
Salingka Media – Dalam rangka mengendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah meluncurkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) serentak di lima provinsi Indonesia. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa OMC ini ditujukan untuk mencegah bencana kekeringan dan kebakaran hutan yang diprediksi akan meningkat di bulan Juli hingga September.
Operasi ini berlangsung di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Jadwal pelaksanaan OMC dimulai di Riau pada 14 Juni hingga 3 Juli 2024, di Jambi dari 20 Juni hingga 1 Juli 2024, di Sumatra Selatan dari 3 Juli hingga 12 Juli 2024, di Kalimantan Barat dari 25 Juni hingga 5 Juli 2024, dan di Kalimantan Tengah dari 5 Juli hingga 15 Juli 2024.
BMKG telah menganalisis dan memantau kondisi cuaca, menunjukkan bahwa kelima provinsi ini rentan terhadap kekeringan dan Karhutla. Tujuan utama dari OMC adalah membasahi lahan gambut untuk mengurangi risiko kebakaran. Menurut Dwikorita, upaya ini juga bertujuan untuk mengisi kubah air di lahan gambut sehingga mencegah kebakaran yang disebabkan oleh lahan gambut yang kering.
Plt. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menambahkan bahwa pantauan Sipongi menunjukkan adanya hotspot di daerah target, dengan tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi. Untuk itu, OMC dilakukan sebelum puncak musim kemarau guna menekan potensi lonjakan hotspot dan luasan area gambut yang terbakar.
Sejak 14 Juni 2024, OMC di Provinsi Riau telah menggunakan empat ton NaCl powder untuk penyemaian awan. Hingga kini, kegiatan OMC di Riau telah melaksanakan lima sorti penyemaian dengan total waktu terbang 11 jam 35 menit.
Operasi ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk TNI AU Lanud Sultan Syarif Kasim II, pesawat Casa 212 dari Skuadron Udara 4 Malang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, dan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).