“Kami Hanya Ingin Meluruskan!” Rauda dan Rahmahnita dari Pasaman Barat Bicara Jujur Terkait Dugaan Fitnah

Klarifikasi Lengkap Rauda dan Rahmanita Soal Dugaan Fitnah Novi di Pasaman Barat, Kronologi, Siaran Langsung dan Komentar

Salingka Media, Pasaman Barat – Dua perempuan asal Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, yakni Rauda dan Rahmahnita (Ita), memberikan klarifikasi dan hak jawab atas pemberitaan yang menyebut mereka sebagai pelaku fitnah terhadap seorang perempuan bernama Nopi (Novita). Selain pernyataan keduanya, artikel ini juga memuat keterangan warga setempat, konfirmasi dari Polres Pasaman Barat, Kepala Jorong dan beberapa bukti lainnya.

Pernyataan Rauda dan Rahmahnita

Rauda menjelaskan bahwa tujuan siaran langsung di Facebook adalah untuk menunjukkan situasi saat rumah Novi sedang dikerumuni warga, bukan untuk memfitnah. Menurutnya, warga kesal karena Novi diduga pernah menjelekkan nama kampung dan mencaci beberapa warga melalui live di sosial media di akun temannya “Rina Dewi” kemudian dihapus oleh yang bersangkutan.

Klarifikasi Rauda & Rahmanita, Terkait Dugaan Fitnah oleh Nopi dan Siaran Langsung di Kampung Harapan Muara Kiawai Pasaman Barat 2
Tangkapan layar video yang direkam Rauda saat Novi siaran langsung pada akun Rina Dewi, sore hari tanggal 26 september 2025

Rauda mengatakan “malam harinya pada hari jumat 26 September sekitar jam 20.00 wib rumah novi dalam keadaan kosong, namun beberapa warga beramai-ramai menunggu Novi dari Seberang rumah novi yaitu dirumah butet. Selang beberapa jam kemudian ternyata novi pulang Bersama ibunya/Nimi sekitar jam 23.30. Saat Novi sudah dirumah, beberapa warga mendatangi rumah Novi ingin bertanya dengan baik-baik agar bisa menjelaskan apa maksud dari perkataan Novi di siaran langsung akun Rina Dewi tersebut, namun Novi tidak memberi tanggapan dan tidak keluar rumah untuk menemui warga.”

“Saat warga mendatangi rumah Novi itulah saya siarankan langsung karena adanya keributan warga dengan Novi,.” Ujar Rauda

“Sembari warga menunggu Novi lalu ibunya novi keluar rumah dan menawarkan kepada warga untuk masuk ke dalam rumah, namun warga enggan untuk masuk ke dalam rumah. Karena Novi tidak keluar rumah akibatnya warga tambah geram dan marah” tutur Rauda

Klarifikasi Rauda & Rahmanita: Terkait Dugaan Fitnah oleh Nopi dan Siaran Langsung di Kampung Harapan Muara Kiawai Pasaman Barat
siaran langsung rauda saat rumah nopi di didatangi beberapa warga setempat pada tanggal 26 september 2025 sekitar jam 23.20 wib (link siaran langsung Rauda https://www.facebook.com/rauda.142981/videos/1284903556242257)

Rahmanita, kakak kandung Rauda, “saat siaran langsung Rauda malam itu saya sedang berada dirumah dan saya tidak berada dilokasi kejadian, dipertengahan siaran langsung Rauda sekitar menit 32.07 saya menonton dan mendengar perkataan Nimi/ibu Novi melontarkan kata-kata yang kotor terhadap rauda, yang isinya (tu rauda tu anak gampang tu, pandai lo mangecek nopi ko anak gampang, padahal inyo nan manggampang) bahasa Indonesianya, (itu rauda anak haram, pandai pula dia mengatakan nopi anak haram, padahal dia melahirkan anak haram) karena perkataan itulah saya berkomentar di siaran langsung Rauda, karena saya merasa perkataan itu sangat menyinggung kehormatan pribadi Rauda adik kandung saya.”

