Salingka Media – Rabiah al-Adawiyah, dikenal juga sebagai Rabiah Basri, adalah seorang tokoh perempuan yang luar biasa dalam sejarah Islam, terutama dalam tradisi Sufisme. Lahir di Basra, Irak, pada sekitar tahun 713 Masehi, Rabiah al-Adawiyah dikenang sebagai salah satu sufi perempuan paling penting dan berpengaruh dalam sejarah. Kehidupan dan ajarannya menggambarkan perjalanan spiritual yang mendalam dan pemahaman tentang cinta ilahi yang tak tertandingi.
Dalam tradisi Islam, kata “sufi” merujuk pada seorang pengikut Sufisme, yaitu cabang mistisisme yang menekankan aspek batin dan spiritual dari agama Islam. Sufi adalah mereka yang berupaya mendekatkan diri kepada Allah melalui disiplin spiritual dan pengalaman mistik. “Sufi”Kata “sufi” diperkirakan berasal dari kata Arab “ṣūf” (صوف), yang berarti “wol”. Hal ini mengacu pada pakaian wol kasar yang dikenakan oleh para asketis Muslim awal sebagai simbol kesederhanaan dan pengabdian mereka yang mendalam kepada Allah.
Kehidupan Awal
Rabiah al-Adawiyah lahir dalam keluarga miskin dan menjadi yatim piatu pada usia dini. Legenda mengatakan bahwa pada malam kelahirannya, ayahnya melihat sebuah penglihatan bahwa Rabiah akan menjadi seorang perempuan yang sangat dihormati. Pada usia muda, Rabiah diculik dan dijual sebagai budak, tetapi kemudian dibebaskan oleh majikannya yang terkesan dengan kesalehannya dan dedikasinya kepada Allah.
Pengabdian kepada Allah
Setelah dibebaskan, Rabiah memilih hidup dalam kesederhanaan dan asketisme yang ketat. Dia mengabdikan hidupnya untuk beribadah dan mencapai kedekatan dengan Allah. Rabiah dikenal karena pendekatannya yang unik terhadap sufisme, di mana dia menekankan cinta ilahi sebagai motivasi utama dalam pencarian spiritual. Baginya, beribadah kepada Allah bukan karena takut akan neraka atau keinginan masuk surga, tetapi semata-mata karena cinta murni kepada Allah.
Ajaran dan Pengaruh
Ajaran Rabiah al-Adawiyah sangat berfokus pada konsep “mahabbah” (cinta ilahi). Dia percaya bahwa cinta kepada Allah harus bersifat total dan tanpa pamrih. Rabiah sering berdoa agar Allah tidak memberi ganjaran atau hukuman, tetapi semata-mata memperkenankan dia untuk mencintai-Nya lebih dalam.
Rabiah sering digambarkan dalam literatur Sufi sebagai seorang yang mencapai derajat spiritual yang sangat tinggi. Puisi-puisi dan kata-katanya mencerminkan kedalaman cintanya kepada Allah. Salah satu puisinya yang terkenal berbunyi:
“Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku di neraka. Dan jika aku menyembah-Mu karena menginginkan surga, tutup pintu surga bagiku. Tetapi jika aku menyembah-Mu hanya karena Engkau, jangan sembunyikan keindahan abadi-Mu dariku.”
Warisan Rabiah al-Adawiyah
Warisan Rabiah al-Adawiyah sangat berpengaruh dalam tradisi Sufisme. Dia dikenang sebagai salah satu pelopor yang mengajarkan pentingnya cinta ilahi tanpa pamrih. Banyak sufi setelahnya yang terinspirasi oleh ajarannya dan menulis tentang kedalaman spiritual dan cinta yang dia tunjukkan.
Rabiah al-Adawiyah juga merupakan salah satu dari sedikit tokoh perempuan yang sangat dihormati dalam sejarah Islam, menunjukkan bahwa spiritualitas dan kesalehan melampaui batas gender.
Rabiah al-Adawiyah bukan hanya seorang sufi perempuan, tetapi juga ikon spiritual yang ajarannya tentang cinta ilahi terus menginspirasi umat Islam hingga hari ini. Melalui hidupnya yang penuh pengabdian dan ajarannya yang mendalam, Rabiah mengajarkan bahwa pencarian spiritual sejati harus dilandasi oleh cinta yang murni dan tulus kepada Allah.
Artikel di atas disusun berdasarkan informasi dari beberapa sumber terpercaya yang membahas kehidupan dan ajaran Rabiah al-Adawiyah, yaitu:
1. Margaret Smith
dalam bukunya *Rabia the Mystic and Her Fellow-Saints in Islam* (Cambridge University Press, 1984), yang memberikan pandangan mendalam tentang kehidupan dan spiritualitas Rabiah.
2. Annemarie Schimmel
dalam Mystical Dimensions of Islam (University of North Carolina Press, 1975), yang meneliti berbagai aspek mistik Islam termasuk kontribusi Rabiah.
3. Reynold A. Nicholson
dalam The Mystics of Islam (Routledge, 2002), yang menjelaskan ajaran-ajaran para sufi, termasuk Rabiah al-Adawiyah.
Artikel ini menggabungkan informasi dari beberapa sumber terpercaya untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kehidupan dan ajaran Rabiah al-Adawiyah.