Sehat  

Penderita Asam Urat Tidak Boleh Konsumsi Kacang?

Kacang menjadi salah satu makanan yang konon tidak boleh dikonsumsi oleh penderita. Apakah hal itu benar?

Penderita Asam Urat Tidak Boleh Konsumsi Kacang?
kacang tanah

Salingka Media – Mengatur pola makan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh penderita asam urat.

Pasalnya, jenis makanan tertentu bisa membuat kadar asam melonjak.

Jika Anda mengabaikannya, Anda berisiko mengalami gejala yang dapat mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

Menurut anggapan yang beredar, salah satu makanan yang harus diwaspadai penderita adalah kacang tanah.

Bahaya kacang untuk penderita diduga muncul karena kandungan purin yang tinggi di dalamnya.

Kandungan ini dianggap dapat meningkatkan kadar asam dalam tubuh.

Apakah itu benar?

Konsumsi Kacang-kacangan pada Penderita Perlu diketahui sebelumnya, asam urat atau uric acid merupakan produk buangan dari metabolisme purin.

Ini sebenarnya biasanya ditemukan dalam makanan.

Pada kebanyakan kasus, asam urat akan larut dalam darah, kemudian dibawa ke ginjal untuk ‘disaring’.

Kemudian, asam urat akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine alias air seni.

Lalu, apakah kacang termasuk makanan yang tinggi purin? Sebelum mengetahuinya, pastikan anda memahami kadar purin dalam makanan, di antaranya tinggi sebuah makanan dikatakan tinggi purin jika mengandung 150–1000 miligram purin di dalamnya.

Saat ini makanan dengan kategori purin sedang adalah makanan yang hanya mengandung 50–150 mg purin per 100 gram sajian.

Dikategorikan rendah purin jika mengandung kurang dari 50 miligram purin per 100 gram makanan.

Seperti telah disinggung sebelumnya, penderita wajib menjaga pola makan.

Caranya adalah dengan memilih untuk mengonsumsi makanan rendah purin.

Jika Anda ingin mengonsumsi dengan kandungan purin sedang, batasi jumlah tersebut dan biasakan minum segelas air putih sebelum maupun sesudah mengkomsumsi.

Pada umumnya, seseorang dapat mengonsumsi 600–1000 miligram purin setiap harinya.

Namun, penderita sangat dianjurkan untuk mengurangi konsumsi purin menjadi 100–150 miligram per hari.

Berbicara tentang kandungan purin, kebanyakan jenis kacang tergolong makanan rendah purin, dan mengandung kurang lebih 40 miligram purin per cup.

Berdasarkan studi tahun 2010, kacang termasuk pilihan yang dapat dikonsumsi oleh penderita asam urat.

Bahkan, konsumsi 10–15 kacang per hari dapat menjadi sumber tambahan protein.

Baca Juga :  Puskesmas Padang Pasir Raih Sertifikat Akreditasi Tingkat Lengkap Dari Kemenkes RI

Namun demikian, tidak semua kacang baik untuk penderita asam urat.

Ada jenis kacang yang lebih baik dihindari karena kandungan purinnya yang tinggi.

Kacang tetap bisa dinikmati oleh penderita asam urat.

Namun, tentunya tidak semua kacang bisa bebas Anda konsumsi.

Inilah jenis-jenis kacang yang aman, yaitu:

Kenari (walnut),Almond,Kacang mete (cashew),Macadamia,Pecan,Pine nut,Chestnut,Hazelnut,Pistachio.

Ukuran porsi standar untuk kacang adalah sekitar 1 ons.

Perlu Anda ketahui, satu porsi almond mengandung 10 miligram purin.

Sedangkan satu ons kenari hanya mengandung 7 miligram purin.

Karena kandungan purinnya yang relatif rendah, kedua pilihan kacang ini bisa menjadi pilihan camilan Anda.

Tidak semua kacang aman untuk asam urat.

Anda harus mengetahui jenis kacang-kacangan yang sebaiknya dihindari.

Jenis kacang yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita adalah kacang tanah.

Pasalnya, dalam satu ons kacang tanah terkandung kurang lebih 22 miligram purin.

Selain itu, kacang sebaiknya dikonsumsi sebagai camilan, bukan utama.

Jangan lupa untuk membatasi porsi kacang yang Anda makan agar tidak berlebihan.

Pastikan Anda minum air putih minimal 8-9 gelas sehari, agar proses pelarutan asam urat dalam tubuh berlangsung lebih baik.

Jika gejala tiba-tiba muncul, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Itulah penjelasan mengenai keamanan kacang untuk asam urat.

Perhatikan yang Anda konsumsi agar gejala asam urat tidak muncul.#

Refernsi : WA/HMS

klik. dokter

dr. Alvin Nursalim, SpPD

Tinggalkan Balasan