Flim  

Reza Rahadian dan Christine Hakim Sempat Ribut Besar di Balik Layar Film Pangku

Reza Rahadian dan Christine Hakim Sempat Ribut Besar di Balik Layar Film Pangku
OFFICIAL POSTER FILM “PANGKU” – Dok. Foto Via fedinuril

Salingka Media – Dunia perfilman kerap menyajikan kisah gemilang di layar lebar, namun di balik itu, proses kreatif bisa jadi merupakan medan pertempuran ide dan visi. Baru-baru ini, aktor kawakan yang merambah kursi sutradara, Reza Rahadian, secara terbuka membagikan sebuah pengalaman yang jarang terungkap, yaitu ketegangan hebat yang ia alami saat menggarap film debutnya, Pangku. Siapa sangka, perdebatan sengit itu melibatkan aktris legendaris yang juga merupakan lawan mainnya di banyak film, Christine Hakim. Pengakuan ini tentu saja mengejutkan publik, mengingat kedekatan dan profesionalisme kedua insan perfilman papan atas tersebut. Ketegangan ini menjadi catatan penting dalam perjalanan Reza Rahadian sebagai sineas baru yang harus berhadapan dengan perbedaan visi kreatif bersama seniornya.

Pengakuan mengejutkan ini disampaikan oleh Reza dalam sebuah perbincangan santai yang ditayangkan di kanal YouTube Raditya Dika pada Rabu, 22 Oktober 2025 lalu. Dalam sesi siniar tersebut, Reza tidak ragu menceritakan pahit manisnya proses di belakang kamera sebagai seorang sutradara yang baru pertama kali menyutradarai film panjang.

Menurut pemeran utama yang dikenal lewat perannya sebagai BJ Habibie ini, perselisihan serius yang ia alami terjadi jauh sebelum proses pengambilan gambar dimulai, tepatnya saat sesi diskusi mendalam tentang naskah. Hal ini membuktikan betapa vitalnya tahap pra-produksi dalam menentukan kualitas dan arah sebuah karya. Perbedaan pandangan antara Reza dan Christine Hakim terpusat pada eksistensi salah satu karakter dalam alur cerita film Pangku.

Baca Juga :  Film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa' Siap Hadir di Bioskop, Hanung Bramantyo Sampaikan Pesan Khusus untuk Penonton

Christine Hakim, sebagai aktris senior dengan jam terbang yang tak tertandingi, menyampaikan keberatannya dan merasa bahwa karakter tersebut tidak memiliki urgensi yang memadai untuk dipertahankan. Namun, di sisi lain, Reza Rahadian yang bertindak sebagai nahkoda dan penentu visi artistik, bersikeras bahwa karakter yang dipermasalahkan itu memegang peranan kunci dalam menopang keseluruhan narasi.

“Berantem besar nih kami, ribut nggak tegur-teguran seminggu,” ujar Reza, mengungkapkan betapa seriusnya friksi yang terjadi di antara mereka. Pernyataan ini menunjukkan bahwa perbedaan visi kreatif tersebut sempat mencapai titik didih yang cukup tinggi, sampai-sampai komunikasi profesional di antara keduanya terputus selama tujuh hari penuh. Kondisi ini tentunya sempat menimbulkan kekhawatiran, mengingat betapa pentingnya sinergi antara sutradara dan aktor utama, apalagi dengan aktris sekaliber Christine Hakim.

Baca Juga :  Sutradara Riri Riza Produksi Film Di Obyek Wisata Saribu Rumah Gadang

Sebagai sutradara, tugas Reza bukan hanya mengarahkan, tetapi juga meyakinkan tim, terutama aktor, terhadap setiap elemen yang ia putuskan. Ketegasan Reza untuk mempertahankan karakternya dilandasi oleh pertimbangan yang matang mengenai kontribusi karakter tersebut pada alur emosi dan plot cerita. Ia menyadari bahwa sebagai sutradara debut, ia harus mampu mempertahankan argumennya secara profesional di hadapan aktris yang pengalamannya sudah sangat diakui dunia.

Meskipun tensi sempat meninggi, perdebatan profesional tersebut pada akhirnya mencapai sebuah resolusi yang konstruktif. Titik terang ditemukan setelah Reza memberikan penjelasan yang lebih komprehensif dan detail mengenai alasan esensial di balik keberadaan karakter tersebut. Penjelasan mendalam dari Reza ini berhasil membuka pandangan Christine Hakim tentang pentingnya karakter tersebut bagi konstruksi cerita film Pangku.

“Setelah Ibu baca dan kamu menjelaskan lebih detail, now I get it why you need this character,” tutur Reza, menirukan ucapan Christine Hakim yang akhirnya memahami dan menyetujui keputusan sang sutradara. Momen ini menegaskan bahwa dalam proses kreatif, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, bahkan diperlukan, selama kedua belah pihak memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan karya terbaik. Resolusi konflik ini juga menjadi bukti nyata profesionalitas Christine Hakim yang mampu menerima visi sutradara setelah mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Baca Juga :  Pria Ini Nekat Tombak Penagih Utang Setelah Adu Mulut Sengit

Insiden ini bukan hanya sekadar cerita di balik layar. Lebih dari itu, pengalaman ini memberikan gambaran tentang tantangan unik yang dihadapi seorang aktor senior ketika bertransisi menjadi sutradara, terutama ketika berkolaborasi dengan aktor senior lainnya. Proses ini mengajarkan bahwa dalam seni, kolaborasi sering kali melibatkan negosiasi yang intensif antara berbagai perspektif artistik untuk mencapai sebuah karya yang utuh dan kuat. Film Pangku sendiri diharapkan menjadi penanda keberhasilan Reza Rahadian sebagai sutradara, sebuah harapan yang muncul dari proses kreatif yang penuh dinamika ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *