Global  

Tragedi Bunuh Diri 6 Tentara Israel: Dampak Tekanan Mental Akibat Konflik Gaza

Tragedi Bunuh Diri 6 Tentara Israel Dampak Tekanan Mental Akibat Konflik Gaza
Sejumlah tentara Israel saat invasi ke Gaza, Palestina. (REUTERS/AMIR COHEN) Via cnnindonesia

Salingka Media – Setidaknya enam tentara Israel dilaporkan melakukan bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir. Diduga, tekanan psikologis berat akibat konflik berkepanjangan di Gaza dan perang di Lebanon Selatan menjadi pemicunya. Laporan investigasi dari Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa angka sebenarnya bisa lebih tinggi, meski pihak militer Israel belum merilis data resmi. Militer berjanji akan mengungkapkan data tersebut sebelum akhir tahun ini.

Tekanan Mental Akibat Konflik Gaza

Menurut laporan TRT World, krisis kesehatan mental di tubuh militer Israel semakin mengemuka di tengah operasi militer yang telah berlangsung lebih dari setahun. Selama 413 hari terakhir, Gaza menjadi sasaran pembantaian dan penghancuran massal yang terus berlanjut.

Sejak 7 Oktober tahun lalu, aksi militer Israel di Gaza mencatatkan berbagai kekejaman, seperti:

  • Membantai keluarga Palestina, menghancurkan permukiman, dan mengebom fasilitas publik seperti rumah sakit dan toko.
  • Melakukan eksekusi palsu, penyiksaan terhadap tahanan dengan anjing dan listrik, hingga tuduhan pemerkosaan terhadap warga Palestina.
  • Ejekan sadis terhadap tahanan Palestina, termasuk klaim mengejek bahwa tentara Israel “bermain sepak bola dengan kepala anak-anak Gaza”.

Selain itu, aksi mereka direkam dan disiarkan secara langsung melalui berbagai platform, memperlihatkan tentara menjarah rumah, membakar properti, dan menghancurkan kehidupan warga sipil.

Krisis Kesehatan Mental Meluas

Tekanan moral dan psikologis yang dirasakan pasukan Israel kini menimbulkan dampak serius. Ribuan tentara dilaporkan mencari bantuan di klinik kesehatan mental militer atau melalui psikolog lapangan. Sekitar sepertiga dari mereka didiagnosis mengalami gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Baca Juga :  5 Langkah Sederhana untuk Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital

Yedioth Ahronoth mencatat bahwa jumlah tentara yang mengalami trauma psikologis bahkan lebih besar dibanding mereka yang menderita luka fisik akibat perang. Para ahli juga memperingatkan bahwa dampak penuh krisis ini baru akan terlihat setelah invasi militer selesai dan pasukan kembali ke kehidupan normal.

Pada Maret 2024, Lucian Tatsa-Laur, kepala departemen kesehatan mental militer Israel, mengungkapkan kepada Haaretz bahwa sekitar 1.700 tentara telah menerima perawatan psikologis. Sejak itu, laporan terus bermunculan tentang meningkatnya jumlah tentara yang mengalami gangguan kesehatan mental akibat penempatan berkepanjangan di Gaza dan Lebanon Selatan.

Tinggalkan Balasan