Padang  

Transformasi Pertanian Padang: Proyek JIAT Akhiri Kekeringan dan Jamin Swasembada Pangan

Kekeringan Mencekik, Petani Padang Kerap Didera Kegalauan

Transformasi Pertanian Padang Proyek JIAT Akhiri Kekeringan dan Jamin Swasembada Pangan
Transformasi Pertanian Padang Proyek JIAT Akhiri Kekeringan dan Jamin Swasembada Pangan – Dok. Humas

Salingka Media, Padang – Musim kemarau adalah momok menakutkan bagi para petani di Kota Padang. Sawah yang menjadi tumpuan hidup sering kali tidak teraliri air, menyebabkan gagal panen dan kerugian yang tidak terhindarkan. Kegalauan berkepanjangan akibat terbatasnya pasokan air irigasi, terutama di lahan tadah hujan, selalu menghantui produktivitas pertanian di wilayah ini.

Namun, keresahan tersebut kini mulai terjawab dengan adanya inisiatif pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Proyek vital ini digagas oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) V Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan kini memasuki tahap sosialisasi. Sosialisasi yang dilaksanakan pada Jumat (3/10/2025) di Kantor Camat Bungus Teluk Kabung menjadi penanda dimulainya era baru bagi sektor pertanian Padang.

Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, menjelaskan bahwa proyek JIAT ini akan dilaksanakan di dua kecamatan yang memiliki potensi pertanian cukup besar, yaitu Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Kecamatan Lubuk Kilangan. Secara total, delapan kelompok tani (poktan) akan menjadi penerima manfaat langsung dari program ini.

Berbeda dari sistem irigasi konvensional yang mengandalkan air permukaan seperti sungai, JIAT berfungsi membangun sumber air irigasi baru dengan memanfaatkan air tanah dalam. Yoice menegaskan, fokus utama dari proyek ini adalah untuk memperlancar suplai air ke lahan sawah, sebuah langkah strategis yang sangat krusial dalam upaya pemerintah daerah mendukung program swasembada pangan nasional. Ketersediaan air yang terjamin sepanjang tahun diharapkan mampu mendongkrak hasil panen secara signifikan.

Baca Juga :  Esteh Indonesia Hadir di Padang, Wako Hendri Septa Harapkan Kebangkitan Ekonomi di Tengah Pandemi

Proses hingga terlaksananya pembangunan JIAT ini tidak serta merta mulus. Yoice menceritakan bahwa ide pembangunan ini bermula dari informasi mengenai ketersediaan alokasi anggaran pembangunan JIAT di Kementerian PU yang diperoleh dari Dinas PUPR Kota Padang. Setelah mendapatkan informasi tersebut, Dinas Pertanian Padang segera bertindak cepat dengan mengajukan usulan melalui aplikasi SIPURI yang dikelola oleh BWS V pada bulan Mei 2025. Usulan ini secara spesifik diajukan untuk menjamin ketersediaan sumber air irigasi bagi sawah-sawah di Padang.

Usulan yang diajukan dengan tujuan mulia ini ternyata diakomodasi dan masuk dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN Kementerian PU. Sebanyak delapan poktan yang tersebar di dua kecamatan terpilih sebagai penerima manfaat. Pemilihan lokasi di Bungus Teluk Kabung didasarkan pada fakta bahwa wilayah tersebut memiliki luasan lahan sawah mencapai 650 hektare dengan jumlah kelompok tani yang banyak. Lebih lanjut, di Bungus juga terdapat sekitar 123 hektare sawah tadah hujan. Sawah-sawah tadah hujan ini, yang sumber airnya berasal dari perbukitan, sangat rentan mengalami kekeringan total saat musim kemarau tiba, sehingga menjadikannya prioritas utama program JIAT.

Fasilitas yang disiapkan melalui program JIAT terbilang lengkap dan modern. Setiap unit proyek mencakup serangkaian sarana dan prasarana penting, di antaranya adalah sumur bor air tanah dalam, bak penampungan, pompa air, panel surya (solar cell) sebagai sumber energi listrik untuk mengoperasikan pompa air, serta jaringan pipa yang akan mengalirkan air langsung menuju lahan sawah petani.

Baca Juga :  Apresiasi Hadiah Bibit Buah Bisa Jadi Contoh untuk Genjot Vaksinasi Pelajar

Yoice mengungkapkan rasa syukur atas disetujuinya usulan tersebut. Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan satu unit JIAT sendiri mencapai lebih dari Rp1,5 miliar. Ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam menyelesaikan persoalan kekeringan irigasi yang selama ini menjadi penghambat utama peningkatan produksi pertanian.

Delapan kelompok tani yang beruntung mendapatkan manfaat dari proyek strategis ini adalah: Poktan Labuhan Tarok, Poktan Bunga Tanjung, Poktan Sarasah, Poktan Kolong Jambak, Poktan Batung I, Poktan Batung II, dan Poktan Aie Cangkiang, yang semuanya berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Selain itu, Poktan Subur di Kelurahan Koto Lalang, Kecamatan Lubuk Kilangan, juga termasuk dalam daftar penerima.

Dengan rampungnya proyek JIAT ini, tantangan klasik kekeringan irigasi di Padang diharapkan dapat teratasi secara tuntas. Petani kini dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian tanpa harus dihantui kecemasan akan pasokan air. Keberhasilan implementasi JIAT bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan investasi jangka panjang yang akan menguatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Kota Padang. Proyek ini menjadi sebuah teladan nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dapat menghasilkan solusi yang berdampak langsung dan positif bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *