Salingka Media – Bluesky, platform media sosial yang dirancang oleh Jack Dorsey, pendiri Twitter, semakin mendapat perhatian publik sejak pemilu presiden Amerika Serikat berakhir. Pengguna media sosial mulai berbondong-bondong meninggalkan X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter dan kini dimiliki Elon Musk, untuk beralih ke Bluesky.
Langkah ini dipicu oleh dukungan Elon Musk terhadap Donald Trump yang berhasil mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilu tersebut. Sikap Musk yang sering melontarkan pernyataan kontroversial menimbulkan gelombang kritik, membuat banyak pengguna mencari alternatif yang lebih netral.
Apa Itu Bluesky?
Bluesky awalnya merupakan proyek internal Twitter saat Jack Dorsey masih menjabat sebagai CEO. Pada 2022, platform ini bertransformasi menjadi perusahaan independen untuk kepentingan publik. Kini, Bluesky dikelola oleh CEO Jay Graber dan didesain sebagai platform sumber terbuka yang memberi kendali penuh kepada penggunanya.
Menurut Graber, Bluesky berbeda dari media sosial lainnya karena dirancang agar “kebal miliarder.” Dalam wawancara dengan CNBC International, ia menjelaskan, “Bluesky kebal terhadap akuisisi oleh konglomerat. Jika perusahaan ini bangkrut atau diakuisisi, seluruh kode kami akan menjadi sumber terbuka. Pengguna tetap memiliki opsi untuk berpindah tanpa kehilangan akses ke data mereka.”
Peningkatan Popularitas dan Pendanaan
Sejak pertengahan Oktober, pengguna Bluesky meningkat pesat hingga mencapai 21 juta. Namun, jumlah ini masih jauh tertinggal dibandingkan Threads milik Instagram dengan 275 juta pengguna, dan X yang mengklaim memiliki 318 juta pengguna aktif.
Bluesky telah menarik perhatian investor besar. Pada Oktober lalu, mereka mengumumkan pendanaan sebesar USD 15 juta dari Blockchain Capital, sehingga total modal yang terkumpul mencapai USD 36 juta sejak awal berdiri.
Misi dan Masa Depan Bluesky
Bluesky dibangun dengan visi untuk menciptakan media sosial yang lebih terbuka dan transparan. “Tidak ada platform lain yang sefleksibel ini. Kami memberikan kendali penuh kepada pengguna untuk mengatur pengalaman mereka sendiri,” ujar Graber.
Ke depan, Bluesky berencana menawarkan paket berlangganan untuk fitur spesial. Namun, Graber menegaskan, mereka tidak akan membuka akses algoritma untuk iklan seperti yang dilakukan platform lain. “Kami tidak akan membangun algoritma untuk menyuapkan iklan ke pengguna,” tegasnya.
Alternatif yang Lebih Bebas
Dengan prinsip anti-monopoli dan kontrol penuh pengguna, Bluesky berpotensi menjadi solusi bagi mereka yang ingin menghindari dominasi media sosial milik konglomerat seperti Elon Musk. Popularitas platform ini menjadi bukti bahwa pengguna kini semakin kritis dalam memilih platform digital yang mereka gunakan.