Salingka Media – Pangandaran tidak boleh melupakan peristiwa tsunami 2006 yang mengakibatkan banyak korban jiwa serta kerusakan besar. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, dalam Apel Kesiapsiagaan Darurat Kekeringan dan Simulasi Megathrust di Pangandaran pada Kamis, 5 September 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pasar Wisata, Kabupaten Pangandaran, ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi gempa dan tsunami, terutama di sepanjang kawasan megathrust Sumatera dan Jawa. Selain Pangandaran, kegiatan serupa juga dilakukan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pandeglang, dan Cilacap.
Lilik menegaskan, pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana tanpa menimbulkan kepanikan yang berlebihan. Kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, dimulai dengan kesadaran diri akan potensi bencana di wilayah mereka.
Apel Kesiapsiagaan di Pangandaran
Acara yang diikuti oleh 400 personel gabungan ini melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Basarnas, Dinas Pemadam Kebakaran, Pramuka, Tagana, dan masyarakat setempat. Berbagai peralatan dan kendaraan operasional juga disiagakan, termasuk mobil komunikasi, ambulance, mobil tangki air, dan mobil pemadam kebakaran.
Simulasi evakuasi mandiri dilaksanakan dengan skenario terjadinya gempa berkekuatan 8,8 skala richter di Zona Megathrust pantai selatan Jawa, diikuti potensi tsunami. Melalui sirine peringatan dini, warga dan wisatawan di sepanjang pesisir pantai diarahkan menuju TES Pasar Wisata untuk evakuasi.
TES Pasar Wisata sebagai Fasilitas Evakuasi Tsunami
TES Pasar Wisata merupakan bangunan berlantai empat setinggi 16 meter yang terletak satu kilometer dari pantai. Bangunan ini dibangun pada 2016 oleh Kementerian PUPR dan BNPB dan diserahkan kepada Pemerintah Daerah Pangandaran pada 2019. TES ini berfungsi sebagai tempat evakuasi bagi warga yang berada di wilayah pesisir saat terjadi bencana.
Lilik juga mengimbau agar simulasi evakuasi mandiri rutin dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 26, bertepatan dengan hari kesiapsiagaan bencana. Selain simulasi, kegiatan tersebut bisa menjadi momen untuk pengecekan alat peringatan dini seperti sirine dan rambu evakuasi.
Bantuan dari BNPB untuk Pangandaran
Sebagai dukungan terhadap kesiapsiagaan bencana di Pangandaran, BNPB memberikan bantuan dana siap pakai (DSP) sebesar 200 juta rupiah, beserta logistik dan peralatan. Bantuan logistik meliputi 200 paket sembako, hygiene kit, selimut, matras, kasur lipat, velbed, genset, light tower, dan tenda pengungsi.
Bantuan tersebut diserahkan oleh Lilik Kurniawan kepada Asisten Daerah Kabupaten Pangandaran, Rida Nirwana, sebagai langkah mendukung kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di wilayah tersebut.