
Pertandingan yang paling dinantikan oleh miliaran penggemar sepak bola di seluruh penjuru dunia akan kembali digelar. Sorotan global tertuju pada Stadion Santiago Bernabeu, markas kebanggaan Real Madrid, yang siap menjadi saksi dari pertempuran sengit bertajuk El Clasico pada Minggu (26/10) malam WIB dalam lanjutan pekan ke-10 La Liga musim 2025/2026. Ini bukan sekadar laga biasa, melainkan duel abadi antara dua klub raksasa, Real Madrid dan Barcelona, yang selalu mempertaruhkan lebih dari sekadar tiga poin. Aroma persaingan, sejarah panjang, dan gengsi menjadi bumbu utama yang menjadikan bentrokan ini tak pernah kehilangan magisnya.
Melihat rekam jejak historis, rivalitas antara kedua tim ini adalah narasi panjang yang terus bergulir. Data menunjukkan betapa tipisnya perbedaan kekuatan mereka. Hingga saat ini, Real Madrid masih memegang keunggulan tipis dalam rekor pertemuan head to head, mencatatkan 105 kemenangan. Namun, sang rival, Barcelona, membuntuti sangat ketat dengan koleksi 104 kemenangan. Angka yang hampir berimbang ini semakin diperkuat dengan 52 hasil imbang, menegaskan betapa seimbang dan panasnya setiap duel yang tersaji. Pertemuan mendatang ini akan sangat krusial karena kemenangan akan memperlebar atau bahkan menyamakan kembali selisih dalam sejarah pertarungan Real Madrid vs Barcelona.
Musim ini, kubu Real Madrid memiliki motivasi ekstra besar. Mereka datang dengan membawa misi balas dendam setelah harus mengakui keunggulan Barcelona sebanyak empat kali sepanjang musim kompetisi 2024/2025. Di bawah arahan pelatih Xabi Alonso, Los Blancos mulai menunjukkan sinyal kebangkitan yang meyakinkan. Performa mereka di seluruh kompetisi musim ini terbilang solid, hanya menelan satu kekalahan sejauh ini, menandakan bahwa gaya permainan menyerang mereka telah menemukan formulasi dan keseimbangan yang pas.
Meski demikian, garis pertahanan Real Madrid masih menjadi perhatian serius. Gawang mereka telah kebobolan sembilan gol dalam sembilan pertandingan terakhir, sebagian besar disebabkan oleh badai cedera yang menghantam keras skuad. Alonso kesulitan untuk menurunkan empat bek terbaiknya secara konsisten. Meskipun ada kabar baik dengan kembalinya sejumlah pilar seperti Dani Carvajal, Trent Alexander-Arnold, Dean Huijsen, dan Dani Ceballos, Madrid tetap harus tampil tanpa trio bek utama: David Alaba, Antonio Rudiger, dan Ferland Mendy.
Situasi ini mungkin memaksa Alonso untuk lebih mengandalkan kreativitas luar biasa dari lini tengah yang mumpuni serta kecepatan di sektor sayap untuk meredam kekuatan serangan dari tim tamu. Performa kandang mereka sendiri memberikan kepercayaan diri. Dari total 20 gol yang sudah dicetak musim ini, delapan di antaranya lahir di Santiago Bernabeu, di mana mereka juga hanya kebobolan dua gol.
Sementara itu, Barcelona tidak sepenuhnya bebas dari masalah. Meskipun daya gedor mereka tetap ditakuti, absennya beberapa pemain kunci berpotensi memberikan dampak signifikan. Pelatih Hansi Flick bahkan harus absen dari pinggir lapangan karena akumulasi kartu merah, sebuah kerugian tak terduga bagi tim Catalan.
Di sisi pemain, Blaugrana harus tampil tanpa Andre Ter Stegen, Joan Garcia, Robert Lewandowski, Gavi, dan Dani Olmo. Absennya lima pemain kunci ini jelas mengurangi kedalaman skuad yang dimiliki oleh Xavi Hernandez. Untungnya, kembalinya Raphinha ke dalam skuad memberikan opsi serangan tambahan yang sangat dibutuhkan. Meskipun pincang, Barcelona dikenal selalu memiliki senjata mematikan di lini depan yang siap memanfaatkan setiap celah dan kesalahan yang dibuat oleh pertahanan Madrid.
Dalam lima pertemuan terakhir kedua tim, dominasi Barcelona sangat kentara, di mana mereka mencatatkan kemenangan sempurna. Kemenangan terakhir mereka terjadi pada Mei 2025 dengan skor ketat 4-3 untuk keunggulan tim Catalan. Catatan impresif ini menjadi peringatan keras bagi Real Madrid menjelang perjumpaan sengit kali ini.
Pertarungan Head to Head El Clasico kali ini diprediksi akan berjalan sangat terbuka dan penuh drama. Baik Real Madrid maupun Barcelona sama-sama memiliki kelemahan di lini belakang akibat cedera, namun memiliki kekuatan serangan yang eksplosif. Pertandingan ini bukan hanya tentang memenangkan tiga poin, tetapi juga tentang perebutan gelar raja di Spanyol dan supremasi dalam rivalitas sepak bola terbesar di dunia. Penggemar menantikan siapakah yang akan keluar sebagai pemenang di Bernabeu dan menorehkan angka ke-106 (bagi Madrid) atau menyamakan kedudukan menjadi 105 (bagi Barcelona) dalam duel abadi ini.





