Warga Pariaman Gempar Buruh Tani Ditemukan Meninggal Saat Berteduh di Warung

Warga Pariaman Gempar Buruh Tani Ditemukan Meninggal Saat Berteduh di Warung
Warga Pariaman Gempar Buruh Tani Ditemukan Meninggal Saat Berteduh di Warung – Dok. Foto Via ingatlah.com

Salingka Media – Suasana tenang di Desa Padang Birik-Birik, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, mendadak berubah menjadi riuh pada Minggu pagi, 23 November. Aktivitas warga yang baru saja dimulai dikejutkan oleh sebuah peristiwa memilukan di salah satu kedai milik penduduk setempat. Seorang pria lanjut usia yang sehari-harinya dikenal sebagai pekerja keras, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di tempat umum yang terbuka.

Kabar mengenai seorang buruh tani ditemukan meninggal di depan warung ini langsung menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru desa. Korban diketahui bernama Abu Kasim, seorang pria berusia 75 tahun yang tercatat sebagai warga Palangkahan Duku, Kabupaten Padang Pariaman. Penemuan jasad Abu Kasim pertama kali disadari oleh warga sekitar yang hendak memulai aktivitas pagi mereka, namun justru mendapati pemandangan yang tidak biasa di beranda sebuah warung.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, insiden ini bermula ketika seorang saksi mata bernama Rici (60) melintas di lokasi kejadian sekitar pukul 06.45 WIB. Pada awalnya, Rici tidak menaruh curiga sedikit pun karena posisi korban terlihat sangat wajar, yakni duduk di atas bangku panjang yang ada di depan warung. Di sampingnya, terparkir sepeda motor yang biasa digunakan korban untuk mobilitas sehari-hari.

Baca Juga :  Penertiban APK Dan BK Yang Dipasang Di Fasilitas Umum Dan Tempat Terlarang

Rici awalnya mengira bahwa Abu Kasim hanya sedang tertidur pulas karena kelelahan. Namun, kecurigaan mulai muncul ketika korban tidak menunjukkan respons atau gerakan sama sekali meskipun hari sudah mulai terang dan suasana sekitar mulai bising. Penasaran dengan kondisi tersebut, Rici memberanikan diri untuk mendekat dan memeriksa keadaan korban. Betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa tubuh pria tua tersebut sudah kaku dan tidak lagi bernapas.

Fakta lain terungkap dari kesaksian Liza (35), warga yang sempat melihat korban pada malam sebelumnya. Menurut keterangan Liza, ia melihat Abu Kasim tiba di lokasi tersebut pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, kondisi cuaca di kawasan Pariaman memang sedang tidak bersahabat. Hujan lebat mengguyur desa, sehingga besar dugaan korban memutuskan untuk memarkirkan motornya dan duduk di bangku warung tersebut semata-mata untuk berteduh menghindari hujan deras, sebelum akhirnya buruh tani ditemukan meninggal pada keesokan paginya.

Mendengar laporan warga mengenai kejadian tersebut, jajaran kepolisian dari Polres Pariaman segera bergerak cepat. Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pariaman, Iptu Rio Ramadhan, mengonfirmasi bahwa pihaknya langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian begitu menerima informasi. Polisi segera memasang garis polisi untuk mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) agar proses identifikasi dan evakuasi dapat berjalan lancar tanpa gangguan dari kerumunan warga yang penasaran.

Baca Juga :  Misteri Peluru Nyasar di Padang Pariaman: Uji Balistik Ungkap Harapan Keluarga

Tim identifikasi kemudian mengevakuasi jenazah Abu Kasim ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. H. Muhammad Yamin, S.H. Langkah ini diambil untuk melakukan pemeriksaan medis atau visum luar guna mengetahui penyebab pasti kematian korban. Prosedur ini sangat penting untuk memastikan apakah terdapat unsur pidana atau tanda-tanda penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa korban.

Dari hasil pemeriksaan intensif yang dilakukan oleh tim medis bersama pihak kepolisian, Iptu Rio Ramadhan menyampaikan kesimpulan awal yang melegakan namun tetap menyedihkan. Petugas tidak menemukan adanya bekas luka, memar, atau indikasi kekerasan fisik lainnya pada tubuh korban. Hal ini menguatkan dugaan bahwa penyebab kematian murni karena faktor alamiah, kemungkinan besar berkaitan dengan kondisi kesehatan atau faktor usia korban yang sudah lanjut, ditambah dengan kondisi cuaca dingin pada malam kejadian.

Meskipun prosedur standar kepolisian menyarankan untuk dilakukan autopsi guna mendapatkan detail penyebab kematian yang lebih akurat, pihak keluarga Abu Kasim mengambil sikap berbeda. Melalui perwakilan keluarga, mereka secara resmi menolak tindakan autopsi terhadap jenazah. Penolakan ini disampaikan melalui surat pernyataan resmi yang diserahkan kepada pihak kepolisian. Keluarga mengaku telah ikhlas menerima kepergian korban sebagai musibah dan takdir dari Yang Maha Kuasa.

Baca Juga :  Penyelewengan Solar Subsidi di Pariaman Terbongkar, 12 Jeriken Diamankan Polisi

Dengan adanya surat penolakan autopsi dan hasil visum luar yang nihil tanda kekerasan, Iptu Rio menegaskan bahwa penanganan kasus ini telah selesai. Laporan resmi pun telah dibuat sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, dan jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk segera dikebumikan di kampung halamannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *