Budi Suci, Silat Warisan Budaya Minangkabau

Budi Suci, Silat Warisan Budaya Minangkabau
Budi Suci, Silat Warisan Budaya Minangkabau

Sejarah, SalingkamediaSilat adalah salah satu warisan budaya yang berasal dari Indonesia. UNESCO menetapkan silat sebagai warisan budaya milik Indonesia pada tanggal 9-14 Desember 2019 di Bogota, Kolombia. Seni bela diri ini mengandung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang mengajarkan hubungan baik dengan sesama manusia, lingkungan dan Tuhan.

Silat Minang merupakan silat tertua di dunia dan mewarnai berbagai aliran silat di Nusantara melalui berbagai perguruan silat di Indonesia.

Perguruan Silat Budi Suci merupakan salah satu perguruan silat yang berkembang luas di Indonesia dan manca negara. Syeh Abdul Rasyid mendirikan perguruan silat ini pada tahun 1932 di Indramayu, Jawa Barat.

Sekalipun perguruan ini didirikan di Jawa Barat, namun konsep keilmuannya diyakini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.

Buya Tan Marajo

Menurut Buya Tan Marajo, salah seorang sumber dan guru Perguruan Silat Budi Suci di Sumatera Barat, mengatakan bahwa ; “keilmuan Budi Suci diyakini berasal dari Sumatera Barat berdasarkan wasilah yang biasa diamalkan oleh pengamal keilmuan Budi Suci. Amalan tersebut terdapat nama Syekh Subandari dan Syek Madi sebagai wasilah. Kedua tokoh ini berasal dari Pagaruyuang Minangkabau – Sumatera Barat”.

Syekh Subandari memiliki nama Asli Muhammad Kasim berasal dari Pagaruyuang, Minangkabau – Sumatera Barat. Para pengamal ilmu kebathinan atau tenaga dalam di daerah Jawa dan Tatar Pasundan lebih mengenal beliau dengan sebutan Eyang Sabandar. Mereka meyakini bahwa Eyang Sabandar adala tokoh utama dalam perkembangan ilmu kebathinan atau tenaga dalam.

Bang Madi dan Bang Kari adalah dua tokoh lain yang cukup dikenal dalam perkembangan ilmu kebathinan atau tenaga dalam. Bang Madi juga berasal dari Pagaruyuang, Minangkabau – Sumatera Barat. Sementara Bang Kari berasal dari Tanggerang, Jawa Barat.

Buya Tan Marajo juga mengatakan ; “Pertumbuhan berbagai perguruan silat ilmu kebathinan atau tenaga dalam tidak dapat dilepaskan dari peranan Nampon”. Nampon atau Uwa Nampon berasal dari Ciamis, Jawa Barat. Uwa Nampon merupakan salah satu pewaris aliran Pecak Silat Cikalong.

Pencak Silat Cikalong yang diprakarsai oleh Raden Ibrahim di Cianjur. Raden Ibrahim adalah murid dari Bang Madi dan Bang Kari. Ilmu kebathinan atau tenaga dalam dalam perguruan ini baru diajarkan pada generasi setelah Raden Ibrahim yang dibawa oleh Abah Enoch. Abah Enoch adalah murid dari Raden Ibrahim dan juga murid sekaligus mertua dari Eyang Sabandar.

Pengembangan aliran silat dalam bentuk perguruan pada masa itu belum lah begitu populer. Secara umum aliran silat diajarkan melalui orang per orang atau hanya untuk kalangan keluarga saja, atau lebih tepatnya dalam bentuk perguruan tanpa nama.

Maraknya pertumbuhan perguruan silat dengan nama perguruan justru terjadi pada generasi setelah Nampon, sekitar tahun 1930-an. Perguruan-perguruan silat tersebut secara umum adalah aliran dari Uwa Nampon.

Beberapa perguruan tersebut antara lain, Maenpo Nampon, Tri Rasa, Jurus Seni Penyadar dan lain-lain. Perguruan Silat Budi Suci Indonesia atau PS-BSI merupakan salah satu perguruan yang berdiri pada masa itu.

Lebih lanjut menurut Buya Tan Marajo, sekalipun PS-BSI tidak mengklaim sebagai pewaris aliran Nampon. Namun, Syekh Muhammad Sidik (almarhum), Guru Besar Perguruan Silat Budi Suci Indonesia mengatakan, “keilmuan Budi Suci “diwarnai” oleh keilmuan Nampon”. Beliau menyatakan dalam sebuah artikel beberapa tahun yang lalu.

Artikel tersebut tidak menjelaskan lebih jauh bagaimana hubungan antara keilmuan Budi Suci dengan keilmuan Nampon. Yang pasti ditemukan beberapa persamaan dalam amalan, gerak dan nama jurus.

( Lipe1482, Liputan.Online, BSI Sumatera Barat, Sejarah Minangkabau )

Baca Juga :  PERKEMBANGAN SASTRA LISAN MINANGKABAU

Tinggalkan Balasan