Baca Juga :  Video Anjing Dikuliti Hidup-hidup Dipastikan Bukan di Sragen, Masyarakat Diminta Tidak Terprovokasi
Komentar Rahmanita di siaran langsung Rauda pada tanggal 27 september 2025 sekitar jam 00.10 wib

Komentar itu dalam bahasa indonesianya, “dulu nopi itu pernah menyebutkan nimi (ibu novi) itu lonte waktu bertengkar dengan ibunya, kamu tapi melonte kata nopi terhadap ibunya, tapi sekarang nopi tidak ingat lagi dengan perkataannya”

“lebam, lebam, lebam, belang, sok cantik, padahal mulus ketiak aku daripada wajah nopi”

“belanja anaknya dikasih 10.000 hari kamis, sok kaya juga itu”

“nggak tau kalian kakak novi tu ada yang bodoh, upik Namanya, nanti dia pula yang gila”

“nggak sadar diri juga anak ini urang sekampung sudah jadi lawannya”

“disitu nimi tu tidur, takut dia”

Komentar Rahmanita di siaran langsung Rauda pada tanggal 27 september 2025 sekitar jam 00.10 wib

“tanya ke nimi itu siapa ayahnya, tampak berbelang dia itu anak campur tu”

“rada cantik dia lebam panaslah hatinya”

“banyak ayahnya kata saya”

Beberapa hari setelah itu Rauda dan Rahmanita melihat namanya dalam berita di salah satu media online. “Rahmanita berusaha mengklarifikasikan kepada media online tersebut karena menurutnya berita yang diterbitkan tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya dan komentar saya pada siaran langsung Rauda juga tidak sesuai artinya, namun media online tersebut tidak menanggapi dengan serius dan menyampaikan akan menerbitkan berita selanjutnya yang lebih tajam dan menyoroti” ungkap rahmanita

Kesaksian Warga Setempat

Saat awak media Salingka mengkonfirmasi beberapa warga setempat yang meminta tidak disebutkan namanya, mereka memberi penjelasan panjang tentang dinamika sosial yang memicu kerumunan malam itu, Beberapa poin penting dari kesaksian warga:

  • Salah satu warga menyebut Nopi pernah menelpon dan menantang salah satu warga, mengatakan ingin bertemu dan mempertanyakan “apa maunya saya” dan dia juga menantang saya saat Novi siaran langsung di akun Rina Dewi.
  • Menurut warga, Novi kerap mencela tetangga dan menjelekkan kampung Harapan melalui akun sosial medianya dan siaran langsung di akun Rina Dewi.
  • Beberapa warga merasa dihina secara terus-menerus, termasuk penghinaan terhadap fisik dan kondisi ekonomi, misal menyebut motor atau barang warga secara merendahkan, menyebut warga “kuman-kuman kampung” atau mengolok-olok penampilan.
  • Kerumunan warga di rumah Nopi terjadi karena puncak respon terhadap siaran langsung Novi dan Rina Dewi di akun Rina Dewi yang memuat sindiran terhadap kampung dan individu; warga ingin menemui Nopi namun beberapa warga ada yang bubar karena Nopi pulang larut malam (sekitar jam 23.30 malam). Warga yang menunggu dan berada di Lokasi antara lain disebut: Butet, Resmi, Elis, Juli, Leni, Rido, Putra, Rahmat, Diah, Ewi, Risa dan lainnya.
  • Warga juga menuturkan bahwa sejak Novi tinggal di kampung (sekitar kurang lebih 2 tahun terakhir menurut mereka) konflik meningkat, termasuk insiden sejak pondasi rumahnya berdiri, bahkan Novi pernah mengatakan tentang “membeli mobil supaya warga pada mati karena melihat mobilnya dan dibuatnya acara orgen tunggal biar terguncang gunung tuleh pasaman ini” yang memancing rasa sakit hati warga.
  • Beberapa contoh hinaan yang disebut warga: mengolok gigi (menyebut (“Tonggiang/Monyong”), mengejek dagangan warga (“banyak bulu daripada isi warungnya”), (“tonggak rumah dia sudah teleng”), (menuduh suami orang mencuri sawit), (menyebut beberapa warga melahirkan anak haram) (mencaci payudara seoarang warga).
Baca Juga :  Bupati Hamsuardi Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Perumahan Griya Elang Semesta 6

