RS Bhayangkara Banjarmasin Siap Laksanakan DVI untuk Korban Helikopter Meratus

RS Bhayangkara Banjarmasin Siap Laksanakan DVI untuk Korban Helikopter Meratus
RS Bhayangkara Banjarmasin Siap Laksanakan DVI untuk Korban Helikopter Meratus – Dok. Humas

Banjarmasin – Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin menegaskan kesiapan penuh untuk melakukan proses DVI atau Disaster Victim Identification terhadap delapan korban kecelakaan helikopter BK117 D3 yang jatuh di Pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu. Kesiapan RS Bhayangkara Banjarmasin dalam menangani korban ini menjadi langkah krusial untuk memastikan identitas korban dapat terkonfirmasi dengan cepat dan akurat.

Menurut Kabid Dokkes Polda Kalsel, Kombes Pol dr. Muhammad El Yandiko, Sp-An-TI, M.M., MARS, QHIA, kesiapan ini sudah diterapkan sejak lokasi jatuhnya helikopter ditemukan. Melalui Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi, S.I.K., M.H., dijelaskan bahwa rumah sakit telah mengaktifkan protokol penanganan korban massal dan menyiapkan tim DVI untuk memastikan proses identifikasi berjalan sistematis.

“Kami sudah mengerahkan tim Ante Mortem untuk mengumpulkan semua data penting, ciri khas, dan petunjuk yang dibutuhkan dalam pemeriksaan korban,” ujar Adam Erwindi, Jumat (5/9/2025).

Baca Juga :  Polri Ungkap Penyebab Kematian Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan: Kemlu Beri Apresiasi Penuh

RS Bhayangkara Banjarmasin telah menyiapkan beberapa langkah strategis guna mempercepat proses identifikasi korban helikopter Meratus, antara lain:

1. Posko Antemortem untuk Keluarga Korban

Rumah sakit membuka posko antemortem untuk mengumpulkan informasi dari keluarga korban. Posko ini menjadi pusat koordinasi data awal yang sangat dibutuhkan dalam proses DVI.

2. Tim Antemortem Profesional

Tim ini bertugas menggali informasi spesifik, termasuk tanda fisik atau properti yang melekat pada korban, untuk mempermudah identifikasi.

3. Pengumpulan Informasi Holistik

Data yang dikumpulkan tidak hanya bersifat fisik, namun juga mencakup informasi tambahan yang dapat membantu proses rekonsiliasi identitas korban.

4. Koordinasi DNA dengan Instansi Terkait

RS Bhayangkara Banjarmasin bekerja sama dengan instansi terkait untuk pemeriksaan DNA, khususnya jika kondisi jenazah memerlukan identifikasi melalui metode laboratorium.

Baca Juga :  Predator Anak di Jepara: Fakta Mengejutkan dari Kamar Kos Tersangka

5. Dukungan Psikologis bagi Keluarga

Selain identifikasi, layanan trauma healing disiapkan untuk mendampingi keluarga korban, memastikan mereka menerima dukungan emosional yang memadai.

Dalam tragedi ini, terdapat tiga korban yang berkewarganegaraan asing. Polda Kalsel akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi untuk memperlancar penyelidikan serta pemulangan jenazah.

Data yang dikumpulkan tim antemortem akan dicocokkan dengan hasil tim rekonsiliasi. Proses ini menjadi dasar penentuan identitas setiap korban. Meski demikian, waktu identifikasi bisa berbeda-beda, tergantung kondisi jenazah. Jika masih memungkinkan, identifikasi dapat berlangsung cepat. Namun, bila korban mengalami luka bakar atau pembusukan, maka pemeriksaan DNA menjadi metode utama, yang memerlukan waktu lebih lama.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah ini. Prioritas kami adalah memastikan identitas setiap korban diketahui dengan tepat, menghormati martabat mereka, serta memberikan dukungan maksimal kepada keluarga yang berduka. Kami memohon doa agar proses ini dapat berjalan lancar,” jelas Adam Erwindi.

Baca Juga :  KKB Kembali Berulah, Tewaskan Tukang Ojek di Puncak Jaya

RS Bhayangkara Banjarmasin tetap fokus pada akurasi dan kecepatan proses DVI, sambil memastikan bahwa seluruh prosedur dilaksanakan secara profesional. Dukungan dari masyarakat serta pihak terkait menjadi kunci agar proses identifikasi korban helikopter Meratus dapat terselesaikan dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *