Rekonstruksi Mutilasi Bukit Ransam: Pengakuan Sadis Bobi Memakan Daging Korban

Rekonstruksi Mutilasi Bukit Ransam Pengakuan Sadis Bobi Memakan Daging Korban
REKONSTRUKSI— Tersangka Bobi memperagakan pembunuhan yang dilakukannya terhadap temannya di Kafe Kharisma, kawasan objek wisata Bukit Ransam, Kampung Sungai Nipah, Kabupaten Pessel – Dok. Posmetropadang

Salingka Media – Rekonstruksi mutilasi Bukit Ransam baru-baru ini mengungkap detail-detail mengerikan dari sebuah kasus pembunuhan sadis yang terjadi di sebuah kafe di kawasan objek wisata Bukit Ransam, Kampung Sungai Nipah, Nagari Painan Selatan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Pada Kamis (12/6) sekitar pukul 09.30 WIB, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pesisir Selatan menggelar rekonstruksi untuk memperjelas rangkaian peristiwa tragis ini.

Kasus yang menggemparkan publik ini berawal dari penemuan kerangka korban bernama Periwisata. Jasad korban ditemukan dalam kondisi terpotong-potong dan dicor di dalam bak mandi bekas sarang walet, tak jauh dari lokasi kafe. Proses rekonstruksi ini merupakan bagian krusial untuk melengkapi penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 338 juncto Pasal 351 ayat (3) KUHP, yang berkaitan dengan penganiayaan berujung kematian.

Kronologi Kejadian Mengerikan di Kafe Kharisma
Peristiwa nahas ini bermula pada bulan Maret 2023 di dalam kamar Kafe Kharisma. Tersangka utama dalam kasus ini adalah BS alias Bobi (34), seorang buruh harian lepas yang berasal dari Teluk Bakung, Nagari Gurun Panjang Utara, Kecamatan Bayang. Dalam adegan rekonstruksi, terungkap bahwa Bobi membunuh korban dengan cara dipukul menggunakan balok kayu, lalu lehernya digorok.

Setelah memastikan korban tewas, Bobi kemudian melakukan tindakan keji dengan memutilasi tubuh korban menggunakan gergaji menjadi beberapa bagian. Potongan-potongan jasad tersebut lalu dimasukkan ke dalam bak mandi. Untuk menghilangkan jejak kejahatannya, jasad korban yang sudah dimutilasi itu kemudian dicor dalam bak mandi yang berada di bekas bangunan sarang burung walet.

Yang paling mengejutkan dan membuat publik bergidik adalah pengakuan Bobi saat rekonstruksi. Tersangka memperagakan bagaimana ia memasak serpihan daging korban dan kemudian memakannya. Tindakan ini menunjukkan tingkat kekejaman yang luar biasa dan sulit diterima akal sehat.

Rekonstruksi: 18 Adegan Ungkap Kebenaran Materiil
Dalam rekonstruksi yang berlangsung kemarin, tersangka Bobi memperagakan total 18 adegan. Adegan-adegan tersebut secara rinci menggambarkan kronologi kejadian, mulai dari awal mula pembunuhan hingga upaya menghilangkan jejak. Kegiatan ini merupakan bagian vital dari upaya penyidik untuk melengkapi alat bukti, sebagaimana tercantum dalam Laporan Polisi Nomor LP/B/44/IV/2025 yang diterbitkan pada 6 April 2025.

Baca Juga :  Nelayan Hilang di Perairan Pulau Penyu, Diduga Perahu Tenggelam Dihantam Badai

Hadir dalam kegiatan penting ini sejumlah pejabat kepolisian dan kejaksaan, antara lain Kapolres Pesisir Selatan AKBP Derry Indra, Kabag Ops AKP Teguh Priyatno, Kasat Reskrim AKP M Yogie Biantoro, serta perwakilan dari Kejaksaan Negeri Pesisir Selatan, yaitu Kasi Pidum Rizky Al Ikhsan dan Jaksa Fungsional Rido Pradana.

Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Derry Indra, menyampaikan bahwa rekonstruksi ini bukan sekadar formalitas. Ia menekankan bahwa ini adalah tahapan penting dalam rangkaian proses penyidikan untuk mengungkap kebenaran materiil dari peristiwa pidana. “Rekonstruksi ini menjadi sarana penting untuk mencocokkan keterangan tersangka, saksi, dan barang bukti yang telah dikumpulkan. Kami ingin memastikan bahwa proses hukum berjalan objektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar AKBP Derry Indra.

AKBP Derry Indra juga menegaskan komitmen Polres Pesisir Selatan untuk menindak tegas setiap bentuk tindak pidana yang meresahkan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kekerasan dan pembunuhan. Ia menambahkan bahwa setelah rekonstruksi ini, penyidik akan segera melengkapi berkas perkara dan melimpahkannya kepada pihak Kejaksaan agar tersangka dapat segera disidangkan. Kasus pembunuhan sadis di Bukit Ransam ini menjadi pengingat mengerikan akan sisi gelap kemanusiaan.

Tinggalkan Balasan