Keterangan warga tersebut menegaskan bahwa reaksi Rauda dan Rahmahnita muncul dari akumulasi kejengkelan warga atas perilaku yang menurut mereka terus-menerus merendahkan masyarakat kampung Harapan. Beberapa bukti yang di uraikan warga ada pada Rauda yang sempat merekam tangkapan layar video di siaran langsung Novi di akun Rina Dewi yang berdurasi 22 menit saat Novi sedang berada di dalam perjalanan naik motor bersama Rina Dewi, karena siaran langsung itu telah di hapus namun Rauda sempat merekam layar video tersebut untuk dijadikan bukti.

Dibawah ini beberapa bukti perkataan Novi di beberapa komentar yang berkaitan dengan beberapa warga dan kampung harapan yang di kirim oleh Rauda dan warga kepada awak media Salingka

“iri saya pit ke orang yang tidak punya apa-apa, ketawa semua orang mendengarnya, sedangkan wajahnya saja sudah bersegi pipinya sudah kempes karena susah hidupnya”

“ada saja pula pit, mungkin ada dia mimpi jadi orang kaya antara 3 hari ini, makanya sanggup mulutnya mengatakan saya iri sama dia”

“ada orang di kampung harapan itu mel, yang mampu mengatakan saya iri ke dia, sementara dia belum punya apa-apa, tinggalnya saja menumpang di rumah kakak iparnya, kebetulan rumahnya tidak dipakai”

Baca Juga :  Lantamal II Bongkar Penyelundupan 15 Kg Ganja di Pantai Natal Madina

“nopa anak gempor itu mel, imel pasti tau rumahnya, tapi dia sering lewat sini, yang mempunyai warung itu, banyak bulu daripada isi warungnya”

Konfirmasi Polres Pasaman Barat

Pihak Salingka Media telah mengkonfirmasi kepada Polres Pasaman Barat pada Selasa, 14 Oktober 2025. Kepolisian membenarkan bahwa laporan terkait kasus ini tercatat pada 3 Oktober 2025.

Konfirmasi Kepala Jorong

Salingka Media juga mengkonfirmasi kasus ini kepada Cendi, Kepala Jorong Kampung Harapan, Muara Kiawai. Pernyataan singkat Cendi: “Saya kurang jelas dengan permasalahan itu, yang saya tahu dia datang kemari bahwa dia telah melapor itu saja dan tidak saya tanya panjang lebar. Saya kalau urusan emak-emak itu malas saya ikut serta, yang lebih jelasnya kan di Polres itu.” ujar Cendi

Rauda dan Rahmahnita menegaskan kembali bahwa niat mereka adalah menyuarakan reaksi warga atas perilaku yang dianggap merugikan kampung, bukan untuk memfitnah. Mereka meminta agar publik tidak buru-buru menilai tanpa melihat keseluruhan fakta dan meminta media untuk memberikan hak jawab secara proporsional.

Pihak Salingkamedia telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Novi (Novita) sejak 18 Oktober 2025 melalui telepon WhatsApp dan pesan chat WhatsApp. Namun hingga berita ini diterbitkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan atau hak jawab terkait klarifikasi yang disampaikan oleh Rauda dan Rahmahnita.

Redaksi Salingkamedia masih menunggu jawaban resmi dari pihak Novi untuk dimuat sebagai bentuk keseimbangan pemberitaan sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *