
Salingka Media, Pasaman Barat – Universal Health Coverage (UHC) Kabupaten Passaman Barat (Pasbar) berlaku mulai 1 Januari 2023. Implementasi awal Program Strategis tersebut diawasi langsung oleh Bupati Pasbar pada Senin (2/1/23) lalu. Wakil Bupati Risnawanto Pasbar juga mengawasi pelaksanaan UHC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasbar, Selasa (1/3/23).
Wakil Bupati, didampingi Asisten 1 Setia Bhakti, Asisten 2 Joni Hendri, Devi Irawan, Kepala Badan Kesbangpol, Kepala BPKD Mai Boni, Kepala Dinas Kesehatan, Direktur RSUD Yandri Saputra serta pemangku kepentingan terkait.
Pada kesempatan itu, Wabup Risnawanto mengatakan UHC telah menjadi impian yang dinanti-nanti masyarakat Pasbar. Berlaku per 1 Januari 2023, membuat pengobatan gratis itu membludak di berbagai pelayanan kesehatan tak terkecuali di RSUD Pasbar.
“Kemarin bupati sudah kemari, hari ini kita lanjutkan untuk membahas hal-hal berkenaan dengan UHC yang sudah kita programkan. UHC disamping program Pemda dan program pusat, inilah yang diidamkan masyarakat Pasbar. Dengan kita cetuskan di tahun ini, masyarakat membludak. Namun demikian kita harus berusaha, bagaimana pelayanan kita berangsur membaik,” ucapnya.
Seiring dengan itu lanjutnya, kebutuhan terkait dengan fasilitas UHC harus diprioritaskan. Ia meminta segenap manajemen RSUD beserta jajaran mendata, memantau dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan program UHC di rumah sakit daerah itu. Ia juga menegaskan, akan melakukan pemantauan secara berkala.

“Kita memprioritaskan kebutuhan seiring dengan UHC ini telah kita sampaikan berlaku di tahun 2023. Mengantisipasi perbaikan ke depan, sebab rumah sakit daerah memiliki keterkaitan dengan unsur pelayanan pemerintah daerah. Sebulan sekali kita koordinasi dengan para dokter, spesialis, dan lainnya. Saya sarankan kekurangan dicatat agar dapat diprediksi apa kekurangan yang kita butuhkan. Januari sudah ada prediksi sehingga berapa kenaikan volume obat misalnya dapat dilihat,” sebutnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Yandri Saputra menyebutkan sejak berlaku per 1 Januari 2023 lalu terjadi penambahan pasien yang signifikan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya sarana prasana penunjang seperti kursi, bed ruang inap, penambahan obat dan sebagainya.
“Di ruang rawat bed terbatas, sementara semenjak UHC kunjungan pasien lebih banyak. Kursi juga kurang, di depan poli sudah penuh bahkan ada yang duduk di lantai,” jelas Yandri Saputra.
Ia menambahkan, sarana prasarana penunjang UHC lainnya juga diperlukan seperti penertiban parkir, saluran air, saluran limbah, drainase, pembentukan koperasi perintis, alat fisioterapi dan sebagainya.
Selain itu, seorang warga Simpang Tiga Alin Sarisno (65) mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memberlakukan UHC. Ia mengatakan, telah menanti-nanti program berobat gratis untuk masyarakat kurang mampu seperti dirinya yang mengidap penyakit jantung selama 10 tahun lebih.
Dapatkan update berita salingkamedia.com di akun facebook salingka media @salingkamedia serta twitter salingka media @salingkamedia dan ikuti juga kami di Google News pada link ini Salingka Media Google News