BNNP Sumbar Berhasil Gagalkan Penyelundupan 2 Kg Sabu di Bandara Minangkabau: Jaringan Lintas Pulau Terbongkar

BNNP Sumbar Berhasil Gagalkan Penyelundupan 2 Kg Sabu di Bandara Minangkabau: Jaringan Lintas Pulau Terbongkar
BNNP Sumbar Berhasil Gagalkan Penyelundupan 2 Kg Sabu di Bandara Minangkabau: Jaringan Lintas Pulau Terbongkar – Foto Ist Via dirgantaraonline

Salingka Media – Sumatera Barat kembali menjadi sorotan dalam peta peredaran narkotika. Pada Selasa pagi, 15 Juli 2025, aksi penyelundupan sabu seberat dua kilogram berhasil digagalkan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat. Barang haram tersebut disembunyikan dalam koper seorang penumpang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Pelaku, yang diidentifikasi berinisial AS (26) dan berasal dari Aceh, tidak dapat mengelak saat petugas menciduknya sesaat sebelum proses check-in.

Pengungkapan ini bukan sekadar penangkapan kurir di bandara. Lebih jauh, di balik koper yang sekilas tampak biasa, terkuak dugaan kuat adanya jaringan narkoba lintas pulau. Jaringan ini diduga beroperasi dari Aceh hingga Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadikan Sumatera Barat sebagai jalur transit yang strategis. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran serius: Sumbar kini tidak hanya menjadi sekadar wilayah perlintasan, namun berpotensi telah bertransformasi menjadi simpul penting dalam skema peredaran narkotika nasional.

Kepala BNNP Sumbar, Brigjen Pol Ricky Yanuarfi, menjelaskan bahwa keberhasilan pengungkapan kasus penyelundupan sabu ini bermula dari informasi intelijen berharga yang diterima timnya. Intelijen tersebut mengindikasikan adanya pengiriman sabu dari Aceh yang akan menuju Lombok, NTB, dengan Bandara Internasional Minangkabau sebagai titik transit utama.

“Informasi itu kami terima dengan tingkat urgensi yang sangat tinggi. Disebutkan bahwa pelaku akan menempuh rute penerbangan dari Aceh menuju Lombok dengan transit di BIM dan juga Bandara Soekarno-Hatta,” terang Brigjen Ricky dalam konferensi pers yang diadakan pada Jumat (18/7).

Menyadari potensi bahaya dan dampak kerugian besar jika narkotika ini lolos, Tim Pemberantasan BNNP Sumbar langsung bergerak cepat. Mereka berkoordinasi intensif dengan berbagai otoritas keamanan bandara, termasuk Bea Cukai dan Avsec (Aviation Security) di BIM. Berkat kerja sama yang apik, pelaku berhasil diamankan sekitar pukul 07.30 WIB di area check-in terminal keberangkatan.

Saat pemeriksaan mendalam terhadap koper pelaku dilakukan, petugas menemukan modus klasik yang masih sering digunakan dalam aksi penyelundupan sabu: barang haram itu disamarkan dalam bungkusan plastik bening, lalu dibalut dengan pakaian pribadi. Secara keseluruhan, ditemukan empat paket sabu dengan berat total mencapai dua kilogram.

“Pelaku tidak menunjukkan gelagat mencurigakan sama sekali. Namun, ketika koper diperiksa secara mendalam, kami berhasil menemukan empat bungkus sabu yang dibalut pakaian dan disimpan dengan sangat rapi di antara barang-barang pribadi lainnya,” ungkap Brigjen Ricky.

Pengembangan Kasus: Koordinator Jaringan Narkoba Ditangkap di Aceh
BNNP Sumbar tidak berpuas diri hanya dengan menangkap kurir. Pengembangan kasus segera dilakukan. Dari hasil interogasi, pelaku AS mengakui bahwa ia hanya menjalankan perintah dari seseorang di Aceh. Sosok tersebut diketahui berinisial I (22), yang disebut-sebut sebagai koordinator kurir dalam jaringan ini.

Tanpa menunda, tim gabungan langsung bertolak ke Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, untuk melakukan penangkapan terhadap I. Berkat kecepatan dan koordinasi yang matang, pelaku I berhasil diamankan tanpa perlawanan berarti.

Baca Juga :  Dua Pencuri Getah Gambir Ditangkap di Lengayang

“Pelaku I ini bukan pemain kecil. Perannya sebagai koordinator kurir menunjukkan bahwa masih ada aktor-aktor lain yang jauh lebih besar di balik mereka. Kami berkomitmen untuk terus memburu dan membongkar jaringan ini sampai ke akar-akarnya,” tegas Brigjen Ricky.

Kasus penyelundupan sabu ini semakin mempertegas fakta yang mengkhawatirkan: Sumatera Barat tidak hanya menjadi jalur lintasan, namun kini mulai dilirik sebagai bagian vital dari jalur distribusi narkoba nasional. Kombinasi aksesibilitas bandara, konektivitas antarprovinsi yang baik, serta potensi celah pengawasan di beberapa titik menjadi peluang yang terus dimanfaatkan oleh sindikat narkoba.

“Ini adalah bukti nyata bahwa jaringan narkotika tidak mengenal batas wilayah. Mereka akan mencari celah di mana pun, tidak peduli apakah itu kawasan konservatif, daerah wisata, atau zona pendidikan. Sumbar harus meningkatkan kewaspadaan dan aktif menghalau arus ini,” ujar Brigjen Ricky.

Hingga saat ini, BNNP Sumbar masih terus mendalami asal muasal sabu tersebut dan kepada siapa barang haram itu akan dikirimkan di Lombok. Dugaan awal menunjukkan bahwa barang tersebut berasal dari jaringan besar yang berpusat di luar negeri, menggunakan wilayah Aceh sebagai pintu masuk, lalu mendistribusikannya ke berbagai daerah melalui jalur udara dan darat.

“Penyelidikan akan terus berlanjut. Kami akan bekerja sama dengan BNNP di wilayah lain untuk menelusuri dari hulu hingga hilir, mulai dari pemasok utama hingga pengguna akhir. Tidak ada toleransi bagi narkotika di negeri ini,” pungkas Brigjen Ricky.

Dengan pengungkapan ini, BNNP Sumbar kembali menunjukkan komitmen penuhnya dalam memerangi peredaran narkoba. Penangkapan AS dan I hanyalah permulaan dari babak baru dalam perjuangan melawan sindikat narkoba. Di balik satu koper yang berhasil dibongkar, bisa jadi tersembunyi ratusan koper lain yang belum terdeteksi.

“Perang melawan narkoba adalah perjuangan jangka panjang. Namun, kami tidak akan pernah menyerah. Kami akan melawan, membongkar, dan membersihkan Sumatera Barat dari ancaman narkotika, apapun risikonya,” tutup Brigjen Pol Ricky Yanuarfi dengan nada tegas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *