Dinilai Unik, Tiktokers Riau Eksplorasi Konten Video Danau Laut Tinggal dan kampung Sitabu Cocok untuk jadi Destinasi Desa Wisata di Pasbar

Salingka Media – Dinilai Unik, Tiktokers Riau Eksplorasi Konten Video Danau Laut Tinggal dan kampung sitabu cocok untuk jadi destinasi desa wisata di Pasbar.

Sitabu rabijinggor salingka media 16 mei 2022–Kelompok pencinta alam asal Provinsi Riau yang tergabung dalam komunitas Kaparak Adventure Pekanbaru, memburu keindahan Danau Laut Tinggal di Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Koordinator tim eksplorasi komunitas tersebut, Ahmah Rusdi atau akrab disapa Unyil, di Simpang Ampek, Minggu (15/05), mengatakan rombongan beranggotakan tujuh orang itu merupakan giat kolaborasi kelompok pencinta alam dan penggiat konten kreator berbasis aplikasi Tiktok, Reza Dwiyanda.

“Reza Dwiyanda adalah pemegang akun Tiktok maskumis2 @ejaak, yang biasa memproduksi konten kuliner dan travelling, ” ungkapnya.

Pada giat kali ini, lanjutnya, tim eksplorasi mencoba membangun sebuah konten yang akan menceritakan tentang kawasan Geosite Danau Laut Tinggal yang memiliki sejumlah keunikan dan merupakan pembeda dari situs-situs Geosite lainnya yang tersebar di bumi nusantara.

Berdasarkan informasi awal yang diperoleh pihaknya melalui sejumlah kelompok penggiat lainnya, Danau Laut Tinggal memiliki sumber air tiga rasa yang koordinatnya berada di titik pinggiran sungai antara Kampung Aek Simariam dengan Kampung Sosopan.

Baca Juga :  Bupati Hamsuardi Serahkan 350 SK Pengangkatan PPPK Guru Tahap 1 Formasi 2021

Tak hanya itu, ulasnya, di kawasan Geosite itu juga ditemukan tujuh sumber mata air berbeda warna dan apabila digabungkan seluruhnya akan menghasilkan air berwarna gelap meskipun awalnya seluruh air itu berwarna bening.

“Dalam perjalanan kami kali ini, tentu akan menjadi cerita dan pembuktian yang unik tentang potensi wisata berbasiskan alam beserta keragaman hayati serta ikon menarik lainnya yang dipersembahkan di kawasan Geosite Danau Laut Tinggal, ” sebutnya.

Sementara itu, Tiktokers Reza Dwiyanda, menambahkan bahwa untuk membangun konten videonya kali ini diperkirakan cukup melelahkan tapi hampir dipastikan akan mengasyikkan.

“Kami akan menempuh perjalanan selama empat hari pulang pergi, dan tentunya akan melewati spot-spot menarik lainnya disamping keunikan yang sudah dijelaskan, ” paparnya.

Ia mengatakan, konten bermaterikan tentang laporan perjalanan atau travelling journal, cukup mendapatkan tempat di hati para penonton dengan jumlah kunjungan bisa mencapai jutaan kali penayangan.

selain itu di jorong sitabu ini sangat cocok untuk di jadikan desa wisata pemandangan cukup asri dan menarik ditambah lagi penduduk kampung yang sangat ramah tamah dengan pendatang hal lain yang menjadi daya tarik wisatawan ada nya seni budaya gordang sembilan yang mana ini juga bisa dijadikan icon desa wisata.

Baca Juga :  Upacara Api Unggun Dipimpin Langsung Kakwarkab 0317 Pasaman Barat

“Semoga karya-karya yang akan kami lahirkan nanti mampu menggugah nurani setiap insan untuk selalu melindungi kelestarian alam dan menjadi inspirasi bagi kelompok penggiat pencinta alam lainnya, ” harap dia.

Terpisah, salah seorang penggiat yang tergabung dalam komunitas Geopark Talamau Pasaman Barat, Dedi Rimba, mengapresiasi upaya yang dilakukan komunitas Kaparak Pekanbaru dan Tiktokers Reza Dwiyanda.

“Potensi geopark di Pasaman Barat tak hanya butuh tangan-tangan kreatif untuk berpromosi, namun lebih lebih dari itu adalah bagaimana potensi tersebut bisa dijaga kelestarian baik secara lingkungan dan keragaman adat istiadat masyarakat sekitarnya, ” tegas Dedi.

Ia menyebutkan, khusus potensi wisata alam Geosite Danau Laut Tinggal memang sudah menjadi pembicaraan baik di tingkat lokal maupun nasional.

Baca Juga :  Bupati Hamsuardi Diundang Klarifikasi Ke Polda Terkait Persoalan Dana Baznas Pasbar

Namun, jelasnya, kemampuan institusi terkait dan masyarakat adat cukup menjadi kunci utama agar upaya eksplorasi yang dilakukan tidak mengganggu upaya pelestarian kawasan beserta habitat yang ada didalamnya.

“Jangan sampai tindakan promosi potensi yang dilakukan tidak dibarengi dengan penyusunan struktur pengendali yang mampu melayani dan melindungi pengunjung sekaligus dapat merancang sebuah sistem pengembangan kawasan wisata yang tetap mengedepankan prinsip-prinsip pelestarian alam itu sendiri, ” tutupnya.Handrodonal

Tinggalkan Balasan