Salingka Media – Dunia sepak bola selalu diwarnai perdebatan abadi mengenai siapa yang layak menyandang gelar pemain terbaik sepanjang masa (GOAT): Franco Mastantuono Messi Terbaik atau Cristiano Ronaldo? Pertanyaan ini tidak hanya menjadi perbincangan panas di kalangan penggemar dan pakar, tetapi juga kerap diajukan kepada para pemain. Kali ini, sorotan tertuju pada Franco Mastantuono, wonderkid anyar Real Madrid yang didatangkan dari River Plate. Meskipun berstatus pemain Los Blancos, klub yang kental dengan warisan Cristiano Ronaldo, gelandang serang muda asal Argentina ini dengan tegas dan terbuka menyatakan pilihannya: Franco Mastantuono Messi Terbaik di dunia, dan bahkan sepanjang masa. Pernyataannya ini tentu menarik perhatian besar, terutama di Spanyol dan Argentina, memicu diskusi baru di tengah masa pemulihan cederanya.
Franco Mastantuono saat ini tengah menjalani fase pemulihan setelah mengalami cedera pangkal paha yang cukup serius, sebuah hambatan tak terduga setelah awal yang menjanjikan di Real Madrid. Pemain berusia 18 tahun ini tiba di ibu kota Spanyol pada musim panas lalu dengan biaya transfer fantastis, sekitar 40 juta pounds, dan langsung diprediksi sebagai salah satu aset masa depan klub. Ia sempat mencatatkan dirinya sebagai starter termuda Real Madrid dalam ajang Liga Champions, menunjukkan kematangan dan talentanya di level tertinggi. Namun, cedera tersebut menghentikan laju positifnya, memaksa fokusnya beralih dari lapangan ke rehabilitasi fisik.
Di tengah situasi ini, perhatian publik tidak lantas hilang. Mastantuono memanfaatkan kesempatan di luar lapangan untuk berbagi pandangannya, termasuk mengenai GOAT. Pengalamannya yang unik—sebagai pemain Real Madrid sekaligus rekan satu tim Lionel Messi di level internasional bersama Timnas Argentina—memberinya perspektif yang jarang dimiliki pemain lain.
Loyalitas Klub vs. Kenyataan Lapangan: Mengapa Messi Lebih Unggul?
Keputusan Mastantuono memilih Lionel Messi dibandingkan Cristiano Ronaldo, meskipun ia adalah penggawa El Real, menunjukkan kejujuran berdasarkan pengalaman langsung. Di Real Madrid, Ronaldo adalah ikon dan legenda, tetapi di Timnas Argentina, Messi adalah idola, kapten, dan role model.
Ketika ditanya mengenai perdebatan GOAT, Mastantuono menjawab tanpa keraguan, merujuk pada pengalamannya sendiri di lapangan hijau. “Saya penggemar Real Madrid, dan saya berada di klub terbesar di dunia. Tetapi, yang terbaik dan terbesar di dunia adalah Messi, dan itu akan selalu seperti itu sampai ia pensiun,” ujar pemain muda tersebut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa bagi Mastantuono, kehebatan Messi melampaui batas-batas loyalitas klub dan rivalitas.
Kekaguman Mastantuono tidak hanya berakar pada kualitas teknis Messi yang tak terbantahkan, tetapi juga pada interaksi pribadinya di skuad Albiceleste. Berada satu tim dengan Messi memberikan pembelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan dari mana pun. Pengalaman berlatih dan bermain bersama sang megabintang semakin memperkuat keyakinannya bahwa ia telah melihat yang terbaik.
“Saya bermain dengannya di tim nasional, dan dia benar-benar luar biasa. Dia membuat Anda tidak bisa berkata-kata setiap kali menyentuh bola,” tambahnya. Bagi pemain muda yang baru menapaki karier profesional, mendapatkan kesempatan berinteraksi dan dilatih oleh idolanya adalah hal yang sangat langka. Messi, yang dikenal karena sikapnya yang rendah hati dan suportif, telah meninggalkan kesan mendalam pada Mastantuono.
Lebih lanjut, Mastantuono menyoroti betapa Messi terus mengejutkan rekan-rekan setimnya, bahkan mereka yang berada di level elite. “Dia sangat mengagumkan. Luar biasa bagaimana dia terus membuat kami para rekan setim terkejut,” katanya. Ia juga secara khusus berterima kasih atas perlakuan Messi, yang dinilai sangat membantu pemain-pemain muda dalam proses adaptasi. Franco Mastantuono Messi Terbaik adalah kesimpulan yang diambil berdasarkan observasi menyeluruh di ruang ganti dan sesi latihan.
Meskipun berita tentang pilihannya terhadap Messi menjadi sorotan, Franco Mastantuono juga harus fokus pada tantangan besar yang menunggunya di Real Madrid. Setelah cedera serius, ia menghadapi persaingan yang semakin ketat, terutama dengan performa gemilang Jude Bellingham di lini tengah.
Beberapa pihak di Spanyol sempat mempertanyakan dampak dan kontribusinya dalam pertandingan, terutama aspek kerja defensif. Ketika sudah sepenuhnya bugar, Mastantuono harus bekerja ekstra keras untuk membuktikan bahwa ia layak mendapatkan tempat di skuad utama. Kekagumannya pada Messi dan pengalaman berharga di Timnas Argentina dapat menjadi motivasi tambahan untuk kembali ke performa puncaknya. Mengingat bakat besarnya, Real Madrid dan para penggemarnya pasti berharap wonderkid ini akan segera bersinar terang setelah pulih dari cederanya.
