News  

Cincin Ungkap Jejak Korban Mutilasi di Padang Pariaman

Cincin Ungkap Jejak Korban Mutilasi di Padang Pariaman
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reggy Dok. sumbarkita.id

Salingka Media – Korban mutilasi Padang Pariaman perlahan mulai teridentifikasi setelah potongan tubuh ditemukan berserakan di sejumlah titik sekitar Sungai Batang Anai. Petunjuk penting berasal dari potongan tangan yang ditemukan Rabu (18/6), yang masih mengenakan dua cincin, salah satunya di jari manis.

Sejumlah warga menduga, cincin itu milik seorang perempuan muda asal Lubuk Alung yang telah menghilang sejak akhir pekan sebelumnya. Salah satu warga berinisial P mengaku mengenali cincin tersebut sebagai milik temannya.

“Dia biasa memakai cincin itu, terutama yang di jari manis. Kami cukup yakin karena itu ciri khasnya,” kata P saat ditemui di RS Bhayangkara Padang, Rabu sore.

P menyampaikan, korban terakhir kali terlihat Sabtu (14/6) siang. Teman korban sempat berkomunikasi dengannya pada Minggu (15/6) sekitar pukul 12.00 WIB lewat pesan singkat, namun setelah itu ponsel korban tak lagi aktif.

Korban disebut tinggal di Lubuk Alung, tidak lagi kuliah, dan sering berpindah antara rumahnya dan rumah teman. Menurut P, korban pernah meminjam uang sebesar Rp20 juta dari bank, kabarnya untuk membantu temannya. Namun, tak ada konflik mencolok sebelum korban dilaporkan menghilang.

Meski dugaan masyarakat mengarah pada perempuan muda tersebut, aparat kepolisian belum bisa memastikan identitas secara resmi. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reggy, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil autopsi dan pencocokan forensik.

“Kami menghargai informasi masyarakat, termasuk soal cincin. Tapi identitas korban harus dipastikan lewat prosedur yang sah,” tegas Reggy.

Ia juga mengimbau masyarakat yang kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke kepolisian terdekat. Beberapa keluarga telah menyampaikan laporan, namun identifikasi tetap bergantung pada hasil medis, termasuk tes DNA.

“Hasil autopsi sedang kami tunggu. Kalau ada keluarga yang merasa korban adalah anggota keluarganya, kami siap fasilitasi tes DNA,” lanjutnya.

Baca Juga :  Terkuak: Kisah Cincin dan Detik Penangkapan Pelaku Mutilasi Sadis Septia Adinda di Padang Pariaman

Berdasarkan hasil awal, kondisi tubuh korban memperkuat dugaan adanya tindakan kriminal berat. Kasus ini pertama kali mencuat saat warga menemukan mayat tanpa kepala, tangan, kaki, dan alat kelamin pada Selasa pagi (17/6) di aliran Sungai Batang Anai.

Keesokan harinya, potongan tubuh lainnya ditemukan, termasuk potongan kaki di semak-semak dekat sungai dan bagian kepala serta tangan yang dibungkus sarung tersapu ombak di Pantai Padang Sarai, Kota Padang.

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, menegaskan, rangkaian penemuan potongan tubuh dalam waktu dan lokasi berdekatan menjadi indikasi kuat bahwa korban mengalami mutilasi sadis.

“Ini bukan kematian wajar. Bukti-bukti mendukung dugaan kuat adanya tindakan mutilasi sebelum jasad dibuang,” ujarnya.

Tim gabungan dari Polres Padang Pariaman, Polresta Padang, dan jajaran polsek setempat masih terus menyisir sepanjang sungai dan pantai untuk menemukan sisa tubuh korban atau petunjuk tambahan lain.

Polisi juga tengah memeriksa sejumlah rekaman CCTV dari jalur Padang–Bukittinggi serta titik pembuangan sampah di sekitar lokasi kejadian. Posko pengaduan bagi warga yang kehilangan keluarga tetap dibuka di RS Bhayangkara dan kantor polisi.

Tinggalkan Balasan