Pemerintah Terapkan Modifikasi Cuaca Antisipasi Banjir Susulan Agam yang Terus Mengintai

Pemerintah Terapkan Modifikasi Cuaca Antisipasi Banjir Susulan Agam yang Terus Mengintai
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (26/12/2025). Foto: Amira Nada Fauziyyah/kumparan

Salingka Media – Ancaman banjir susulan Agam kembali memaksa warga di Jorong Pasar Meninjau, Nagari Maninjau, mengungsi setelah material lumpur dan kayu menerjang permukiman pada Kamis (25/12). Meskipun intensitas hujan tergolong normal, kerusakan bentang alam memicu luapan air yang membawa batu-batuan besar ke wilayah Kecamatan Tanjung Raya. Kondisi hulu yang tidak stabil membuat kawasan ini tetap berada dalam zona merah bencana galodo.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa pendangkalan sungai menjadi penyebab utama bencana ini. Sedimen lumpur yang masif telah mengubah alur sungai sehingga kehilangan daya tampung alaminya. Akibatnya, air yang seharusnya mengalir di jalur sungai justru meluap ke rumah-rumah penduduk meski hujan tidak ekstrem.

Baca Juga :  Jusuf Kalla Datang ke Sumbar, Tinjau Langsung Lokasi Banjir Bandang

Abdul menegaskan bahwa setiap tetesan hujan kini membawa potensi bahaya bagi warga sekitar. Material berat dari perbukitan memperburuk situasi dan memperluas jangkauan rendaman air di wilayah hilir. Fenomena banjir susulan Agam ini membuktikan bahwa kapasitas sungai sudah jauh berkurang pascabencana besar sebelumnya.

Guna menekan risiko bencana, pemerintah melancarkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengalihkan atau mengurangi curah hujan di area hulu. Langkah strategis ini bertujuan meminimalkan pemicu utama datangnya air bah dari perbukitan. BNPB menilai kondisi alam di Agam belum stabil sehingga memerlukan intervensi teknologi untuk menjaga keselamatan warga.

Selain intervensi cuaca, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum mengerahkan alat berat ke lokasi terdampak. Tim di lapangan fokus mempercepat pengerukan sedimen dan normalisasi alur sungai yang tersumbat material sisa bencana. Upaya ini menjadi prioritas agar sungai kembali mampu menampung debit air saat hujan turun.

Baca Juga :  Longsor Jalan Lubuk Selasih Solok Bikin Akses Lumpuh Total dan Ratusan Kendaraan Terjebak

Pihak kepolisian dan BNPB memberlakukan sistem buka-tutup jalan pada jalur-jalur rawan longsor demi keselamatan pengguna jalan. Petugas akan menutup total akses melintas saat hujan turun karena kondisi alam yang dapat berubah secara mendadak. Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmad Lasmono, mengonfirmasi bahwa warga yang sempat kembali ke rumah kini harus mengungsi lagi demi menghindari risiko jatuhnya korban.

Pemerintah Kabupaten Agam juga memperpanjang masa tanggap darurat selama 14 hari sejak 22 Desember untuk mematangkan data kerusakan dan rencana rekonstruksi. Meski peristiwa banjir susulan Agam kali ini tidak memakan korban jiwa tambahan, petugas tetap bersiaga penuh. Hingga saat ini, sebanyak 38 korban dari bencana sebelumnya masih berstatus hilang seiring berakhirnya masa pencarian resmi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *