
Salingka Media – Suara deru mesin perahu yang biasanya menjadi irama harian bagi para nelayan di perairan Padang, Sumatera Barat, kini digantikan oleh suara duka. Sebuah tragedi yang merenggut nyawa dan menyisakan pilu terjadi saat tiga nelayan dihantam ganasnya ombak. Dua di antaranya dilaporkan nelayan hilang setelah perahu mereka terbalik.
Insiden ini terjadi di perairan dekat Pulau Pisang Gadang, di mana cuaca buruk tiba-tiba mengamuk, Minggu (14/9/2025) dini hari. Dari tiga awak, hanya satu yang berhasil selamat. Sementara dua lainnya, Dian (54) dan Afrizal (50), dilaporkan menghilang. Berdasarkan laporan yang diterima Kantor SAR Kelas A Padang dari anak salah satu korban, tim penyelamat segera dikerahkan untuk melakukan pencarian.
Menurut Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Kelas A Padang, Hendri, ketiga nelayan tersebut berangkat melaut pada pukul 05.00 WIB. Mereka tidak menyangka perjalanan yang rutin itu akan berubah menjadi mimpi buruk. Perahu mereka dihantam gelombang kuat dan angin kencang hingga akhirnya terbalik. Satu-satunya yang berhasil selamat adalah Afrizal (50). Peristiwa tragis ini kemudian dilaporkan oleh Arif, anak korban, pada pukul 23.40 WIB.
Menanggapi laporan tersebut, tim SAR gabungan segera bertindak cepat. Pukul 23.55 WIB, tim penyelamat dari Kantor SAR Kelas A Padang langsung bergerak menuju lokasi menggunakan RIB 02. Lokasi kejadian, yang terletak di koordinat 1°0’14.70″S dan 100°18’42.02″T, berjarak sekitar 5,38 mil laut dari Dermaga KN Yudhistira. Operasi pencarian pun dimulai, melibatkan berbagai peralatan canggih seperti drone thermal. Namun, cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama bagi tim.
Pada hari kedua operasi pencarian, Senin (15/9/2025), tim SAR gabungan yang terdiri dari KPP Padang, Polairud, Damkar, Brimob, BPBD, dan PMI terus bekerja keras. Pencarian difokuskan di sekitar titik lokasi kejadian (LKP), yang mencakup area seluas 126 km². Operasi ini dibagi menjadi tiga sektor, dengan masing-masing SRU (Search and Rescue Unit) bertugas menyisir area yang telah ditentukan.
Harapan untuk menemukan kedua nelayan hilang dalam keadaan selamat sempat membumbung tinggi. Namun, realitas berkata lain. Pada pukul 07.35 WIB, tim gabungan menemukan satu dari dua nelayan yang hilang. Korban, yang diketahui bernama Dian, 54, ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan sekitar 3,5 mil laut dari titik lokasi kejadian. Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Dian langsung dibawa ke rumah duka, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat.
Dengan ditemukannya Dian, kini tim SAR gabungan memfokuskan seluruh sumber daya untuk mencari Afrizal. Meskipun tantangan cuaca berawan dan angin 5 knot terus menghambat, semangat para tim penyelamat tak pernah surut. Berbagai alat utama dan sarana, termasuk KN SAR Yudhistira, RIB 02, dan drone thermal, masih dikerahkan secara intensif.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat, khususnya para nelayan, untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem di laut. Pihak berwenang mengimbau agar nelayan tidak memaksakan diri melaut jika kondisi cuaca tidak mendukung. Operasi pencarian terhadap Afrizal akan terus dilanjutkan hingga korban berhasil ditemukan, sebagai bentuk komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga korban. Semoga kerja keras tim SAR dapat membuahkan hasil dan membawa Afrizal kembali ke pelukan keluarganya.