
Salingka Media – Upaya pencegahan narkoba di Sumatera Barat kini diarahkan ke pendekatan sosial budaya berbasis kearifan lokal. Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa nagari sebagai satuan pemerintahan terdepan memiliki potensi besar dalam menanggulangi peredaran narkotika.
Dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Forkopimda se-Sumatera Barat yang digelar di Auditorium Gubernuran pada Selasa (6/5/2025), Mahyeldi menyampaikan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menghidupkan kembali fungsi nagari. Program Nagari Hub menjadi salah satu strategi yang tengah dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Sumbar untuk memperkuat lini pencegahan sejak dari akar masyarakat.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan tindakan represif. Harus ada pendekatan yang menyentuh langsung ke kehidupan sosial masyarakat, seperti lewat Nagari Hub ini,” ujar Mahyeldi.
Ia menambahkan, peredaran narkoba kini menyasar seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, perlu sinergi antara kebijakan pemerintah dan kekuatan nilai-nilai lokal sebagai benteng pertahanan sosial. Konsep Nagari Hub diharapkan menjadi sarana integratif dalam pencegahan narkoba di Sumatera Barat secara komprehensif.
Sementara itu, Kapolda Sumatera Barat Irjen. Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, M.Si., CSFA, mengungkapkan bahwa kasus penyalahgunaan narkotika di wilayah Sumbar per April 2025 telah mencapai 388 kasus, dengan jumlah pelaku sebanyak 499 orang, terdiri dari 479 laki-laki dan 20 perempuan.
“Tidak ada kompromi dalam pemberantasan narkoba. Kami sudah memetakan 523 titik rawan yang terus kami awasi secara intensif,” tegasnya.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh Forkopimda Provinsi Sumbar, instansi vertikal, Kepala BNNP Sumbar, Kakanwil Ditjen Pemasyarakatan, serta para Bupati dan Wali Kota se-Sumbar. Kapolres dari berbagai wilayah, seperti Padang, Bukittinggi, Pasaman, Lima Puluh Kota, dan Dharmasraya, juga turut hadir bersama para Kepala OPD serta tokoh adat dan agama.