BNNP Sumbar Bongkar Sindikat Ganja Lintas Provinsi: Alumni SMA Terlibat dalam Jaringan 1,8 Kuintal Narkoba

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat menggelar konferensi pers hari ini, mengungkap keberhasilan penangkapan 100 kilogram ganja kering – Dok. Humas

SalingkaMedia – Ikatan pertemanan dari bangku sekolah seringkali membentuk tali silaturahmi yang kuat, namun siapa sangka, di Bukittinggi, ikatan ini justru dimanfaatkan untuk kegiatan kriminal serius. Empat pria, yang ternyata merupakan alumni satu SMA, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka setelah ditangkap aparat gabungan. Mereka terbukti terlibat dalam sindikat ganja lintas provinsi yang mengedarkan narkotika jenis ganja dalam skala besar. Keberhasilan operasi ini menjadi bukti nyata keseriusan BNNP Sumbar dalam memerangi peredaran barang haram.

Pengungkapan kasus besar ini bermula dari informasi krusial yang diterima aparat keamanan. Laporan masyarakat menyebutkan adanya pergerakan mencurigakan berupa pengiriman ganja dari Mandailing Natal, Sumatera Utara, menuju wilayah Bukittinggi. Menerima laporan tersebut, tim gabungan yang terdiri dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat, BNNK, dan Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA) Sumbar segera menyusun strategi.

Setelah melakukan pengintaian intensif, tim berhasil melacak pergerakan para pelaku. Puncaknya, pada Kamis dini hari, 17 Juli 2025, sekitar pukul 03.00 WIB, tim gabungan melakukan penyergapan di Jalan Lintas Bukittinggi–Medan. Lokasi tepatnya berada di Jorong Padanggadang, Nagari Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Area ini memang dikenal sebagai salah satu jalur strategis yang kerap dimanfaatkan para pengedar narkoba.

Dalam penyergapan tersebut, petugas berhasil mengamankan empat tersangka serta barang bukti narkotika jenis ganja dalam jumlah fantastis. Sebanyak 100 paket besar ganja kering, dengan total berat mencapai 1.825,675 gram atau lebih dari 1,8 kuintal, berhasil disita. Ganja tersebut diangkut menggunakan dua unit kendaraan: sebuah Toyota Kijang RGX warna silver berplat nomor BA 1459 RG, dan sebuah Daihatsu Grand Max warna putih dengan nomor polisi B 9935 PCS. Selain narkotika dan kendaraan, sejumlah telepon genggam milik para tersangka juga turut diamankan, diduga kuat sebagai alat komunikasi untuk mengkoordinasikan aksi kejahatan mereka.

Keempat pria yang kini ditetapkan sebagai tersangka adalah:

JM (26), seorang pedagang dari suku Minang, warga Bukittinggi.

AY (26), juga seorang pedagang dari suku Minang, berdomisili di Mandiangin, Bukittinggi.

E (27), seorang pedagang dari suku Batak, warga Pasar Bawah, Bukittinggi.

Baca Juga :  Wabup Risnawanto Tinjau Dan Serahkan Bantuan Kepada Korban Kebakaran Di Ujung Gading

BF (alias DF) (29), seorang pedagang dari suku Minang, warga Tarok Dipo, Bukittinggi.

Brigjen Pol Ricky Yanuarfi, Kepala BNNP Sumbar, dalam konferensi pers pada Rabu siang (23/7/2025), mengungkapkan fakta yang cukup mencengangkan. Ketiga tersangka ini, kecuali satu, ternyata merupakan alumni dari satu almamater SMA yang sama di Bukittinggi. “Ini unik. Mereka satu sekolah, satu angkatan, dan sekarang jadi satu jaringan. Mereka kompak membagi peran dalam pengiriman,” ujar Brigjen Ricky. Diduga, ikatan pertemanan ini menjadi fondasi bagi mereka untuk membentuk dan menjalankan sindikat ganja lintas provinsi ini, dengan pembagian peran yang terstruktur dalam setiap operasi pengiriman barang haram.

Keberhasilan penangkapan ini bukan hanya menunjukkan efektivitas intelijen, tetapi juga menegaskan vitalnya sinergi antarlembaga dan peran aktif masyarakat dalam memberantas peredaran narkoba. Brigjen Ricky Yanuarfi menegaskan, dampak dari 1,8 kuintal ganja jika sampai beredar di masyarakat akan sangat merusak. “Bayangkan jika 100 kilogram ini beredar. Efeknya luar biasa. Ini bukan hanya soal bisnis ilegal, tapi soal generasi yang dirusak,” tegasnya, menggambarkan betapa berbahayanya jaringan narkoba bagi masa depan bangsa.

BNNP Sumbar berkomitmen penuh untuk terus memperkuat pengawasan dan intelijen di wilayahnya. Kerja sama lintas sektor juga akan terus ditingkatkan demi memutus mata rantai jaringan narkoba. Brigjen Ricky menutup pernyataannya dengan peringatan keras, “Kami tidak akan berhenti sampai jaringan ini benar-benar terputus. Operasi ini jadi peringatan keras bagi jaringan lain.” Ini menunjukkan determinasi kuat BNNP dalam menjaga Sumatera Barat dari ancaman narkotika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *