Salingka Media – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan logistik dan permakanan kepada para pengungsi erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Desa Lewotobi, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (15/11).
Sebanyak 81 jiwa dari Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, dan Boru terpaksa mengungsi ke rumah kerabat di Desa Lewotobi akibat erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki. Meski Desa Lewotobi tidak termasuk dalam zona bahaya langsung, abu vulkanik tetap berdampak pada mobilitas dan kebutuhan dasar warga setempat.
Bantuan untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, didampingi Brigjen Pol (Purn) Ary Laksmana Widjaja, bersama tim BPBD NTT dan Satgas Poslap Konga, turun langsung ke lokasi. Di halaman Kantor Desa Lewotobi, mereka berdialog dengan Kepala Desa Tarsisius Muda dan warga, sekaligus menyerahkan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Bantuan yang disalurkan meliputi:
50 paket sembako
20 paket hygiene kit
20 pack makanan bayi
100 matras
20 sleeping bag
2 unit tenda keluarga
15 selimut
20 kasur lipat
Kondisi Desa Lewotobi
Desa Lewotobi terletak sekitar 8,6 kilometer dari puncak Gunungapi Lewotobi Laki-laki dan berada di luar radius bahaya 7 kilometer yang ditetapkan pemerintah. Namun, abu vulkanik mengakibatkan akses jalan ke desa ini terhambat, sehingga mobilitas warga ke Maumere, Kabupaten Sikka, yang menjadi pusat aktivitas ekonomi, terganggu.
Menurut Kepala Desa Tarsisius Muda, bantuan ini sangat dibutuhkan mengingat sulitnya warga mendapatkan kebutuhan pokok sejak erupsi terjadi. “Meski desa kami aman dari zona bahaya langsung, akses menuju desa sering tertutup karena masuk wilayah rawan bencana,” ujarnya.
Skema Bantuan Relokasi Rumah
Lukmansyah juga mengimbau warga yang rumahnya rusak akibat erupsi untuk segera melaporkan kondisi mereka ke pemerintah daerah. BNPB telah menyiapkan skema dana stimulan untuk perbaikan rumah berdasarkan tingkat kerusakan, yaitu:
Rp60 juta untuk rumah rusak berat
Rp30 juta untuk rumah rusak sedang
Rp15 juta untuk rumah rusak ringan
Langkah ini dilakukan untuk memastikan para pengungsi dapat kembali menjalani kehidupan normal setelah terdampak bencana.
“Kami ingin memastikan tidak ada warga terdampak yang luput dari bantuan, baik dalam bentuk logistik maupun dukungan perbaikan rumah,” tegas Lukmansyah.
Harapan Warga dan Pemerintah
Melalui bantuan ini, pemerintah berharap kebutuhan dasar warga terdampak dapat terpenuhi dengan baik hingga situasi kembali normal. Dukungan dan komunikasi aktif antara masyarakat dan pemerintah daerah sangat diharapkan untuk mempercepat proses pemulihan pasca-erupsi.