Percepatan Pembangunan Pelabuhan Teluk Tapang, Bupati Pasbar Sambut Tim Kemenhub untuk Survei Strategis

Percepatan Pembangunan Pelabuhan Teluk Tapang, Bupati Pasbar Sambut Tim Kemenhub untuk Survei Strategis
Percepatan Pembangunan Pelabuhan Teluk Tapang, Bupati Pasbar Sambut Tim Kemenhub untuk Survei Strategis – Foto : Humas Pasbar

Salingka Media – Masa depan konektivitas logistik di Sumatera Barat kian cerah dengan fokus pada pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang. Pada Minggu (13/7) lalu, Bupati Pasaman Barat, Yulianto, secara langsung menerima tim dari Pusat Pembiayaan Infrastruktur Transportasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan. Kunjungan ini bukan sekadar audiensi biasa, melainkan juga bagian dari kegiatan survei lokasi penting yang bertujuan untuk menyusun studi pendahuluan Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Teluk Tapang.

Pertemuan awal yang krusial ini dilaksanakan di Rumah Dinas Bupati Pasaman Barat, di mana audiensi dan pemaparan detail proyek diselenggarakan. Jajaran kepala OPD Pasaman Barat turut hadir, menunjukkan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap inisiatif ini. Di antara mereka adalah Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Bappelitbangda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala DPMPTSP, dan Kepala Dinas Kominfo. Tim Kementerian Perhubungan dipimpin oleh Adrianto dan Iis dari Bidang Laut, serta didampingi oleh tenaga ahli terkemuka seperti Prof. Hera dan Bapak Anto, bersama konsultan teknis Mas Fuad.

Target utama dari audiensi dan survei ini adalah untuk melihat langsung kesiapan area di Air Bangis yang direncanakan sebagai lokasi pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang. Proyek ambisius ini direncanakan akan memulai tahap konstruksi pada tahun 2025, dengan dukungan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp116 miliar. Pada fase awal, pembangunan akan meliputi fasilitas esensial seperti perkantoran, area parkir, stopel, dan beragam sarana pendukung lainnya. Semua fasilitas ini akan berdiri kokoh di atas lahan seluas 12,5 hektare, sebuah langkah awal yang signifikan untuk infrastruktur maritim di wilayah ini.

Bupati Yulianto secara tegas menyampaikan pentingnya percepatan proyek ini. Beliau menekankan bahwa kehadiran pelabuhan baru ini bukan hanya sekadar penambah fasilitas, melainkan solusi strategis untuk mengatasi berbagai keterbatasan operasional yang selama ini membebani Pelabuhan Teluk Bayur. Dengan beroperasinya Pelabuhan Teluk Tapang, diharapkan distribusi logistik dari Pasaman Barat dan wilayah sekitarnya dapat berjalan lebih lancar dan efisien.

“Pelabuhan Teluk Tapang akan berperan sebagai simpul logistik yang sangat strategis. Cakupannya tidak hanya terbatas pada Pasaman Barat, melainkan juga akan melayani seluruh kawasan utara Sumatera Barat hingga ke Mandailing Natal, Sumatera Utara,” ujar Bupati Yulianto, menyoroti jangkauan dan dampak ekonomi yang luas dari proyek ini.

Baca Juga :  Antusiasme Ibu-Ibu di Luhak Nan Duo, Ketua TP-PKK Pasbar Apresiasi Keberhasilan PIN Polio

Potensi ekonomi yang dimiliki Pelabuhan Teluk Tapang sangatlah besar. Pasaman Barat dikenal sebagai sentra penghasil kelapa sawit utama di Indonesia, dengan luas tanam mencapai 101.402 hektare dan produksi mencapai 330.881 ton setiap tahunnya. Selain sawit, potensi jagung juga sangat signifikan, tersebar di lahan seluas 45.523 hektare. Daerah ini juga menyimpan kekayaan tambang seperti bijih besi, mangan, dan granit, yang lokasi penambangannya hanya berjarak 6 hingga 9 kilometer dari area pelabuhan, menjadikannya sangat strategis untuk jalur distribusi.

Tidak hanya sebatas logistik dan sumber daya, tim Kementerian Perhubungan juga melihat potensi pengembangan kawasan Teluk Tapang sebagai destinasi wisata maritim. Area ini memiliki nilai sejarah yang kaya, pernah menjadi pusat ekonomi penting pada masa kolonial. Sisa-sisa benteng bersejarah yang masih dapat ditemukan di sana menjadi daya tarik tersendiri yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Dari segi geografis, lokasi Pelabuhan Teluk Tapang menawarkan efisiensi yang jauh lebih unggul dibandingkan Teluk Bayur. Waktu tempuh logistik dari Pasaman Barat ke Teluk Tapang hanya sekitar 2,5 jam, memangkas waktu perjalanan yang sebelumnya mencapai 4,5 jam menuju Teluk Bayur. Keunggulan lainnya adalah aksesibilitas yang mudah dari Sumatera Utara, khususnya melalui Kabupaten Mandailing Natal yang hanya berjarak 3 kilometer dari perbatasan, membuka peluang konektivitas regional yang lebih luas.

Dengan semua potensi dan keunggulan tersebut, studi pendahuluan dan kegiatan survei ini diharapkan menjadi tonggak penting. Ini adalah fondasi yang kokoh untuk mempercepat realisasi proyek strategis nasional ini, yang pada gilirannya akan memperkuat konektivitas infrastruktur dan meningkatkan daya saing ekonomi daerah secara signifikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *