Oknum Sikerei Mentawai Ditangkap setelah 5 Bulan Buron akibat Pembunuhan Tragis akibat Konflik Pohon Sagu

Oknum Sikerei Mentawai Ditangkap setelah 5 Bulan Buron akibat Pembunuhan Tragis akibat Konflik Pohon Sagu
Oknum Sikerei Mentawai Ditangkap setelah 5 Bulan Buron akibat Pembunuhan Tragis akibat Konflik Pohon Sagu – Dok. posmetropadang

Salingka Media – Seorang oknum Sikerei, pemuka adat yang sangat dihormati di Kabupaten Kepulauan Mentawai, akhirnya ditangkap setelah lima bulan buron karena terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap dua kerabatnya di Dusun Buttui, Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan.

Penangkapan Dramatis di Hutan Belantara Setelah melakukan pencarian intensif, tim gabungan dari Sat Brimob Polda Sumbar berhasil mengamankan tersangka berinisial BK alias AG (38) yang bersembunyi di hutan lebat Mentawai. Proses penangkapan menghadapi banyak tantangan, mulai dari medan yang sulit hingga faktor sosial dan budaya, mengingat pelaku merupakan tokoh adat yang disegani.

Tim khusus yang terdiri dari Jungle Warfare Pelopor Brimob dan Wanteror Gegana Brimob dikerahkan untuk melacak dan menangkap pelaku. BK akhirnya berhasil diamankan tanpa perlawanan dan langsung dibawa ke Mapolda Sumbar untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Baca Juga :  Diduga Banting Cucu Sendiri, Kisah Pilu Bayi 6 Bulan di Kendari

Barang Bukti dan Proses Hukum Dalam penangkapan ini, polisi menyita barang bukti berupa parang sepanjang 45 cm yang digunakan untuk membunuh korban, serta pisau milik salah satu korban yang ditemukan di lokasi kejadian. Menurut Kapolres Kepulauan Mentawai, AKBP Rory Ratno A, pelaku dijerat dengan Pasal 340 KUHP junto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, serta Pasal 351 ayat (3) KUHP terkait penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

Kronologi Pembunuhan Sadis Tragedi berdarah ini terjadi pada Senin malam (7/10) di Dusun Buttui, Desa Madobag. Dua korban, yakni AOK (76) dan OK (50), meninggal dunia akibat luka bacok parah, sementara seorang korban lainnya, SK (18), mengalami luka serius di lengan dan saat ini masih menjalani perawatan medis.

Baca Juga :  Pendokumentasian, Pameran dan Pemutaran Film Sikerei : Ritual Pengobatan Kuno Suku Mentawai

Menurut keterangan kepolisian, insiden ini bermula dari konflik terkait penebangan pohon sagu milik pelaku. Meski korban telah berusaha menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan di balai desa, pelaku tiba-tiba datang dengan emosi dan langsung menyerang mereka menggunakan parang.

Kesulitan dalam Penangkapan Kapolres Kepulauan Mentawai, AKBP Rory, mengungkapkan bahwa lokasi persembunyian BK berada di kawasan hutan yang tidak berani dimasuki orang lain. Tersangka dikenal sebagai tokoh adat yang berpengaruh, sehingga pendekatan persuasif menjadi strategi utama dalam proses penangkapan untuk menghindari potensi perlawanan.

Selain itu, pihak kepolisian juga menghormati kearifan lokal dalam menangani tersangka. Dalam tradisi Sikerei, pemotongan rambut dianggap sebagai pelanggaran besar yang dapat berdampak buruk pada mereka. Oleh karena itu, kepolisian memastikan bahwa rambut tersangka tetap utuh selama proses hukum berlangsung.

Baca Juga :  Gangguan Jaringan Telekomunikasi di Tuapejat Akhirnya Terungkap, Ini Penyebabnya!

Kesimpulan Kasus ini menjadi perhatian besar di Kepulauan Mentawai, mengingat keterlibatan seorang pemuka adat dalam tindakan kriminal yang menggemparkan masyarakat. Kepolisian memastikan bahwa proses hukum berjalan secara profesional dan transparan guna memberikan keadilan bagi para korban.

Tinggalkan Balasan