
Salingka Media – Penanggulangan karhutla di Kalimantan Tengah terus menjadi fokus utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Letjen TNI Dr. Suharyanto, Kepala BNPB, menegaskan komitmen penuh dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan. Meski situasi terkini relatif aman, kewaspadaan tetap dijaga dengan serangkaian langkah mitigasi dan pemadaman yang terkoordinasi.
Untuk memastikan respons yang cepat dan efektif, penanggulangan karhutla di lapangan kini diperkuat dengan pembentukan 77 pos pantau di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Pos-pos ini menjadi pusat pengawasan dan komando bagi satgas darat yang merupakan gabungan dari berbagai unsur seperti BPBD, relawan, masyarakat peduli api, Manggala Agni, TNI, dan Polri. Sinergi ini memungkinkan pemadaman langsung di titik-titik api yang terdeteksi.
Selain pengerahan personel di darat, BNPB juga mengoptimalkan dukungan dari udara. Dua unit helikopter water bombing telah disiagakan untuk menjangkau area-area sulit yang tidak bisa diakses oleh tim darat. Tak hanya itu, dua helikopter patroli juga siap beroperasi di bawah kendali Gubernur Kalimantan Tengah hingga musim penghujan tiba, diperkirakan pada akhir September.
Aspek logistik, khususnya ketersediaan air, juga menjadi perhatian serius. Mengingat beberapa titik rawan kebakaran tidak memiliki sumber air alami, satgas darat kini dilengkapi dengan flexible tank berkapasitas sekitar 5 ton. Peralatan modern ini memastikan pasokan air yang memadai untuk operasi pemadaman di lapangan.
Letjen Suharyanto juga menekankan bahwa penanggulangan karhutla adalah isu nasional, dengan enam provinsi diprioritaskan dalam upaya pengendalian. BNPB, bersama jajaran di daerah, terus berkomitmen untuk menjaga kondisi tetap terkendali. Peningkatan kapasitas, baik sumber daya manusia maupun teknologi, akan terus dilakukan jika kondisi lapangan menuntut.
Penguatan kesiapsiagaan ini juga tercermin dalam Apel Gelar Personel dan Sarana Prasarana Penanggulangan Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025. Acara yang dipimpin oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, bersama Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, dan Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto ini dihadiri oleh 1.200 peserta. Mereka berasal dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, BPBD, Pertamina, Dinas Kehutanan, Tagana, Pramuka, GAPKI, APHI, Manggala Agni, dan unsur lainnya, menunjukkan komitmen lintas sektor dalam menjaga Kalimantan Tengah dari ancaman kebakaran hutan. Turut hadir pula dalam apel tersebut Wakil Gubernur Edy Pratowo, unsur Forkopimda, Plt. Sekretaris Daerah Leonard S. Ampung, kepala instansi vertikal, kepala OPD terkait, serta Kepala BMKG RI, Prof. Dwikorita Karnawati.