Salingka Media, Sejarah – Buku Nashoihul Ibad (Kumpulan Nasehat Bagi Para Hamba) merupakan buku referensi bagi para santri dan santri di madrasah dan pesantren.
Penyusun kitab ini adalah seorang ulama besar asal Banten yaitu Syekh Imam Nawawi al-Bantani.
Ia pernah menjadi Imam Masjidil Haram dan karya-karyanya menjadi referensi di Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Mengutip jurnal berjudul Materi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nashoihul Ibad Karya Ahmad Rizky Hidayat, tujuan Syekh Imam Nawawi menulis buku ini adalah untuk mempertahankan ajaran Islam yang terkandung dalam kitab-kitab klasik sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagian besar isi kitab ini bersumber dari kitab-kitab karya ulama sebelumnya.
Buku Nashoihul Ibad memuat beberapa nasehat yang dapat memberikan pencerahan bagi umat Islam agar dapat mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat.
Nasehat-nasehat dalam buku ini dikelompokkan menjadi 10 bab yang berisi 214 nasehat.
Sebanyak 45 nasehat berasal dari hadis dan selebihnya merupakan atsar atau ucapan para sahabat dan pengikut Nabi SAW.
Dalam setiap babnya, Syekh Imam Nawawi selalu memberikan uraian terlebih dahulu mengenai jumlah nasehat yang diberikannya dan jumlah poin pada setiap nasehat beserta jumlah hadis dan atsarnya.
Mengenal sosok Syekh Imam Nawawi al-Bantani.
Syekh Nawawi al-Bantani lahir di Tanara, Serang, sekitar tahun 1230 Hijriyah atau 1813 M – meninggal di Mekkah, Hijaz, sekitar tahun 1314 Hijriyah atau 1897 M.
Syekh Nawawi al-Bantani merupakan salah satu ulama besar asal Indonesia di tingkat internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram di Arab Saudi.
Ia menyandang gelar al-Bantani karena berasal dari Banten, Indonesia. Beliau merupakan seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir dan hadis.
Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani kemudian mendapat julukan Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang cakap berilmu), A’ yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain, (Imam ‘Ulama Dua Kota Suci).
Sejak berusia lima tahun, Syekh Nawawi mulai belajar ilmu Islam langsung dari ayahnya.
Bersama saudara-saudaranya, Syekh Nawawi mempelajari ilmu dasar bahasa Arab, fiqh, tauhid, Alquran dan tafsir.
Pada usia delapan tahun, bersama kedua adiknya, Tamim dan Ahmad, Syekh Nawawi berguru kepada K.H. Sahal, salah satu ulama terkenal di Banten saat itu.
Kemudian dilanjutkan kegiatan menimba ilmu dari Syekh Baing Yusuf Purwakarta.
Di usianya yang belum genap lima belas tahun, Syekh Nawawi telah mengajar banyak orang, hingga kemudian ia mencari tempat di tepi pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang semakin hari jumlahnya semakin bertambah.
Baru pada usia lima belas tahun Syekh Nawawi menunaikan ibadah haji dan kemudian belajar kepada sejumlah ulama terkenal di Mekkah saat itu.
Ulama asal Mesir, Syekh ‘Umar ‘Abdul Jabbar dalam bukunya “al-Durus min Madhi al-Ta’lim wa Hadlirih bi al-Masjidil al-Haram” (beberapa kajian masa lalu dan masa kini tentang Pendidikan Saat Ini di Masjidil Haram) ) menulis bahwa Syekh Nawawi menulis dengan sangat produktif hingga karyanya mencapai lebih dari seratus judul yang mencakup berbagai disiplin ilmu.
Karya-karyanya banyak yang berbentuk syarah atau tafsir terhadap kitab-kitab klasik.
Syekh Nawawi wafat di Mekkah pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijriyah atau tahun 1897 Masehi.
Makamnya terletak di Jannatul Mu’alla, Mekkah.
Makamnya bersebelahan dengan makam putri Sayyidina Abu Bakar Ash-Siddiq, Asma΄ binti Abû Bakar al-Siddîq.
Meski meninggal di Jazirah Arab, hingga saat ini setiap tahunnya selalu ada haul atau peringatan wafatnya Syekh Nawawi al-Bantani di tanah kelahirannya, tepatnya di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara di Tanara, Serang, dibawah asuhan K.H. Ma’ruf Amin.
Haul Syekh Nawawi selalu ramai dikunjungi mahasiswa Indonesia bahkan asing.(#)
Referensi: (Majalah Alcerita edisi 15 Februari 2004, Majalah Alcerita edisi 14 September 2003, Mahbib 3 Februari 2017 /nu.or.id Diakses 25 Mei 2017, kumparan.com, wikipedia, Dll).