3 Penambang Minyak Ilegal di Keluang Ditangkap, Pemilik Sumur Masih Dikejar

3 Penambang Minyak Ilegal di Keluang Ditangkap, Pemilik Sumur Masih Dikejar

Salingka Media, Sumsel – 3 Penambang Minyak Ilegal di Keluang Ditangkap, Pemilik Sumur Masih Dikejar,

Tim gabungan Sat Reskrim Polres Muba bersama dengan Unit Reskrim Polsek Keluang dan Ditkrimsus Polda Sumatera Selatan, berhasil mengamankan tiga penambang minyak ilegal yang menyembur sejak Rabu lalu.

Ketiganya yakni Karjaya Yusuf, Eka Candra dan Robin diamankan pada Kamis 15 Septembr 2022 sekira pukul 18.00 WIB. Polisi juga mengamankan barang bukti berupa alat untuk mengebor yakni satu unit besok rik, pipa panjang dan mata bor.

Kapolres Muba AKBP Siswandi SIK, melalui Kabag OPS, Kompol Rivow Lavu, SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Dwi Rio Andrian, Kasi Humas AKP Susianto, Kapolsek Keluang, Iptu Kurniawan, mengatakan tersangka yang diamankan itu setelah pihak polres mendapatkan laporan dari masyarakat telah terjadi semburan minyak dan menggenangi perkebunan warga sekitar. “Adanya laporan tersebut, kita langsung cek lokasi bersama tim Babinkamtibmas, Polsek Keluang dan Sat Reskrim Polres Muba,” ujar Kabag OPS, saat merilis kasusnya Jumat 16 September 2022 siang.

Setelah mendapatkan laporan, diketahui tiga orang tersangka lalu diamankan tanpa ada perlawanan.

“Mengenai pemilik bor sumur minyak saat ini masih dilakukan pengejaran dan sudah diketahui identitasnya yakni CN, SL, NP dan BM,” ungkapnya. Selain itu pula sudah diketahui pemilik lahan yakni WW, dan AM. “Ketiga tersangka itu kita kenakan pasal 52 UU RI Tahun 2001 No 22 tentang Migas. Dengan ancaman 6 tahun kurungan penjara dan denda Rp 60 Miliar,” jelasnya. Mengenai situasi di lokasi pengeboran saat ini sudah terkendali, semburan minyak tidak ada lagi. Meski demikian tetap mengingatkan warga sekitar agar jangan menyalakan api.

“Untuk pengamanan sudah dilakukan pemasangan garis polisi,” ungkapnya

Sementara, salah satu tersangka Robin, warga Lampung mengatakan, bahwa rencana melakukan pengeboran di tujuh titik. “Baru satu titik, dengan upah 35 ribu per meter, baru ngebor kedalaman 120 meter dan terjadi semburan,” tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, semburan minyak mentah tradisional yang berada di Dusun Karang 1, Desa Keluang, Kelurahan Keluang, Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Kamis 15 September 2022 malam berhenti menyemburkan minyak.Namun, hingga Jumat 16 September 2022 dini hari, warga di sekitar lokasi semburan terus berdatangan untuk mengambil genangan minyak yang mengalir ke parit.

“Semburan sejak hari Rabu. Banyak warga yang datang sengaja untuk mengambil minyak yang mengalir di parit,” kata salah seorang warga di lokasi kejadian. Di lokasi semburan Jumat dini hari, warga yang datang tidak hanya membawa jeriken yang diangkut dengan sepeda motor, tetapi juga membawa mobil pick up dan truk bak yang sudah dimodifikasi.

Membutuhkan waktu sekitar 60 menit menuju lokasi semburan jika ditempuh menggunakan kendaraan roda empat melalui Jalan Lintas Timur Palembang-Jambi dari arah Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Muba.

Baca Juga :  Usai Rampok dan Perkosa Mahasiswi, Eko Langsung Poya-Poya

Di titik sumur minyak juga sudah dipasang garis polisi dan dijaga aparat kepolisian dan TNI AD. Aroma bekas semburan minyak juga masih menyengat hidung. Jalan yang berada di lokasi semburan juga licin akibat semburan setinggi 100 meter di lokasi kebun milik warga.Tampak juga, sebagian warga sengaja membuat kolam terpal berukuran 8×6 meter. Kolam tersebut dibuat menggunakan alat berat untuk menampung genangan ceceran minyak. Menurut warga, untuk satu jeriken berukuran 35 liter dihargai oleh pengepul Rp 50 ribu.

“Kalau kami bawa jerike ukuran 35 liter dibeli lagi samo orang di hulu seharga Rp 50 ribu. Pakai motor ini cuma bisa mampu bawa dua jerike karena jalan di sini sudah licin,” terang An, warga yang ikut mengambil minyak.

Sejak semburan minyak terjadi, minyak yang berhasil dikumpulkan nyaris sebanyak 1.000 drum. “Satu drum minyak nilainya Rp 800 ribu. Yang dijual lagi oleh warga ke pengepul di Hulu (sebutan domisil pengepul),” terang An lagi.

Seperti diberitakan sebelumnya, semburan minyak mentah tersebut berasal dari tambang sumur minyak tradisional viral di media sosial sejak Kamis pagi. Dalam video tersebut tampak tumpahan mirip minyak mentah mengalir deras dari sumber yang diduga berasal dari sumur bor tradisional.

Terlihat juga beberapa warga ikut mengambil minyak tersebut menggunakan alat seadanya dan memasukan ke dalam drum dan deriken. “Kejadian ini dekat pemukiman mas, depan SMA Keluang,” ujar Man, salah satu warga.

Sementara, seorang ibu rumah tangga yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan kejadian semburan tersebut terjadi mulai Rabu 14 September 2022.

“Hinga sore tadi dan malam ini semburan minyak masih muncul dari sumur bor itu,” jelas narasumber tersebut. Warga ini juga menyebutkan tumpahan minyak sudah menyebar ke dalam parit di dekat pemukiman warga, menurutnya kondisi ini membuat warga takut.

“Kami takut mas nanti ada sumber api hingga menyebabkan kebakaran, kalau itu terjadi kami mau kemana,” jelasnya. Ibu rumah tangga ini juga menyebutkan ia dan warga lain takut nanti semburan minyak diikuti lumpur hingga terjadi seperti di Lapindo Jawa Timur.

“Kami takut mas nanti peristiwa ini menyebabkan kejadian seperti di lapindo itu,” tutupnya.

Terpisah, Camat Keluang Debby Hariyanto saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. “Iya, benar ada kejadian tersebut,” ujarnya singkat.

Tinggalkan Balasan