
Salingka Media – Bencana alam seringkali datang tanpa peringatan, meninggalkan jejak kehancuran dan kepedihan bagi mereka yang terdampak. Namun, di tengah keputusasaan itu, uluran tangan kemanusiaan menjadi secercah harapan. Di Lampung Barat, ketika musibah banjir Suoh melanda, kehadiran Polres Lampung Barat menjadi sorotan. Aksi cepat dan sigap mereka bukan hanya sekadar respons formal, melainkan wujud nyata dari komitmen Polri untuk selalu berada di garis depan, melayani dan melindungi masyarakat.
Pada Kamis pagi, 11 September 2025, suasana di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, masih diselimuti duka akibat luapan air yang merendam permukiman warga. Tak hanya diam, Polres Lampung Barat, yang dipimpin langsung oleh Kapolres, segera menerjunkan puluhan personelnya ke lokasi. Mereka tidak hanya datang untuk meninjau, tetapi juga membawa serta paket bantuan sembako yang sangat dibutuhkan. Ratusan warga yang rumahnya terendam menyambut kehadiran tim gabungan dengan kelegaan. Ini adalah bukti konkret bagaimana Polres Lampung Barat hadir untuk meringankan beban masyarakat.
Aksi kemanusiaan ini melibatkan tim besar yang terdiri dari 34 personel Sat Samapta, lima petugas medis dari Sie Dokkes, dan delapan anggota Polsek Balik Bukit. Dengan sigap, mereka menyisir area yang paling terdampak, khususnya di pemangku Gunung Sari, Pekon Banding Agung. Dalam kondisi sulit, mereka berjalan melewati genangan air untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang tepat. Beras dan mi instan menjadi prioritas utama, mengingat kebutuhan pokok menjadi hal yang paling mendesak bagi para korban. Bantuan ini menjadi napas sementara bagi warga yang terpaksa menghentikan aktivitas sehari-hari mereka karena banjir Suoh.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, menegaskan bahwa respons cepat ini menunjukkan bahwa Polri bukan hanya bertugas menjaga keamanan, melainkan juga memiliki peran sosial yang vital. “Kami tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga hadir untuk memberikan rasa tenang dan bantuan nyata saat masyarakat membutuhkan,” ujarnya. Pernyataan ini memperkuat citra Polri sebagai institusi yang peduli dan responsif terhadap kesulitan rakyat.
Menurut Yuyun, kondisi banjir di Suoh bukanlah masalah sepele dan memerlukan penanganan serius. Dampak dari bencana alam ini tidak hanya sebatas kerugian material. Lebih dari itu, ia menyentuh aspek keselamatan dan psikologis masyarakat. Kondisi yang tidak menentu dan ancaman banjir susulan dapat menyebabkan trauma mendalam. Oleh karena itu, kehadiran aparat dan bantuan yang disalurkan bertujuan untuk memulihkan kepercayaan diri warga dan memberikan jaminan bahwa mereka tidak sendirian menghadapi musibah ini.
Bantuan sembako yang diberikan, tambah Yuyun, bukanlah sekadar simbolis. “Bantuan sembako yang diberikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan harian warga sementara waktu, hingga kondisi kembali normal,” katanya. Ini adalah langkah konkret yang menunjukkan empati dan komitmen nyata dari Polres Lampung Barat untuk memastikan kesejahteraan masyarakat terjamin, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun. Dengan bantuan ini, warga bisa fokus pada pemulihan dan perbaikan rumah tanpa harus khawatir tentang kebutuhan pangan sehari-hari.
Menutup keterangannya, Yuyun mengimbau warga untuk tetap waspada. Intensitas curah hujan yang masih tinggi di wilayah Lampung Barat berpotensi memicu banjir susulan. “Kami meminta warga tetap siaga, menjaga keselamatan diri, dan segera melapor kepada aparat setempat jika kondisi semakin memburuk,” tegasnya. Imbauan ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan diri dan keluarga.
Peristiwa banjir Suoh ini terjadi setelah beberapa wilayah lain di Lampung Barat juga diterjang banjir bandang, yang mengakibatkan puluhan rumah rusak dan akses jalan terputus. Upaya penanganan yang cepat dan semangat gotong royong dari berbagai pihak, termasuk Polres Lampung Barat, menjadi kunci untuk mempercepat proses pemulihan. Aksi kemanusiaan ini tidak hanya tentang memberikan bantuan fisik, tetapi juga membangun kembali semangat dan harapan bagi masyarakat yang terdampak, memperkuat jalinan persaudaraan di tengah musibah.