Pelaku Pembunuhan Nur Mintana Hasibuan Ditangkap, Akhir dari Perburuan Tim Harimau Satreskrim Pasaman

Pelaku Pembunuhan Nur Mintana Hasibuan Ditangkap, Akhir dari Perburuan Tim Harimau Satreskrim Pasaman
Pelaku Pembunuhan Nur Mintana Hasibuan Ditangkap, Akhir dari Perburuan Tim Harimau Satreskrim Pasaman – Foto : Butet Hsb Via dirgantaraonline

Salingka Media – Hati siapa yang tak hancur mendengar kisah tragis pembunuhan Nur Mintana Hasibuan. Gadis 14 tahun asal Desa Pasar Latong, Padang Lawas, Sumatera Utara, ditemukan tewas mengenaskan di sebuah selokan di Pasaman, Sumatera Barat. Pelaku, yang ternyata adalah teman dekat ayahnya dan biasa dipanggil “Uwak”, kini berhasil ditangkap polisi. Penangkapan pelaku pembunuhan Nur Mintana Hasibuan menjadi titik terang bagi keluarga korban yang berduka.

Sejak kecil, Mintana begitu ia disapa sudah menghadapi tantangan hidup yang berat. Kondisi fisik dan mentalnya yang lemah membuat pendidikannya hanya sampai kelas dua SD. Namun, takdir kejam menimpanya saat ia bertemu Khairil Ada Lubis (49), seorang pedagang buah yang dekat dengan ayahnya. Pria inilah yang menyeret Mintana ke dalam kematian yang tak terduga.

Menurut hasil penyelidikan polisi, terungkap bahwa Khairil membawa Mintana ke sebuah penginapan di Rao, Kabupaten Pasaman. Di sana, kebiadaban itu terjadi. Tak hanya diperkosa berkali-kali, tubuh mungil Mintana juga dihajar dengan pukulan keras hingga memar di dada dan retak di tulang pipi. Ketika korban sudah tak berdaya, Khairil dengan tega mencekik lehernya hingga patah.

Di depan polisi, Khairil mengaku tanpa penyesalan sedikit pun. Setelah membunuh gadis yang memanggilnya “Uwak” itu, ia menyeret tubuh tak bernyawa Mintana ke selokan penuh lumpur di Kampung Binubu, Nagari Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman. Pelaku membenamkan kepala korban ke dalam lumpur, seolah berusaha menghilangkan jejak kejahatannya.

Penemuan mayat yang menggemparkan terjadi pada Selasa pagi, 12 Agustus 2025. Warga Pasaman menemukan sesosok mayat perempuan tanpa identitas. Tubuhnya kotor dan wajahnya sulit dikenali, tetapi jelas menunjukkan tanda-tanda penganiayaan brutal. Kabar ini langsung menyebar cepat, dan pihak kepolisian segera bertindak.

Jasad korban langsung dibawa ke RS Bhayangkara Padang untuk autopsi. Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pasaman, di bawah pimpinan Kasat Reskrim AKP Fion Joni Hayes, S.H., M.M., membentuk tim khusus yang diberi nama Harimau Satreskrim. Dari keterangan saksi, identitas pelaku mulai terkuak. Tim mendapat informasi bahwa pelaku adalah seorang pedagang buah yang sering berjualan di Pekanbaru.

Tak sampai 48 jam setelah penemuan jasad, polisi sudah mengantongi nama pelaku: Khairil Ada Lubis. Dengan koordinasi bersama Polda Riau, perburuan besar-besaran pun dimulai. Khairil berusaha melarikan diri menuju Pekanbaru. Namun, upayanya sia-sia. Pada Kamis malam, 14 Agustus 2025, polisi berhasil membekuknya di Pekanbaru, Riau, tanpa perlawanan.

Baca Juga :  Operasi Narkoba di Pasar Gaung Padang: 4 Pengguna Direhabilitasi, 3 Dipulangkan, Barang Bukti Disita

“Alhamdulillah, dua hari setelah jasad korban ditemukan, pelaku berhasil kami amankan dalam pelariannya,” kata AKP Fion pada Sabtu (16/8/2025) melalui panggilan video.

Kini, Khairil ditahan di Polresta Pekanbaru untuk penyidikan awal sebelum dibawa ke Polres Pasaman guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan rekonstruksi di tempat kejadian.

Kabar tewasnya Mintana mengguncang keluarga besar Hasibuan. Sang ayah tak sanggup menahan tangis saat mengetahui putrinya meninggal di tangan orang yang ia anggap seperti saudara.

“Mintana memang anak yang lemah, tapi dia tidak pernah menyusahkan. Kenapa tega sekali membunuhnya?” ucap seorang kerabat dengan suara bergetar.

Masyarakat Pasaman juga diliputi amarah dan menuntut agar pelaku dihukum seberat-beratnya. “Hukuman mati pantas untuk orang seperti ini. Tidak ada ampun bagi predator anak,” ujar seorang tokoh masyarakat di Padang Gelugur.

Kasus tragis pembunuhan Nur Mintana Hasibuan ini kembali menjadi catatan hitam bagi perlindungan anak di Indonesia. Tragedi ini menunjukkan betapa rentannya anak-anak dari keluarga kurang mampu menghadapi kekerasan.

Kini, tubuh Mintana sudah tenang di alam kubur. Namun, pertanyaan besar masih menggantung di benak banyak orang: mampukah hukum memberikan keadilan yang setimpal? Atau, kasus ini hanya akan menjadi deretan panjang tragedi kekerasan anak yang berakhir dengan hukuman ringan? Masyarakat Pasaman, bahkan seluruh Indonesia, menantikan langkah tegas aparat dan hakim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *