Salingka Media – Kabar mengejutkan datang dari Aceh Singkil. Setelah beberapa hari menjadi buronan, ES (34), tersangka pembunuhan guru di Aceh Singkil yang tak lain adalah suaminya sendiri, berhasil ditangkap polisi. Penangkapan ini mengakhiri pelarian pria yang diduga tega menghabisi nyawa NA (31), seorang guru yang tewas mengenaskan di areal perkebunan sawit.
Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Singkil berhasil membekuk ES pada Jumat, 6 Juni 2025, sekitar pukul 06.30 WIB. Pria tersebut ditemukan bersembunyi di kediaman orang tuanya di Desa Sumber Mukti, Kecamatan Kota Baharu, Aceh Singkil. Informasi dari masyarakat menjadi kunci penangkapan ini, setelah sebelumnya ES melarikan diri pasca-insiden pembunuhan. Kapolres Aceh Singkil, AKBP Joko Triyono, membenarkan penangkapan tersebut. “Pada saat penangkapan tersangka berupaya melarikan diri dan melakukan perlawanan, namun berhasil dibekuk oleh tim gabungan,” jelas AKBP Joko Triyono kepada awak media.
Saat ini, ES masih menjalani pemeriksaan intensif di Satreskrim Polres Aceh Singkil. Polisi masih mendalami motif di balik aksi keji ini, yang menyebabkan seorang guru di Aceh Singkil harus kehilangan nyawa. “Kami akan melakukan penyidikan sampai tuntas. Kami mohon masyarakat tetap tenang dan sabar, tersangka akan diproses sesuai dengan Undang-undang yang berlaku,” tegas AKBP Joko Triyono, memastikan proses hukum akan berjalan transparan.
Kronologi Tragis yang Mengguncang Aceh Singkil
Sebelum penangkapan ini, publik dikejutkan dengan tewasnya NA (31), seorang guru yang dibacok secara brutal. Kasus ini pertama kali terungkap pada Selasa, 3 Juni, ketika Polsek Kuta Baharu menerima laporan adanya tindak pidana pembunuhan. Kasat Reskrim Polres Aceh Singkil AKP Darmi A. Manik dalam keterangannya menjelaskan bahwa dugaan kuat pelaku adalah ES (34), suami korban.
Berdasarkan keterangan saksi, peristiwa nahas itu terjadi pada Senin, 2 Mei. Saat itu, korban tengah melintas di areal perkebunan sawit di Kecamatan Kuta Baharu dengan mengendarai sepeda motor, berboncengan dengan adik kandungnya, SN (19). Di tengah perjalanan, pelaku diduga menghadang mereka. ES disebut menendang motor korban hingga keduanya terjatuh. Tanpa ampun, ES kemudian membacok korban berkali-kali, mengakibatkan luka parah pada tubuh NA.
Setelah insiden tersebut, korban segera dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, sayangnya, nyawa NA tidak tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir saat dalam perawatan. Kepergian guru di Aceh Singkil ini tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar, menyoroti urgensi penuntasan kasus ini.