Legenda Si Panjang: Sang Pejuang Tionghoa Melawan Kompeni di Batavia

Legenda Si Panjang Sang Pejuang Tionghoa Melawan Kompeni di Batavia
Legenda Si Panjang Sang Pejuang Tionghoa Melawan Kompeni di Batavia (Gambar oleh oenjilwinoto)

Salingka Media – Pada abad ke-17, di tengah Batavia yang dikuasai oleh Belanda, muncul seorang tokoh legendaris yang dikenal sebagai Si Panjang. Selain Si Pitung, Si Jampang, dan Sabeni, Si Panjang menjadi salah satu figur penting dalam perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan yang terjadi di masa kolonial. Si Panjang, yang berasal dari kalangan pedagang Tionghoa, menjadi simbol perlawanan bagi komunitasnya.

Perlawanan Pedagang Tionghoa Terhadap Kompeni Belanda

Pada masa itu, para pedagang Tionghoa, yang dikenal sebagai tauke, memiliki kekuatan besar dalam perdagangan di Batavia. Mereka memiliki jaringan perdagangan yang rapi dan tersebar di seluruh penjuru kota. Harga barang ditentukan oleh mereka, dan mereka memutuskan kapan barang akan dipasarkan atau disimpan demi keuntungan pribadi.

Melihat kekuatan ini, Kompeni Belanda merasa terancam. Mereka tidak ingin para tauke menjadi penguasa perdagangan Batavia. Sebagai langkah untuk mengurangi pengaruh mereka, Belanda mengerahkan banyak tenaga kerja dari budak belian yang didatangkan dari berbagai daerah.

Pelatihan Silat Rahasia di Gading Melati

Para tauke merasa terdesak dengan kekuasaan Kompeni. Mereka kemudian mengundang seorang guru silat dari Tiongkok untuk melatih mereka dan warga lainnya. Latihan ini dilakukan secara diam-diam pada malam hari, dan jika patroli Kompeni mendekat, mereka berpura-pura berlatih barongsai untuk persiapan perayaan besar di Batavia.

Di antara para pesilat ini, Si Panjang, seorang pemuda yang berusia sekitar tiga puluhan, tampil sebagai pemimpin yang dihormati. Kecakapannya dalam bela diri membuatnya diangkat sebagai guru baru, menggantikan guru dari Tiongkok yang sudah tua. Si Panjang melatih para pengikutnya dengan teknik bertahan dan menyerang dengan tenaga minimal namun efektif.

Ketegangan Meningkat di Batavia

Belanda semakin curiga dengan aktivitas di Batavia. Gubernur Jenderal Baron van Imhoff segera memerintahkan penyelidikan, dan dari mata-mata bernama Liu Chu, diketahui bahwa para pengikut Si Panjang mengumpulkan senjata dan menimbun candu. Setiap malam, mereka berlatih dengan penuh semangat di Gading Melati.

Baca Juga :  Menguak Misteri Gelar "Sidi": Kisah Bangsawan Egaliter Pariaman

Melihat semakin banyaknya pendukung Si Panjang, Kompeni merasa situasi ini tidak bisa dibiarkan. Baron van Imhoff menginstruksikan bahwa jika para tauke tidak bisa dikendalikan, mereka akan diasingkan ke Ceylon (Sri Lanka). Namun, Si Panjang dan pengikutnya telah mendengar rencana ini.

Pemberontakan dan Perlawanan Si Panjang

Mengetahui rencana Kompeni, Si Panjang memimpin pemberontakan dengan mengerahkan anak buahnya yang terlatih dalam bela diri dan strategi perang. Pertempuran sengit pun terjadi antara pasukan Si Panjang dengan serdadu Kompeni. Meski banyak serdadu Belanda yang tumbang, kekuatan Si Panjang tak sebanding dengan pasukan bersenjata lengkap dari Belanda.

Setelah kekalahan besar, Si Panjang dan pengikutnya mundur ke Peninggaran. Hingga kini, nasib Si Panjang masih menjadi misteri. Beberapa mengatakan bahwa ia tewas terkena peluru, sementara yang lain meyakini ia berhasil melarikan diri ke timur.

Warisan Si Panjang dalam Sejarah Betawi

Legenda Si Panjang terus hidup dalam cerita rakyat Betawi. Perjuangannya melawan ketidakadilan Kompeni menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap penjajahan. Meskipun berakhir tragis, Si Panjang tetap dikenang sebagai pahlawan yang berani melawan tirani di tanah Batavia.

Berbagai sumber

Tinggalkan Balasan