Ketua DPC GRIB JAYA Kota Padang, Joni Iskandar, Beri Tanggapan Soal Viral “Bacaruik”

Ketua DPC GRIB JAYA Kota Padang, Joni Iskandar
Ketua DPC GRIB JAYA Kota Padang, Joni Iskandar

Salingka Media, Padang, September 2025 – Fenomena konten “bacaruik” yang akhir-akhir ini ramai beredar di berbagai platform media sosial menarik perhatian publik. Istilah bacaruik dalam budaya Minangkabau merujuk pada percakapan atau adu mulut yang bernada spontan, keras, namun sering kali tidak dimaksudkan untuk menimbulkan permusuhan. Fenomena ini kemudian diviralkan dalam bentuk konten hiburan, sehingga menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) JAYA Kota Padang, Joni Iskandar, ikut memberikan tanggapan atas tren viral tersebut. Menurutnya, bacaruik memang tidak asing dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minang. Akan tetapi, ia menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya agar tidak disalahartikan, terlebih ketika sudah menjadi konsumsi publik melalui media digital.

“Bacaruik itu memang sudah jadi kebiasaan orang kita, kadang muncul saat bercanda, kadang juga dalam perdebatan. Itu bagian dari spontanitas dan ekspresi. Tapi jangan sampai dibawa ke ranah yang merendahkan martabat, apalagi kalau dipertontonkan dan diviralkan dengan maksud menjelekkan. Kita harus bijak memaknainya,” tegas Joni Iskandar, Jumat (12/9).

Bijak Bermedia Sosial

Baca Juga :  Resahkan Masyarakat, Kendaraan yang Parkir di Trotoar Sepanjang Jalan Veteran Hingga Jalan Pemuda di Kota Padang ditertibkan Tim Gabungan

Joni menilai, generasi muda harus lebih cerdas dalam menyikapi tren yang berkembang. Ia menegaskan bahwa bacaruik bukanlah hal baru, melainkan bagian dari budaya komunikasi yang diwariskan turun-temurun. Namun, bila dikemas secara salah, ia khawatir justru akan mencoreng citra masyarakat Minangkabau di mata publik luar.

“Saya berharap anak-anak muda jangan hanya sekadar ikut-ikutan tren. Harus ada filter. Ambil sisi positifnya saja. Jangan sampai tradisi kita justru jadi bahan olok-olokan atau dipandang buruk oleh masyarakat lain,” tambahnya.

Menurut Joni, media sosial memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan modern, tetapi masyarakat harus tetap memegang kendali dan nilai-nilai etika dalam menggunakannya.

GRIB JAYA Siap Jaga Budaya Lokal

Baca Juga :  Kapolda Sumbar sambut Kedatangan Wapres RI Ma’ruf Amin

Lebih jauh, Joni menyampaikan bahwa GRIB JAYA Kota Padang siap menjadi garda terdepan dalam mengawal nilai-nilai budaya Minangkabau. Organisasi ini, kata dia, bukan hanya berperan dalam menjaga solidaritas dan persatuan, tetapi juga turut mengingatkan generasi penerus untuk tidak kehilangan jati diri di era globalisasi.

“GRIB JAYA akan selalu berada di tengah masyarakat, bukan hanya dalam kegiatan sosial atau kemasyarakatan, tetapi juga dalam melestarikan budaya lokal yang positif. Kami ingin memastikan bahwa generasi kita tetap bangga dengan identitas Minangkabau,” ungkapnya.

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Sebagai penutup, Joni Iskandar menegaskan kembali falsafah luhur yang menjadi pedoman hidup masyarakat Minangkabau, yakni “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”. Prinsip ini, menurutnya, seharusnya tidak hanya dijadikan slogan, tetapi benar-benar dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menyikapi fenomena budaya populer yang viral di media sosial.

“Kalau kita kembali pada falsafah Minangkabau, jelas bahwa adat kita bersandar pada syariat Islam, dan syariat itu bersumber dari Kitabullah. Artinya, setiap tindakan, ucapan, maupun kebiasaan kita harus sesuai dengan nilai-nilai agama. Inilah yang mesti kita jaga agar budaya Minangkabau tetap terhormat di tengah perkembangan zaman,” pungkas Joni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *