Kebakaran Hebat di Perbukitan Harau: Akses Sulit, Pemadaman Terhambat, dan Penemuan Mencurigakan

Kebakaran Hebat di Perbukitan Harau Akses Sulit, Pemadaman Terhambat, dan Penemuan Mencurigakan
Kebakaran Hebat di Perbukitan Harau Akses Sulit, Pemadaman Terhambat, dan Penemuan Mencurigakan – Foto : BPBD Kab. Limapululh Kota

Salingka Media – Kabupaten Limapuluh Kota digegerkan oleh peristiwa kebakaran Harau yang melanda perbukitan di Jorong Tarantang, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau, kemarin siang. Dari kejauhan, kepulan asap tebal sudah terlihat membubung tinggi, sementara kobaran api tampak menjalar dari lereng bukit hingga ke puncaknya, menciptakan pemandangan yang memprihatinkan di kawasan hijau tersebut.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Rahamdinol, informasi awal mengenai kebakaran Harau ini diterima sekitar pukul 14.00 WIB. Api dengan cepat melahap area sekitar satu hektare. Merespons laporan tersebut, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Damkar, TNI, dan Polri langsung diterjunkan ke lokasi untuk memulai upaya pemadaman.

Dugaan kuat mengarah pada aktivitas pembakaran lahan oleh warga di kaki perbukitan sebagai pemicu awal. Cuaca kering yang ekstrem ditambah vegetasi yang mudah terbakar di musim kemarau ini mempercepat penyebaran api. “Ini adalah fenomena yang sering kami hadapi di musim kemarau. Kami sangat berharap masyarakat dapat lebih bijak dan berhati-hati,” ujar Rahamdinol.

Hingga pukul 17.06 WIB, api masih belum bisa dikendalikan sepenuhnya. Tantangan utama yang dihadapi tim pemadam adalah kondisi medan yang sangat sulit dijangkau dan terjal. “Lokasi kebakaran berada di puncak bukit, membuatnya sangat sulit diakses. Tidak mungkin bagi kami untuk membawa armada pemadam ke atas. Jalur yang terjal dan vegetasi yang rapat menjadi kendala besar,” jelas Rahamdinol.

Melihat kondisi yang tak memungkinkan, BPBD segera berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat. Hasil survei bersama membuahkan hasil: sebuah jalur alternatif ditemukan melalui kawasan Bukik Soriak, yang posisinya tidak terlalu jauh dari titik api. “Kemarin, kami sudah survei lokasi bersama Dinas Kehutanan. Akses melalui Bukik Soriak kini terbuka. Rencananya, hari ini kami akan melanjutkan pemadaman secara manual melalui jalur tersebut,” terang Rahamdinol.

Baca Juga :  Dua Mahasiswi Hilang Diduga Korban Mutilasi di Padang Pariaman

Proses pemadaman akan sepenuhnya bergantung pada metode manual, mengingat kendaraan pemadam tidak bisa mencapai lokasi. Petugas berencana membuat sekat bakar atau pembatas api secara manual untuk mencegah kobaran api merembet ke area lain. “Kami akan membuat pembatas manual untuk mencegah api meluas ke lahan lain. Upaya ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran karena sulitnya medan,” imbuhnya.

Selama penanganan di lokasi, tim juga menemukan bukti yang menguatkan dugaan bahwa kebakaran Harau ini disebabkan oleh aktivitas manusia. Sebuah alat pemotong kayu, atau chainsaw, ditemukan di lokasi dan kini telah diamankan oleh Dinas Kehutanan sebagai barang bukti.

BPBD dan pemerintah daerah mengimbau keras seluruh masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan, terutama saat musim kemarau. Ancaman kebakaran bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan warga dan merugikan ekonomi masyarakat sekitar. “Kami mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Selain berbahaya, tindakan tersebut juga merupakan pelanggaran hukum,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan