Mendag Zulkifli Hasan Minta UMKM Daerah, Kolaborasi Dengan Pusat Kunci Menuju Go Internasional

Mendag Zulkifli Hasan Minta UMKM Daerah, Kolaborasi Dengan Pusat Kunci Menuju Go Internasional

Salingka Media, Padang – Mendag Zulkifli Hasan minta UMKM Daerah, kolaborasi dengan Pusat kunci menuju Go Internasional. Sejumlah 96 Walikota se-Indonesia hadir di Kota Padang dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Ke-XV Tahun 2022. Acara dilaksanakan mulai dari tanggal 7 hingga 10 Agustus 2022.

APEKSI Ke-XV Tahun 2022 bertema “Kota Kita Bangkit: Yang Maju Yang Bersinergi”, juga dihadiri beberapa menteri, di antaranya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri BUMN Erick Tohir di Hotel Truntum Padang, Senin (8/8/2022).

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membuka secara resmi acara APEKSI Ke-XV Tahun 2022. Dalam sambutannya Zulkifli Hasan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dibutuhkan kolaborasi dengan daerah, selanjutnya pusat dorong UMKM untuk Go Internasional.

“Kolaborasi perdagangan UMKM antara pemerintah kota dengan pemerintahan pusat harus terjalin erat, untuk menumbuhkan perekonomian agar sejahteranya rakyat Indonesia,” kata Hasan

Sesuai arahan Presiden RI kepada Kemendag, terus mendorong pelaku UKM memasuki pasar ekspor. Diperlukan kolaborasi antara Kemendag, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, guna mendukung para pelaku UKM memasuki pasar internasional.

“Salah satunya bersama-sama menstabilkan harga bahan pokok, mendorong produksi dan distribusi berjalan lancar yang semua ini kewenangannya ada di Walikota,” terangnya

Mendag mengatakan, ada sejumlah hal yang diperlukan untuk mendorong UKM eksportir, antara lain identifikasi produk-produk UKM yang akan diangkat ke pasar internasional, konsistensi kualitas produk yang dihasilkan pelaku UKM, kemudahan perizinan, serta informasi mengenai pasar potensial yang akan dituju.

Baca Juga :  Wagub Audy Launching 50 Desa Wisata Agro di Kubu Gadang

“Alhamdulillah, saat ini negara kita Indonesia telah membuktikan bahwa 5.44% perekonomian kita naik, tentu ini perannya Pemimpin daerah,” ungkap Mendag.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dewan Pengurus APEKSI yang telah menunjuk Kota Padang sebagai tuan rumah pelaksanaan Rakernas APEKSI ke-XV dan Indonesia City Expo Tahun 2022.

“Semoga Rapat Koordinasi Nasional APEKSI Ke-XV Tahun 2022 terlaksana dengan lancar dan mampu memberikan kontribusi secara optimal bagi Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah di Indonesia,” ucap Buya Mahyeldi.
Pandemi COVID-19 telah penurunan produktifitas dan pertumbuhan perekonomian daerah di berbagai sektor. Tidak saja di Indonesia, bahkan banyak negara lain yang terkena dampak COVID-19. Kondisi ini banyak Daerah berimbas pada meningkatnya angka kemiskinan.

“Sungguh kondisi yang di luar perkiraan kita selaku pemegang tanggung jawab kesejahteraan masyarakat. Kini waktunya kita bangkit. Ayo jangan menyerah, kita harus semangat untuk memulihkan kondisi ini,” ajaknya.

Semangat saja tentu tidak cukup, perlu upaya yang nyata dari Pemerintah Daerah, terutama Pemerintah kota, harus mengambil kebijakan antisipatif untuk meminimalisir dampak sosial dan ekonomi pandemi ini.

Salah satu upaya nyata yang dapat kita lakukan dalam konteks pemerintahan daerah adalah melakukan kerjasama daerah. Dengan bersinergi, kerja sama, kita akan saling melengkapi kekurangan dan kebutuhan masing-masing, menemukan solusi dari permasalahan permasalahan dengan lebih cepat dan mudah.

Baca Juga :  Gubernur Sumbar Tegaskan Bahaya "Proxy War" Jadi Alat untuk Merusak Generasi Bangsa

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan, kerjasama daerah dapat dilakukan antara daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak ketiga, dan/atau antara daerah dan lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi, efektivitas pelayanan publik, serta saling menguntungkan.
Isu selanjutnya pasca Pandemi yakni isu tentang Kota Sehat. Perkotaan menyumbangkan angka tertinggi kasus COVID-19 jika dibandingkan dengan kabupaten. Sejak kasus COVID-19 merebak, total sebanyak 64,8% kasus berasal dari perkotaan.

Terdapat sejumlah faktor yang menjadikan kota lebih banyak menyumbang kasus COVID 19, diantaranya:

  1. Kepadatan penduduk, dengan area yang tidak terlalu besar menyebabkan penyebaran COVID-19 di kota lebih cepat dari kabupaten.
  2. Aktivitas penduduk, masyarakat kota lebih banyak berada di tempat umum, sehingga risiko penularan meningkat.
    Kota sehat laksana organisme hidup kompleks, bernapas, terus berubah, dan memberi ruang bagi pengembangan sumber daya alam dan manusianya. Kota sehat harus berkelanjutan dengan prinsip memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

“Untuk itu, kami mendorong pemerintah kota bisa mewujudkan Kota Sehat ini, kota yang ke depannya kita harapkan secara strategis dapat menjadi benteng penghalang pandemi-pandemi lain yang mungkin terjadi di masa yang akan datang,” harapnya.

Pemerintah harus mampu merencanakan, merancang, membangun, mengelola, dan mengevaluasi kota yang cepat tanggap dan bisa mengantisipasi kemungkinan krisis pandemi di masa depan. Perubahan gaya hidup yang dapat di lihat setelah pandemi, yaitu:

  1. Pola hidup lebih sehat;
  2. Maraknya acara virtual;
  3. Perubahan system belajar;
  4. Meningkatnya belanja online.

Kita harus mampu membaca situasi dan menjadikan kondisi ini sebagai suatu peluang untuk bersama-sama bangkit bersinergi keluar dari keterpurukan akibat Pandemi agar Kota “PULIH LEBIH CEPAT, BANGKIT LEBIH KUAT”.

Untuk menyikapi hal ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menyikapi dengan menyusun perencanaan pembangunan daerah pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026, dengan melaksanakan 4 Program Unggulan, diantaranya dengan Program Unggulan Sumbar Sejahtera, dengan melaksanakan :

  1. Mencetak 100 ribu millennial entrepreneur, women entrepreneur dan pelaku ekonomi kreatif;
  2. Meningkatkan akses keuangan perbankan dan non perbankan bagi UMKM dan pengusaha pemula;
  3. Meningkatkan keahlian dan keterampilan bagi pelaku UMKM dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan bisnis perdagangan digital.

Hal ini dilaksanakan karena Sumatera Barat menyadari bahwa UMKM merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia, dimana lebih dari 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. UMKM memiliki peranan penting terhadap perekonomian Indonesia terutama ketika terjadi krisis.

Tinggalkan Balasan