News  

Empat Pelaut Maluku Selamat setelah Terombang-ambing selama Enam Hari

Empat Pelaut Maluku Selamat setelah Terombang-ambing selama Enam Hari
Momen haru saat 4 pelaut Maluku selamat kembali ke darat usai 6 hari terombang-ambing di Laut Aru hanya pakai jeriken. Foto: Dok. Istimewa

Salingka Media – Dalam sebuah peristiwa yang mengejutkan, empat pelaut dari Maluku berhasil selamat setelah menghadapi cobaan berat di Laut Aru selama enam hari. Kapal Motor (KM) Samudera Jaya yang mereka tumpangi mengalami masalah mesin dan kehilangan kontak pada tanggal 24 April 2024, di Perairan Kalar-kalar, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku

Menghadapi nasib yang tidak menguntungkan, kapal tersebut terdorong ke Perairan Tanimbar, dan akhirnya mengalami kebocoran yang membahayakan. Dalam upaya putus asa untuk bertahan hidup, para pelaut – terdiri dari Mansur Bugis sebagai nakhoda, serta Imron, Dadi, dan Ade – memutuskan untuk membuat rakit sederhana dari jeriken yang mereka temukan di kapal.

Dalam kondisi terombang-ambing di lautan yang keras, mereka menghadapi tantangan besar. Namun, tekad dan semangat untuk bertahan hidup memandu mereka melalui masa-masa sulit tersebut. Setelah enam hari yang panjang, pada 1 Mei 2024, sebuah kapal asing berbendera Belanda berhasil menemukan mereka dan memberikan pertolongan.

Kisah penyelamatan ini membawa harapan baru bagi keempat pelaut tersebut. Mereka diselamatkan dan dipindahkan ke kapal Indonesia sebelum akhirnya kembali ke Kabupaten Maluku Tenggara, tempat kelahiran mereka.

Baca Juga :  22 Preman Pemalak Pedagang Kaki Lima Diciduk di Kembangan
Empat Pelaut Maluku Selamat setelah Terombang-ambing selama Enam Hari – Foto: Dok. Istimewa

“Saat di laut, kami hanya makan beras dan mi instan mentah untuk bertahan hidup,” kata Mansur Bugis, dalam keterangan pada 2 Mei 2024, sambil menyampaikan rasa syukur atas keselamatan yang diberikan.

Empat Pelaut Maluku Selamat setelah Terombang-ambing selama Enam Hari – Foto: Dok. Istimewa

Ketika mereka akhirnya kembali ke daratan, penerimaan hangat dari keluarga dan kerabat mereka mengiringi kepulangan mereka. Air mata kebahagiaan mengalir deras, sementara pelukan erat dan ucapan syukur menjadi ungkapan atas keselamatan yang diberikan Tuhan dalam perjalanan mereka yang penuh liku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *