Prabowo Ajak Umat Kristiani Jadikan Paskah Sebagai Momentum Persatuan dan Harapan

 

Dok. Humas

Salingka Media – Memperingati Hari Paskah 2025, Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya Paskah sebagai momen reflektif untuk memperkuat nilai-nilai pengorbanan, kebangkitan, serta harapan akan masa depan yang lebih baik.

Makna Paskah sebagai Pengingat akan Solidaritas dan Persaudaraan

Melalui akun media sosial X resminya @prabowo pada Minggu, 20 April 2025, Prabowo menyampaikan bahwa Paskah bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga saat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Kiranya semangat Paskah menjadi inspirasi untuk mempererat persaudaraan, memperkuat persatuan, dan menjaga harmoni dalam keberagaman,” tulisnya. Ia menambahkan bahwa semangat tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

Baca Juga :  Pasangan Muda Nikah Siri yang Ditemukan Menempati Kios Kosong di Pasar Aua Tajungkang, Pemko Upayakan Nikah Resmi

Kardinal Ignatius Suharyo: Paskah Bukan Sekadar Kenangan, Tapi Panggilan Aksi

Dalam kesempatan yang sama, Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, memberikan pesan yang menggugah dalam Misa Hari Raya Paskah di Gereja Katedral Jakarta. Ia mengingatkan bahwa perayaan Paskah tidak berhenti pada upacara liturgi, namun harus dihayati melalui tindakan nyata yang mencerminkan kasih dan keadilan sosial.

“Paskah adalah saat kita bertanya pada diri sendiri: kebaikan apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat, bangsa, dan negara kita?” ujarnya.

Isu-Isu Sosial yang Jadi Sorotan: Dari Perdagangan Manusia hingga Korupsi

Kardinal Suharyo juga menyoroti berbagai tantangan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Ia menyebut masih maraknya perdagangan manusia, kerusakan lingkungan, perjudian online, hingga kekerasan fisik dan psikis sebagai persoalan yang mendesak untuk diatasi.

Baca Juga :  Modus Licik Wanita Calo KUR di Padang: Gunakan Nama Nasabah, Dana Cair, Negara Merugi! Diduga Libatkan Oknum Bank

Yang paling mencolok dalam khotbahnya adalah pernyataan keras terhadap praktik korupsi. Mengutip Paus Fransiskus, Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa korupsi adalah luka sosial yang merusak harapan dan menindas yang lemah.

“Korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi skandal moral yang menghancurkan masa depan generasi bangsa. Ini dosa berat yang berteriak ke surga,” tegasnya.

Akar Masalah: Keserakahan dan Krisis Moral

Menurut Kardinal Suharyo, akar dari semua persoalan ini terletak pada keserakahan. Ia menyebut keserakahan sebagai bentuk perbudakan modern yang menghancurkan manusia, baik secara spiritual maupun sosial. Untuk itu, ia mengajak umat Kristiani dan seluruh rakyat Indonesia agar menjadikan perayaan Paskah sebagai titik balik untuk memerangi keserakahan dengan kasih, integritas, dan kepedulian terhadap sesama.

Tinggalkan Balasan