaannya sebagai korban pemerkosaan selama berbulan-bulan.
Setelah melahirkan dan kondisi fisiknya melemah, Bunga segera dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Kabar ini tentu saja mengejutkan pihak keluarga yang datang dan sama sekali tidak mengetahui bahwa putri mereka sedang hamil. Di hadapan keluarga, guru, dan aparat, Bunga akhirnya tak kuasa lagi menyembunyikan fakta pahit yang ia alami.
Dengan hati-hati, Bunga menceritakan kisah pilu yang telah membelenggunya. Terungkap bahwa ayah dari bayi yang baru dilahirkannya adalah paman kandung korban sendiri. Pria berinisial PRK (32) menjadi pelaku kekerasan seksual yang telah berulang kali menimpa korban sejak bulan Januari 2025. Perbuatan bejat itu dilakukan oleh pelaku di rumah korban.
Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP M Yogie Biantoro, mengonfirmasi kebenaran kejadian tragis ini. Menurutnya, korban tidak berani menceritakan penderitaannya kepada siapapun karena pelaku selalu melontarkan ancaman pembunuhan jika korban berani mengadu. Ancaman inilah yang membuat Bunga harus menanggung beban berat sendirian, termasuk harus menyembunyikan perutnya yang semakin membesar hingga tiba saatnya ia melahirkan di sekolah.
Pengakuan Bunga sontak menyulut amarah besar dalam keluarga. Tanpa menunggu waktu lama, pihak keluarga segera melaporkan tindakan asusila dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh PRK (32) ke Polres Pesisir Selatan. Pelaku yang seharusnya menjadi figur pelindung, justru menjadi predator terdekat bagi korban.
Polisi langsung bertindak cepat menanggapi laporan tersebut. Berbekal alat bukti dan keterangan korban, tim kepolisian berhasil menangkap PRK di kawasan Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pessel, pada Kamis (30/10). Pelaku pemerkosaan tersebut saat ini telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif untuk proses hukum lebih lanjut. Pihak kepolisian menegaskan bahwa kasus ini akan diproses tuntas sesuai hukum yang berlaku, mengingat tindakan kejahatan yang dilakukan sangat serius dan melibatkan hubungan keluarga dekat.
