
Salingka Media – Warga Nagari Lagan Hilir Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, mendadak gempar. Peristiwa tragis pada Rabu (22/10) sekitar pukul 10.00 WIB itu melibatkan seorang pemuda lajang yang ditemukan tak bernyawa. Korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dapur rumah orang tuanya, sebuah kejadian yang kini menjadi sorotan utama di kalangan masyarakat setempat. Kasus ini menambah daftar panjang perhatian serius terhadap isu kesehatan mental dan tekanan hidup, terutama di kalangan mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Korban diidentifikasi bernama Mesri Edrison, berusia 30 tahun. Keterangan dari pihak kepolisian dan saksi menyebutkan bahwa Mesri diketahui sebagai pemuda yang tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan tetap. Jasadnya ditemukan oleh salah seorang tetangga yang kemudian berteriak histeris meminta bantuan. Saat ditemukan, kondisi tubuh Mesri sudah dingin dan kaku. Leher korban terlilit seutas tali plastik yang diikatkan pada kayu atap di bagian dapur belakang rumah. Penemuan gantung diri di dapur rumah ini langsung menarik perhatian warga Kampung Bukit Putus Dalam, lokasi kejadian.
Saksi mata yang pertama kali menemukan korban adalah Nawan, seorang warga berusia 70 tahun. Kapolsek Linggo Sari Baganti, AKP Welly Anoftri, membenarkan informasi tersebut. Menurut keterangan AKP Welly, Nawan mendatangi kediaman korban dan terkejut mendapati Mesri sudah tergantung menggunakan tali plastik yang diperkirakan memiliki panjang sekitar dua meter. Teriakan Nawan lantas memanggil anggota keluarga dan kerabat, termasuk Rosni (40) yang merupakan bibi dari korban.
Tanpa menunggu lama, keluarga dan warga sekitar segera bergotong royong menurunkan jasad korban dengan memotong tali yang melilit lehernya. Pihak keluarga kemudian melaporkan peristiwa tragis ini kepada aparat kepolisian setempat. Setelah menerima laporan, tim dari Polsek Linggo Sari Baganti bersama dengan tenaga medis dari Puskesmas Air Haji langsung bergerak menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi korban. Hasil pemeriksaan tenaga medis mengonfirmasi bahwa korban memang telah meninggal dunia.
Dugaan kuat mengarah pada aksi bunuh diri. Keyakinan ini diperkuat oleh sejumlah temuan di tempat kejadian perkara (TKP). Tim kepolisian tidak menemukan adanya tanda-tanda luka atau unsur kekerasan pada tubuh Mesri Edrison, sebuah indikasi yang sangat penting dalam mengarahkan penyelidikan. Keluarga korban juga memberikan pernyataan yang mendukung dugaan bunuh diri, bahkan secara tegas menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Keyakinan keluarga ini menjadi pertimbangan kuat bagi proses penanganan kasus.
AKP Welly Anoftri menambahkan bahwa timnya telah melakukan olah TKP secara menyeluruh dan mengumpulkan keterangan dari para saksi di lokasi kejadian. Sebagai barang bukti, kepolisian mengamankan seutas tali plastik sepanjang sekitar dua meter yang digunakan oleh korban dalam aksi gantung diri di dapur rumah. “Dugaan sementara, korban meninggal dunia karena bunuh diri akibat masalah pribadi dan depresi yang dialaminya,” tegas AKP Welly, menjelaskan motif awal dari kasus ini berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan.
Kasus ini menjadi pengingat yang menyedihkan akan pentingnya kepedulian sosial dan dukungan psikologis di tengah masyarakat. Tekanan hidup, apalagi yang berkaitan dengan kondisi finansial seperti status pengangguran, dapat memicu masalah kejiwaan serius. Menutup keterangannya, AKP Welly Anoftri menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah yang terjadi. Ia juga tidak lupa mengimbau seluruh lapisan masyarakat, khususnya di wilayah hukumnya, agar lebih peka dan peduli terhadap kondisi psikologis anggota keluarga maupun lingkungan sekitar.
Pihak kepolisian menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam memperhatikan satu sama lain. “Kami mengharapkan masyarakat bisa saling memperhatikan satu sama lain untuk mencegah hal serupa terjadi. Masyarakat harus peduli jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah atau menunjukkan tanda-tanda depresi,” tutupnya, mengingatkan bahwa pencegahan kasus bunuh diri adalah tanggung jawab kolektif. Kasus penemuan pemuda gantung diri ini diharapkan menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari.





