Salingkamedia.com, Aceh – Tim Psikolog pastikan kondisi Nadira membaik sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah, melalui Tim Psikologi RSUD Datu Beru Takengon atas kejadian memprihatinkan yang menimpa Nadira (12).
Direktur UPTD RSUD Datu Beru memastikan pihaknya menyiapkan tim khusus untuk memberikan pendampingan dan pemulihan trauma (trauma healing), pemulihan kondisi psikologis pada korban yang berstatus pelajar kelas VI di salah satu MIN di Aceh Tengah tersebut.
“Upaya kita sepertinya membuahkan hasil, dari home visit dan koordinasi dengan tim psikolog, untuk menjaga agar korban bisa segera pulih dari trauma yang dialaminya dan bisa kembali menjalani kehidupan secara normal seperti sediakala,” ungkap Plt. Direktur UPTD RSUD Datu Beru, dr. H. Gusnarwin, Sp. B.
Sementara Psikolog sekaligus pendamping tim Trauma Healing Harmala, S.Psi, menjelaskan Trauma Healing merupakan suatu tindakan terencana untuk mengubah perilaku yang muncul akibat trauma, agar korban bisa kembali pada perilaku yang lebih sehat dan produktif, baik pada korban langsung, maupun keluarga dan lingkungan sekitar, untuk kasus ini termasuk juga pada pihak sekolah.
“Alhamdulillah, untuk sesi terapi pertolongan psikologi pertama pun telah selesai, kemarin merupakan kunjungan home visitnya yang terakhir sekaligus kita juga langsung mengunjungi sekolahnya, untuk memberikan Psikoedukasi langsung pada pihak sekolah,” ujarnya, usai menemui Kepala Sekolah Nadira, pada Kamis (16/09/2021).
Pendampingan tim Psikolog dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung melalui proses konseling untuk memfasilitasi reaksi emosional korban, Selain pendampingan yang dilakukan untuk korban, juga dilakukan pendekatan Piskososial pada keluarga dan pihak sekolah.
Ditimpali senada, Psikolog Sara Ruhghea, S.Psi, M.Psi turut membenarkan, “Kemarin merupakan visit terakhir pada sesi terapi pemulihan tujuh hari pertama,” katanya.
“Kita juga meminta, agar orang tua terus mengawasinya selama proses Sekolah, dan untuk pihak sekolah kami juga meminta kerjasama untuk memberikan suport saat dia masuk sekolah,” imbuhnya.
“Perkembangan sosial Nadira, semakin kuat dan baik, dia sangat bahagia karena hari Senin mendatang diizinkan untuk sekolah kembali, kami tim pendamping juga, telah menemui Kepala Sekolah dan meminta kerjasama pihak sekolah, pada Guru dan teman-temannya agar membatasi bertanya terutama dalam hal sensitif yang dapat berpengaruh pada psikologis Nadira,” pungkas Sara. (HMA/ProkopimAT)
, Aceh – Sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah, melalui Tim Psikologi RSUD Datu Beru Takengon atas kejadian memprihatinkan yang menimpa Nadira (12).
Direktur UPTD RSUD Datu Beru memastikan pihaknya menyiapkan tim khusus untuk memberikan pendampingan dan pemulihan trauma (trauma healing), pemulihan kondisi psikologis pada korban yang berstatus pelajar kelas VI di salah satu MIN di Aceh Tengah tersebut.
“Upaya kita sepertinya membuahkan hasil, dari home visit dan koordinasi dengan tim psikolog, untuk menjaga agar korban bisa segera pulih dari trauma yang dialaminya dan bisa kembali menjalani kehidupan secara normal seperti sediakala,” ungkap Plt. Direktur UPTD RSUD Datu Beru, dr. H. Gusnarwin, Sp. B.
Sementara Psikolog sekaligus pendamping tim Trauma Healing Harmala, S.Psi, menjelaskan Trauma Healing merupakan suatu tindakan terencana untuk mengubah perilaku yang muncul akibat trauma, agar korban bisa kembali pada perilaku yang lebih sehat dan produktif, baik pada korban langsung, maupun keluarga dan lingkungan sekitar, untuk kasus ini termasuk juga pada pihak sekolah.
“Alhamdulillah, untuk sesi terapi pertolongan psikologi pertama pun telah selesai, kemarin merupakan kunjungan home visitnya yang terakhir sekaligus kita juga langsung mengunjungi sekolahnya, untuk memberikan Psikoedukasi langsung pada pihak sekolah,” ujarnya, usai menemui Kepala Sekolah Nadira, pada Kamis (16/09/2021).
Pendampingan tim Psikolog dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung melalui proses konseling untuk memfasilitasi reaksi emosional korban, Selain pendampingan yang dilakukan untuk korban, juga dilakukan pendekatan Piskososial pada keluarga dan pihak sekolah.
Ditimpali senada, Psikolog Sara Ruhghea, S.Psi, M.Psi turut membenarkan, “Kemarin merupakan visit terakhir pada sesi terapi pemulihan tujuh hari pertama,” katanya.
“Kita juga meminta, agar orang tua terus mengawasinya selama proses Sekolah, dan untuk pihak sekolah kami juga meminta kerjasama untuk memberikan suport saat dia masuk sekolah,” imbuhnya.
“Perkembangan sosial Nadira, semakin kuat dan baik, dia sangat bahagia karena hari Senin mendatang diizinkan untuk sekolah kembali, kami tim pendamping juga, telah menemui Kepala Sekolah dan meminta kerjasama pihak sekolah, pada Guru dan teman-temannya agar membatasi bertanya terutama dalam hal sensitif yang dapat berpengaruh pada psikologis Nadira,” pungkas Sara.