
Salingka Media – Suasana pagi yang biasanya tenang di sebuah dusun di Kecamatan Ngadirojo, mendadak berubah drastis. Bau tak sedap mencuat dari pekarangan belakang sebuah rumah tua. Warga yang penasaran tak menyangka bahwa mereka akan menemukan sebuah liang ditutup semen, dan di baliknya… sesosok jenazah wanita.
Jenazah itu adalah Dwi Hastuti, perempuan 48 tahun asal Baturetno, yang telah dilaporkan hilang sejak Februari 2025. Hampir tiga bulan tak ada kabar, dan kini ia ditemukan dalam kondisi tragis: tubuhnya terkubur dan dicor di belakang rumah orang tua Joko Nur Setiawan, pria 34 tahun yang belakangan ditetapkan sebagai tersangka.
Iptu Agung Sedewo dari Satreskrim Polres Wonogiri menuturkan bahwa pengungkapan ini terjadi berkat pemeriksaan intensif terhadap pelaku. Dari hasil penyelidikan, korban rupanya meregang nyawa akibat kekerasan yang dilakukan pelaku. Luka di bagian kepala dan wajah jadi bukti kuat bahwa pembunuhan dilakukan dengan brutal.
Yang menyayat hati, korban sempat berteriak dan melawan saat pelaku mulai menyerangnya. Dalam pengakuannya, Joko membekap mulut Dwi dan mencekiknya. Suara jeritan tak terdengar ke mana-mana karena saat itu sang ayah tengah pergi dan suasana sekitar sangat sepi. Akhirnya, kepala korban membentur fondasi, membuatnya lemas tak berdaya sebelum kemudian dipukuli hingga meninggal.
Tak lama setelah kejadian, pelaku dengan tenang pergi membeli semen. Ia menggali liang di pekarangan, memasukkan tubuh korban, dan mengecor permukaannya demi menyembunyikan perbuatannya. Ia bahkan memilih lokasi dekat kandang itik agar tak ada yang curiga.
“Motifnya pribadi, ada konflik antara keduanya,” jelas Kapolres Wonogiri, AKBP Jarot Sungkowo dalam pernyataan terpisah.
Warga sekitar yang mengenal korban menggambarkannya sebagai sosok pendiam namun ramah. Tak ada yang menyangka hidup Dwi akan berakhir sekejam ini, hanya karena masalah pribadi yang tidak terselesaikan.
Kini, penyidikan terus berjalan. Polisi mendalami apakah pelaku merencanakan aksinya, atau murni spontanitas dalam amarah. Namun yang pasti, tragedi ini menjadi pengingat bahwa di balik senyapnya dusun, bisa tersimpan kisah kelam yang nyaris tak terungkap.
Kasus mayat wanita dicor di Wonogiri bukan hanya mencerminkan kekejaman, tapi juga kompleksitas hubungan antarmanusia yang bisa berujung fatal. Polisi berjanji akan menindaklanjuti penyelidikan hingga tuntas, demi keadilan bagi Dwi Hastuti dan keluarganya. Penemuan mayat wanita dicor di Wonogiri ini menggugah kesadaran bahwa kekerasan domestik dan konflik pribadi bisa berkembang menjadi tragedi berdarah jika tak dicegah sejak dini.