Salingka Media, Padang – EKRAF Kota Padang menggelar Pentahelix Pariwisata di ruang santai Kupi Batigo Cafe di kawasan Padang Baru, Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Padang menggelar Pentahelix Pariwisata bertema Pengembangan Ruang Kreasi dan Jaringan Orang Kreatif .” Arena santai ini menyenangkan, terasa akrab untuk berbincang, sebut Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Eri Senjaya di Kupi Batigo, Kamis (24/3/2022).
“Apalagi saya, Eri Sanjaya baru satu bulan menjabat Kadis Pariwisata Kota Padang. Dan tujuan kegiatan bincang ekonomi kreatif ini agar memperoleh pemahamam terhadap karya kreatif. Kemudian kelompok ekonomi kreatif sebagai sarana menambah wawasan bagi pelaku ekonomi kreatif supaya mampu menyeimbangkan antara kepentingan kompetisi dan kepentingan kolaborasi.”
“Saya optimis. Ukurannya adalah dari jumlah pengunjung objek wisata Air Manis, Jika dibandingkan dengan tahun lalu, peningkatannya signifikan hanya dalam rentang waktu dua bulan saja, Januari hingga Februari telah mencapai 300 ribu orang lebih. Untuk itu mohon dibantu untuk menshare berbagai informasi, memanfaatkan Informasi Teknologi, bahwa Kota Padang saat ini aman untuk dikunjungi, “ pinta Kadis Pariwisata Eri Sanjaya.
Pembangunan pariwisata wajib dipublikasikan menjadi berkabar dan disebar via media online atau offline.
Pemberitaan pembangunan pariwisata akan cepat berdampak positif kepada masyarakat apabila menggandeng dan kerja sama dengan media massa sebagai publikasi kegiatan pariwisata
Untuk itu ia berharap kualitas kreatifitas hari ini terus dikembakan, karena perubahan terus berjalan. Sebab semakin tertinggal memanfaatkan IT, maka jelas kian tertinggal memanfaatkan pemasaran, sebab proses digitalisasi berjalan cepat.
Sejalan dengan itu, Kata Eri Sanjaya bahwa Pemerintah Kota Padang telah menyediakan ruan untuk berkreasi untuk insan kreatif. Dan bisa memanfaatkan gedung Yout Center nantinya, untuk pusat ekonomi kreatif. Mengembangkan sumber sumber kreativitas, pemasaran, dan sumber informasi. Dalam artian kegiatan generasi muda akan bertumpu di sana. Lalu kenapa Pemko Padang begitu getol dalam membangun Yout Center itu, karena satu satunya pengembangan ekonomi kreatif karena kleberadaan gedung yout center sebagai pusat kegiatan ekonomi kreatif. Insyaallah setelah Idul Fitri telah bisa dimanfaatkan.
Selanjutnya konsep Pentahelix merupakan salah satu tawaran dari Kementerian Pariwisata terkait dengan pengembangan pariwisata. Gunanya untuk menciptakan kualitas aktivitas, fasilitas, pelayanan dan ilmu pengetahuan serta nilai manfaat pariwisata. Bekerja sama untuk mengembangkan bisnis melalui pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Eri Senjaya katakana, bahwa Kota Padang memiliki beberapa keunggulan beberapa sub sektor ekonomi kreatif. Dari 17 sub sektor, Padang dominan pada sub kuliner, fashion dan seni pertunjukkan.
“Keunggulan sub sektor ekonomi kreatif ini salah satunya dapat dijadikan ikon kota kreatif. Tergantung dari keseriusan seluruh stakeholder untuk membranding Padang sebagai kota kreatif apa,” ujar Eri.
Dalam hal itu, pihaknya selaku pemerintahan memberikan dorongan kepada pelaku-pelaku ekonomi kreatif untuk pengembangan seluruh sub sektor. Dengan menggeliatnya ekonomi kreatif, akan memajukan sektor pariwisata.
“Kami mendorong pelaku ekonomi kreatif dari semua sub sektor. Kemajuannya ekonomi kreatif akan turut menggeliatkan pariwisata,” kata Eri dalam diskusi yang diikuti seluruh unsur pentahelix pariwisata.
Unsur pentahelix terdiri dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha pariwisata, komunitas dan media. “Keterlibatan semua unsur dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif adalah mutlak. Tanpa kolaborasi, mustahil akan mampu melakukan peningkatan berarti, ” tukasnya.
Dalam diskusi pentahelix itu, Dinas Pariwisata Kota Padang menghadirkan akademisi sekaligus pelaku ekonomi kreatif Satria Haris selaku pembicara. Dan menyebut, bahwa Kota Padang memenuhi kriteria sebagai kota kreatif. Akan tetapi sejauh ini Kota Padang belum menemukan branding yang pas sebagai label kota kreatif.
“Ada sektor kuliner, seni pertunjukan dan fashion yang dominan, namun sejauh ini belum disepakati sektor mana yang lebih diunggulkan,” kata Haris.
Jika Ambon dikenal sebagai Kota Musik, sedangkan Kota Padang sendiri belum menyandang gelar kota kreatif, ujarnya