Salingka Media – Konflik satwa liar kembali merebak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat melalui Resor Konservasi Wilayah II Maninjau dari Januari hingga April 2025 telah menangani 11 laporan kejadian terhadap harimau sumatera dan beruang madu.
“ Sebagian besar insiden itu terjadi di Kecamatan Palembayan, khususnya di Nagari Baringin, Salareh Aia, serta beberapa titik sebaris lain yang berdekatan dengan hutan,” ujar Ade Putra, Humas Balai Wilayah II Maninjau.
Dari 11 kasus tersebut, 10 laporan menimpa harimau sumatera. Hanya satu kasus terdapat beruang madu. Sebagian besar yang berdampak ternak warga seperti kambing, anjing, kerbau, dan lain sebagainya.
Untuk menanggulanginya, BKSDA dengan demikian tidak bekerja sendirian. Mereka melibatkan empat tim patroli anak nagari dari biodia ekowisata tiak.salahpatrolae anak nagarii banapiahatasamde, Salareh Aia, Pasia Lawehdan Salareh Aia Timuruntuk merespons secepat mungkin setiap laporan masyarakat.
Selain itu, ada tindakan penting lain yaitu evakuasi satu individu harimau sumatera yang ditemui kondisi cacat. Proses evakuasi dilakukan BKSDA di Nagari Tiga Balai, Kecamatan Matur pada pertengahan Maret lalu.
Diduga harimau kesulitan mendapatkan mangsa karena kondisi fisiknya itu. “ pls jangan murah hati memasang jerat di sekitar kebun, khususnya jerat babi adalah terka lu karena banyak menjerat satwa dilindungi. Loc bukan menggembala ternaknya terlalu dekat dengan hutan dan jauhi aktivitas sendiri di kebun saat petang sampai pagi,” kata Ade.
Sumber : radarsumbar