
Salingka Media, Jakarta – Seorang warga meninggal dunia usai terkena banjir bandang di kawasan perumahan Dinar Indah di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada Jumat (1/6).
Korban laki-laki berusia 60 tahun itu dievakuasi oleh tim penyelamat namun nyawanya tidak tertolong kemudian, menurut Adhy Yulianto, kepala bagian darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.
“Laki-laki, 60 tahun. Ditemukan di kamarnya. Ditolong tapi kemudian meninggal dunia,” jelas Adhy melalui sambungan telepon.
Sementara itu, Adhy mengatakan, banjir bandang di kawasan perumahan Dinar Indah akibat curah hujan yang tinggi di hulu Ungaran menyebabkan tanggul Kali Pengkol tidak mampu menampung debit yang terus meningkat sehingga mengakibatkan rusaknya tanggul.
“Tanggul jebol karena Sungai Pengkol banjir dan airnya dari atas. Dari Ungaran,” kata Adhy.
Adhy menambahkan, kawasan pemukiman yang terdampak banjir juga merupakan kawasan cekungan yang kerap terendam banjir. Fenomena banjir bandang sudah pernah terjadi sebelumnya di tempat ini.
“Ini adalah daerah cekungan. Itu banjir biasa,” kata Adhy.
Adapun kondisi saat ini, banjir sudah surut dan menyisakan puing-puing, sampah dan lumpur yang terbawa arus. Tim BPBD Kota Semarang akan berkoordinasi dengan unsur terkait dan akan mulai memperbaiki tanggul yang rusak besok.
Tim BPBD Kota Semarang bersama unsur forkopimda terkait saat ini terus melakukan kajian dan kajian cepat. Menurut angka sementara, 147 warga terkena dampak banjir. Beberapa warga dievakuasi dan mengungsi ke masjid yang dekat dengan bangunan dan lebih aman.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi cuaca ekstrem yang dapat disertai hujan lebat dan dapat disertai angin masih mengancam Kota Semarang hingga Minggu (08/01).
Menanggapi hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh elemen pemerintah daerah dan masyarakat untuk dapat mengantisipasi potensi bencana lanjutan.
Disarankan untuk melakukan pekerjaan secara berkala seperti memantau kondisi sungai, membuang sampah dan material lain yang dapat menyumbat aliran air, memantau kondisi tanggul, jalan dan jembatan, serta memantau aliran keluar air saat hujan lebat.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana susulan, masyarakat DAS disarankan untuk melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan deras terus menerus yang berlangsung lebih dari satu jam. Masyarakat juga diharapkan selalu memperhatikan kondisi aliran sungai dan menghindari dermaga sungai dan lereng curam dengan vegetasi minimal.
Dapatkan update berita salingkamedia.com di akun facebook salingka media @salingkamedia serta twitter salingka media @salingkamedia dan ikuti juga kami di Google News pada link ini Salingka Media Google News