
Salingka Media – Walikota Pariaman, Yota Balad, menunjukkan kegigihan luar biasa dalam upayanya memajukan sektor pendidikan di daerah. Secara intensif, Walikota menemui pejabat tinggi di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia. Langkah ini diambil sebagai upaya nyata untuk memastikan perbaikan sekolah yang mengalami kerusakan dan pemenuhan sarana prasarana penunjang segera terealisasi. Walikota Pariaman secara langsung menyampaikan usulan-usulan krusial yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan Pariaman, menimbang kondisi fasilitas belajar mengajar yang ada saat ini.
Bentuk keseriusan Pemerintah Kota Pariaman di bawah kepemimpinan Yota Balad terlihat jelas dari jadwal audiensi maraton yang dilakukannya di Jakarta. Pada tanggal 7 November 2025, Walikota Pariaman melakukan pertemuan resmi dengan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Bapak Gogot Suharwoto, S.Pd, M.Ed, Ph.D, bertempat di Hotel Harris Vertu Harmoni. Sehari sebelumnya, Walikota juga telah berdiskusi dengan Direktur Jenderal Guru Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTKPG), Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Kedua pertemuan ini menegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan agenda utama dan prioritas kebijakan pembangunan daerah.
Dalam kesempatan audiensi bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Walikota Pariaman memaparkan secara rinci mengenai kebutuhan mendesak di lapangan. Usulan yang disampaikan mencakup tiga aspek penting. Pertama, rehabilitasi bangunan sekolah yang memerlukan perbaikan segera. Kedua, pengadaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendukung proses pembelajaran digital. Ketiga, pemenuhan kebutuhan mobiler atau perabotan di ruang-ruang kelas.
Walikota Yota Balad menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi sebagian besar sekolah yang ia nilai sudah tidak lagi memenuhi standar pendidikan ideal. “Kami mendapati banyak sekolah di Kota Pariaman yang kondisinya memerlukan rehap mendesak, serta sarana prasarananya belum mencapai standar pendidikan yang ditetapkan,” tegas Yota Balad.
Secara spesifik, Walikota Pariaman menyoroti berbagai kerusakan seperti atap sekolah yang bocor, serta kondisi toilet yang tidak lagi memadai bagi siswa. Kerusakan fisik bangunan yang sudah parah ini berpotensi mengganggu kenyamanan dan keselamatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, Walikota berharap Kemendikdasmen dapat memberikan atensi dan perhatian khusus terhadap persoalan perbaikan ini.
Keterbatasan alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pariaman menjadi kendala utama untuk melakukan perbaikan sekolah dalam jangka waktu singkat. Walikota mengungkapkan bahwa mustahil bagi Pemerintah Kota Pariaman untuk membiayai seluruh rehabilitasi ini tanpa adanya dukungan dari Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, menjalin kemitraan yang kuat dengan Kemendikdasmen adalah langkah strategis agar proses perbaikan infrastruktur sekolah dapat terealisasi dengan cepat dan tuntas.
Yota Balad yakin bahwa dampak dari lingkungan belajar yang layak akan sangat signifikan terhadap motivasi siswa. Dengan adanya bangunan sekolah yang memadai, sarana prasarana penunjang yang lengkap, dan fasilitas yang memenuhi syarat, akan tercipta semangat belajar yang tinggi pada anak-anak di Pariaman. Kondisi ideal ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menekan angka putus sekolah dan memberikan kesempatan bagi generasi muda Pariaman untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Keberhasilan dalam memajukan kualitas pendidikan ini merupakan kunci bagi kemajuan Kota Pariaman secara keseluruhan.
Walikota telah menargetkan agar semua proposal yang telah diajukan kepada pihak Kemendikdasmen dapat segera dipertimbangkan dan direalisasikan pada anggaran tahun 2026. Target ini penting agar tidak ada lagi institusi pendidikan di Kota Pariaman yang kondisinya tidak layak. Selain itu, ketersediaan sarana penunjang seperti meja belajar, kursi, lemari, laptop, dan berbagai perlengkapan lain harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi. Komitmen ini sekali lagi menunjukkan peran aktif Walikota Pariaman dalam menjamin hak pendidikan yang layak bagi warganya.
Dalam kegiatan audiensi tersebut, Walikota didampingi oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Bunda PAUD Kota Pariaman, Yosneliwati; Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga, Ibu Hertati Taher; Plt Kepala BPKPD, Willy Firmadian; Kabid Dikdas, Eka Putra Pernanda; dan Kasi Pendataan dan Penetapan BPKPD, Hendriyos. Kehadiran tim pendamping ini menunjukkan bahwa persoalan peningkatan fasilitas pendidikan adalah kerja kolektif yang melibatkan berbagai pihak di lingkungan Pemerintah Kota Pariaman.
Upaya gigih Walikota Pariaman, Yota Balad, dalam mendekati Pemerintah Pusat adalah cerminan dari komitmen daerah terhadap masa depan generasi muda. Mendesaknya perbaikan sekolah dan pemenuhan fasilitas merupakan langkah fundamental untuk menjamin kualitas pendidikan yang setara dan bermutu. Diharapkan koordinasi dan audiensi yang telah dilakukan ini segera membuahkan hasil nyata berupa persetujuan anggaran dari Kemendikdasmen, sehingga proses rehabilitasi dapat dimulai tepat waktu pada tahun 2026. Masyarakat Pariaman kini menantikan tindak lanjut konkret dari Pemerintah Pusat atas usulan yang telah disampaikan oleh Walikota mereka.






