
Salingka Media – Kabupaten Padang Pariaman kembali menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Festival Mauluik Gadang 2025. Perhelatan akbar tahunan yang sarat akan nilai budaya dan keagamaan ini secara resmi dibuka pada Kamis, 16 Oktober 2025, di Masjid Raya Kabupaten Padang Pariaman, IKK Parik Malintang. Berbeda dengan perayaan maulid biasa, kegiatan ini memadukan syiar Islam dengan tradisi lokal yang telah mengakar kuat. Salah satu prosesi ikonik yang menjadi penanda dimulainya perayaan besar ini adalah tradisi Malamang Tandai Festival Mauluik Gadang, sebuah ritual memasak lemang bersama yang melambangkan kebersamaan dan gotong royong masyarakat Piaman.
Antusiasme masyarakat terlihat sangat tinggi, menjadikan agenda ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga ajang perekat tali silaturahmi. Pembukaan yang meriah ini diawali dengan dua kegiatan utama: Lomba Qasidah Rabana dan Prosesi Malamang, yang menjadi representasi harmonis semangat kebersamaan, pelestarian adat, dan penguatan nilai-nilai keislaman.
Sebanyak 17 grup Qasidah Rabana, yang mewakili seluruh kecamatan di Padang Pariaman, tampil memukau pada hari pembukaan. Mereka berlomba menyajikan lantunan syair-syair Islami dengan penuh penghayatan, menonjolkan aspek vokal, kekompakan tim, serta penampilan yang terbaik. Kompetisi ini menunjukkan bahwa seni Qasidah tetap lestari dan efektif sebagai media dakwah serta penguat kebudayaan Islam di tengah masyarakat.
Di tengah rangkaian perlombaan yang khidmat tersebut, Bupati Padang Pariaman hadir untuk memberikan sambutan sekaligus menutup secara resmi agenda Lomba Qasidah Rabana. Dalam pidatonya, Bupati menegaskan bahwa filosofi dibalik perayaan Mauluik Gadang yang diselenggarakan di tingkat kabupaten ini memiliki esensi yang sama dengan yang rutin dilaksanakan di surau-surau dan masjid-masjid di seluruh pelosok Padang Pariaman. Beliau secara gamblang menyampaikan harapan besar bahwa momentum Malamang Tandai Festival Mauluik Gadang ini akan berperan aktif dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat, serta senantiasa menjadi pengingat akan keteladanan Rasulullah SAW.
Lebih dari sekadar peringatan hari besar keagamaan, Festival Mauluik Gadang memiliki fungsi ganda sebagai wadah strategis untuk mempererat ikatan kekeluargaan. Bupati menekankan bahwa acara ini menjadi titik temu penting, khususnya bagi para “dunsanak” (saudara/kerabat) yang merantau untuk kembali berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. Aspek ekonomi pun tak luput dari perhatian. Kehadiran para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berpartisipasi dalam festival ini menciptakan transaksi ekonomi yang signifikan, berpotensi menunjang kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman secara menyeluruh.
Sebagai wujud kepedulian sosial dan kecintaan terhadap rumah ibadah, rangkaian kegiatan ini juga mencakup tradisi Badoncek. Dalam tradisi kearifan lokal ini, masyarakat secara sukarela menyumbangkan dana yang nantinya akan dialokasikan khusus untuk pembangunan dan pemeliharaan masjid. Ini adalah salah satu bukti nyata semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Minangkabau.
Setelah melalui penilaian yang objektif dan ketat dari dewan juri, yang menilai aspek kekompakan, vokal, penghayatan, dan penampilan, akhirnya ditetapkan para pemenang Lomba Qasidah Rabana Festival Mauluik Gadang 2025. Pengumuman ini disambut meriah dan penuh antusiasme oleh seluruh peserta dan warga yang hadir.
Berikut adalah daftar kecamatan yang berhasil meraih gelar juara dalam Lomba Qasidah Rabana:
| Juara | Kecamatan |
| I | Patamuan |
| II | Nan Sabaris |
| III | IV Koto Aur Malintang |
| Harapan I | Batang Gasan |
| Harapan II | Lubuk Alung |
| Harapan III | Sintuk Toboh Gadang |
Kemenangan ini diharapkan menjadi motivasi bagi grup-grup Qasidah lainnya untuk terus melestarikan kesenian ini, menjadikannya sarana dakwah yang efektif serta simbol penting kebudayaan Islam di wilayah Padang Pariaman.
Rangkaian pembukaan dengan Lomba Qasidah dan prosesi Malamang Tandai Festival Mauluik Gadang ini hanyalah awal dari kemeriahan. Puncak dari Festival Mauluik Gadang 2025 dijadwalkan akan digelar pada keesokan harinya, Jumat (17/10). Acara puncak tersebut akan menghadirkan pedikie-pedikie (pelantun zikir) dari seluruh kecamatan untuk berpartisipasi dalam prosesi Badikie Sarafal Anam. Prosesi ini dikenal khidmat dan sarat makna, menjadi penutup yang menyempurnakan perayaan Maulid Nabi di Padang Pariaman.
Bagi masyarakat yang berada di luar daerah atau berhalangan hadir langsung di lokasi, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah menyediakan fasilitas siaran langsung melalui kanal YouTube Padang Pariaman TV. Hal ini memastikan bahwa kemeriahan dan nilai-nilai luhur dari perayaan budaya dan religi ini dapat dinikmati secara luas, menjangkau seluruh perantau dan khalayak umum. Festival Mauluik Gadang 2025, dengan segala tradisinya, menjadi penegasan bahwa Padang Pariaman mampu merawat nilai agama sambil menggerakkan roda ekonomi daerah.





