Program Makan Bergizi Gratis: Momen Emas Tanam Kesadaran Lingkungan Sejak Dini

Program Makan Bergizi Gratis Momen Emas Tanam Kesadaran Lingkungan Sejak Dini
Foto : Antara via TBN

Salingka Media – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) kini memperluas cakupan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya pada aspek gizi, tetapi juga menjadi sarana strategis untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Integrasi edukasi pengelolaan sampah dalam program berskala nasional ini diharapkan dapat membekali anak-anak dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya menjaga kelestarian bumi. Langkah ini menjadi krusial mengingat terus bertambahnya timbulan sampah, khususnya limbah makanan dan kemasan.

Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular KLH, Bapak Agus Rusli, menjelaskan bahwa program MBG memiliki potensi luar biasa sebagai kanal edukasi. “MBG seharusnya tidak hanya berhenti pada pemenuhan gizi,” tegas Agus dalam sebuah diskusi daring yang berlangsung pada Rabu (4/6) lalu. “Program ini harus turut mengedukasi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari sisa makanan dan kemasan plastik.” Jutaan siswa yang menjadi penerima manfaat MBG merupakan target audiens yang ideal untuk menumbuhkan kebiasaan memilah sampah.

Baca Juga :  13.8 Ton Tempe Buatan Indonesia Segera Diekspor Ke Jepang

Hingga Mei 2025, tercatat 1.579 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi di 38 provinsi, melayani sekitar 4,2 juta penerima manfaat. Ambisi pemerintah tidak berhenti di sini; hingga akhir 2025, targetnya mencapai 82,9 juta penerima yang akan didukung oleh sekitar 32.000 dapur MBG. Angka-angka ini menunjukkan skala program yang masif, memberikan peluang emas untuk menyebarkan kesadaran lingkungan secara efektif.

Tak hanya di lingkungan sekolah, Agus Rusli juga menambahkan bahwa edukasi pengelolaan sampah bisa diperluas hingga menyentuh masyarakat dan pelaku usaha yang berada di sekitar sekolah atau dapur MBG. Beliau secara khusus menyoroti pentingnya pembentukan sistem pengelolaan limbah yang terstruktur di setiap dapur MBG. Tanpa sistem yang memadai, dikhawatirkan program yang bertujuan baik ini justru akan menimbulkan masalah lingkungan baru di kemudian hari.

Baca Juga :  Program Makan Bergizi Gratis: Menko Polkam Budi Gunawan Klaim Bisa Tingkatkan IQ Anak Hingga 15 Poin

Data dari KLH memaparkan gambaran yang cukup memprihatinkan: dari total 33,79 juta ton timbulan sampah pada tahun 2024, sekitar 12 juta ton di antaranya adalah sampah plastik. Ironisnya, hanya sekitar 14 persen dari total sampah plastik tersebut yang berhasil didaur ulang. Fakta ini menegaskan urgensi edukasi dan aksi nyata dalam pengelolaan sampah.

KLH secara konsisten menekankan perlunya sinergi kuat antar berbagai pihak, termasuk sekolah dan pemerintah daerah. Kolaborasi ini esensial untuk memastikan edukasi lingkungan terinternalisasi dalam setiap kegiatan siswa. Sinergi ini akan menjadi pondasi bagi keberlanjutan program MBG dan upaya menjaga lingkungan secara keseluruhan. “Paduan antara gizi dan pengelolaan sampah akan memperkuat kebijakan nasional agar lebih holistik dan ramah lingkungan,” pungkas Agus, menekankan pentingnya kesadaran lingkungan sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan