Cinta Sejati Menembus Batas, Mengapa Istri Menjadi Pilihan Utama?

Istri adalah orang yang aku pilih sendiri dari sekian milyar wanita di dunia

Cinta Sejati Menembus Batas, Mengapa Istri Menjadi Pilihan Utama?
Cinta Sejati Menembus Batas, Mengapa Istri Menjadi Pilihan Utama?

Salingka Media – Cinta Sejati Menembus Batas, Mengapa Istri Menjadi Pilihan Utama?

Pepatah lama berkata, “Ada bekas istri/suami, tapi tidak ada bekas anak atau bekas orangtua.”

Pernyataan ini mengandung makna mendalam tentang ikatan keluarga yang tak tergantikan.

Seorang profesor ingin menguji pemahaman mahasiswanya tentang arti keluarga.

Ia meminta salah satu mahasiswa untuk maju ke depan kelas dan menuliskan 10 nama orang yang paling dekat dengannya.

Sang mahasiswa pun menuliskan nama-nama tetangga, orang tua, teman kerja, istri, anak, saudara, dan lainnya.

Kemudian, profesor meminta mahasiswa tersebut untuk memilih 7 orang dari 10 nama yang dianggapnya paling ingin hidup bersamanya.

Sang mahasiswa pun mencoret 3 nama.

Profesor kembali meminta mahasiswa untuk mencoret 2 nama lagi, hingga akhirnya tersisa 3 nama: ibu, istri, dan anak.

Suasana kelas menjadi hening dan tegang, semua orang penasaran dengan pilihan selanjutnya.

Profesor pun meminta mahasiswa untuk mencoret 1 nama lagi.

Mahasiswa itu terdiam sejenak, hatinya diliputi kebimbangan.

Dengan berat hati, ia mencoret nama ibunya.

Profesor kembali meminta mahasiswa untuk mencoret 1 nama lagi.

Air mata mulai mengalir di pipi sang mahasiswa.

Ia merasa sangat sedih dan bingung harus memilih antara istri dan anaknya.

Setelah merenung sejenak, ia mengangkat spidol dan dengan perlahan mencoret nama anaknya.

Tangisnya semakin menjadi-jadi, seluruh ruangan kelas diselimuti kesedihan.

Setelah suasana sedikit tenang, profesor pun bertanya kepada mahasiswa tersebut, “Mengapa kamu memilih istrimu, bukan orang tua yang membesarkanmu atau anakmu sendiri? Bukankah istri bisa dicari lagi?”

Pertanyaan itu menggema di ruang kelas, semua orang menunggu jawaban dari sang mahasiswa.

Baca Juga :  Padangpanjang Luncurkan Angkutan Gratis untuk Pelajar, Operasional Dimulai Pagi Buta

Dengan suara lirih, ia berkata, “Orang tua dan anak memanglah orang terdekat, tapi seiring waktu mereka akan pergi meninggalkanku. Orang tua akan menua dan kembali kepada Sang Pencipta, begitupun anakku yang suatu saat nanti akan menikah dan memiliki kehidupannya sendiri.”

Ia melanjutkan, “Istri adalah orang yang aku pilih sendiri dari sekian milyar wanita di dunia. Dia adalah belahan jiwaku yang selalu menemani saya dalam suka dan duka, dalam pahit dan manisnya kehidupan. Dialah yang selalu sabar dan setia mendampingi saya saat tertatih dan terseok-seok dalam perjalanan meraih mimpi dan cita-cita.”

Jawaban mahasiswa itu menyentuh hati semua orang yang ada di ruangan.

Mereka tersadar bahwa istri memang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, bukan hanya sebagai pendamping hidup, tetapi juga sebagai sumber kekuatan dan semangat.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang arti cinta dan kesetiaan dalam pernikahan.

Istri adalah anugerah yang harus dijaga dan dihargai.

(Semoga cerita ini bermanfaat dan menginspirasi!)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *